Saat itu, Aldo sangat penasaran dengan gina yang berubah dalam seketika. Perhatiannya, rasa peduli nya, dan rasa bersahabatnya semakin memudar bahkan hampir lenyap. Aldo tidak mengerti, dimana ia menyimpan letak kesalahannya. Hingga gina, gadisnya yang selama ini ia sukai tiba-tiba seperti menjaga jarak dengan nya. Sudah hampir 2 Minggu, ia tidak melihat gina yang dulu ia kenal. Bingung, sudah pasti!
"Gin, kamu kenapa? Apa aku berbuat salah?" Tanya Aldo, saat ia sudah pulang dari Surabaya.
Gina tersenyum, ia duduk di lain tempat, tidak di samping Aldo seperti sebelumnya. "Kenapa kamu pindah duduk?" Tanya cowok itu.
"Boleh kan, kalau aku duduk sendiri. Aku cuma mau sendiri kali ini" balas gina lembut, meskipun tak dapat di pungkiri gadis itu terlihat menahan beban. Aldo mengerti itu.
"Baiklah. Aku harap, kamu akan terbuka nanti" ucapnya membalas senyum gina.
Semakin gencar mencari kebenaran atas perubahan gina, Aldo memutuskan untuk mengintai kemana pun gina pergi. Ia terheran saat gina pulang ke rumah lutfan setiap hari. Ia tahu itu rumah lutfan karena sebelumnya sempat kerkom tugas kwu. "Kenapa gina pulang kesini?" Gumamnya dengan meninggalkan berbagai pertanyaan di otaknya.
Sudah hampir 2 Minggu gina tak mendekatinya bahkan tak menyapanya. Ia sudah tau alasan gina berubah karena setiap hari gina selalu pulang ke rumah lutfan, ia sudah mendapat bukti saat gina membawa koper dan melihat lutfan memeluk gina dengan perasaan sedih. Saat itu perasaannya sangat berkecamuk tak tenang. Jiwanya marah saat mengetahui gadis nya sudah di milik orang lain. Meskipun begitu, di benak Aldo ia masih sangat menyimpan rasa sayangnya dan rasa peduli pada gadis itu.
"Hubungan kalian sangat spesial! Aku tak bisa menghentikannya. Karena kalian sudah terikat" ucapnya kecewa, ia masih memandangi pasangan itu dari balik pohon besar sebrang rumah lutfan. "Apa aku nyerah gitu aja?" Gumamnya menahan rasa sakit hatinya karena merasa di bohongi gina.
Sejak 2 Minggu terakhir itu, sudah seminggu Aldo sama sekali tidak memulai obrolan dengan gina. Ia marah, gina sangat tidak terbuka dengannya. Padahal ia mungkin akan menerima itu jika mendengar langsung dari gadis itu. sudah dapat menduga gina menjauhinya karena suruhan lutfan agar ia menjaga jarak. Pantas saja dulu lutfan sangat kekeh ingin membonceng gina dan mengantarkan nya pulang. Ternyata ada maksud dari itu semua.
Di balik itu, gina frustasi. Ia berada di ambang kebingungan. Asal ia salah langkah, mungkin hidupnya akan semakin kacau. Untuk saat itu, ia lebih sering diam dan tertutup.
Pertama karena desakan lutfan yang menyuruh nya menjaga jarak dengan Aldo, ia terima itu.
Kedua ia yang mendapatkan ancaman sari, dan ia terima itu. Ia cuek dan terkesan tidak peduli bukan karena kemauannya, melainkan karena kemauan mantan pacar lutfan yang mendesak dan memaksa bahkan mengancamnya. Ia tak dapat berkutip saat sari hampir mendorongnya ke bawah saat di ujung kelas teratas.
Dan untuk Aldo, ia sangat terpaksa. Menjauhi sosok Aldo yang sama sekali tidak bersalah dan tak terlibat apapun membuatnya benci pada dirinya sendiri. Ia benci kenapa harus berada dalam pilihan yang sulit itu. Bahkan, sejak 1 Minggu terakhir, Aldo tak lagi menemui nya untuk sekedar menyapa. Ia seperti terlihat lelah menghadapi nya. Tatapannya tak seteduh dulu, ia seperti menyimpan rasa marah yang tertahan. Sepeti ingin di lampiaskan tapi tak tau harus kemana ia melampiaskannya.
Gina frustasi dengan hal itu, ia seringkali menangis di ujung perpus. Memojokkan dirinya dengan berpura-pura membaca buku. Sebegitu pedih hidupnya, andai jika ibunya tahu. Mungkin akan ada senderan bahu dan pelukan hangat yang menenangkan dari ibunya. Dan beberapa nasehat yang mungkin bisa menjernihkan otaknya.
Namun itu semua ia tutupi, tak ingin membuat ibu apalagi ayahnya menyesal telah menikahkan dirinya di usia muda. Mungkin inilah resiko nikah mudah serta nikah sma. Perasaan, perilaku, dan sikap masih di ambang rasa kelabilan.
"Aku sudah belajar untuk dewasa! Tapi semakin aku belajar dewasa, ku rasa tantangan ku semakin rumit untuk ku hadapi" batin gina menahan semua beban dalam hati nya. Ia membatin sendiri, andai ia memiliki 1 saja sahabat yang benar-benar bisa membuatnya percaya dan tenang. Mungkin ia bisa sedikit berbagi cerita pedihnya. Namun, kenyataanya tak seperti angannya.
Aldo dalem banget cinta gina nya, gak kayak lutfan!
Dasar lutfan labil :(Selasa, 28 April 2020
09.48
KAMU SEDANG MEMBACA
you are everything
Teen FictionIni rumit,tidak mudah memperjuangkan cinta seorang diri, apalagi aku wanita. bagaimana jika kamu jadi aku? di jadikan layaknya pembantu dirumah, dijadikan pelampiasan dirinya atas kebenciannya pada keluargaku. aku paham hadirku bencana bagi hidupmu...