38. Gina&Lutfan

274 13 2
                                    

Setelah makan malam berdua, mereka kembali ke kamarnya. Mereka berniat untuk belajar karena esok ada ulangan harian fisika.

Suara gemuruh hujan tiba-tiba mengguyur bumi. Di campur dengan geledek yang sedikit keras. Gina bergidik sambil terus membaca doa dalam hati "gak usah takut. Kan ada aku" lutfan menenangkan.

"Siapa juga yang takut" kilah gina, kali ini tubuhnya sudah mulai menggigil.

Lutfan yang peka langsung saja mengambil selimut dan menutup sekujur tubuhnya gina "eh" kagetnya.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Menghangatkan kamu" balas lutfan.

"Gak liat aku lagi ngapain? Peka sih peka, tapi itu terlihat bodoh jika di lakukan"

Lutfan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung harus apa dirinya sekarang "terus?" Tanya lutfan lugu.

Gina mendengus, ia menyingkap kembali selimut yang menutupi tubuhnya "liat nih! Aku lagi belajar" omelnya.

Lutfan ber oh ria, entah mengapa ia jadi terlihat bodoh kali ini. Lutfan membuka lemari dan mengambil jaket. Ia memakaikan jaket nya ke tubuh gina.

"Duh susah banget sih" frustasi gina melihat macam-macam rumus vektor yang beranak. Kapasitas otaknya yang minim membuat otaknya jadi cepat ngebul.

"Ada yang sulit?" Tanya lutfan sambil terus mengotak-atik jawaban yang sedang ia isi.

"Banyak"

"Apa tuh, mau di ajarin?" Lutfan menawarkan.

"Mau" balas gina bersemangat, ia duduk menghadap lutfan lalu menyiapkan bukunya.

Lutfan menghentikan kegiatannya, ia fokus pada gina yang sedang ia bimbing. Sedikit demi sedikit materi dan rumus yang lutfan ajarkan terserap di otak gina yang saat ini sudah ngebul. Tapi baru setengah pembelajaran, gina sudah menguap dan tak fokus kembali.

"Stop. Aku gak kuat" ucap gina pasrah.

"Belum apa-apa, masih jauh ke materi selanjutnya" lutfan tak terima, ia tak ingin nilai gina turun dan tak bisa masuk universitas impiannya.

"Aku capek. Ngantuk" gina menguap, ia menyandarkan kepala nya pada buku yang berada di atas meja. Lutfan menggeleng kan kepala melihat tingkah laku gina.

"Mudah-mudahan, besok ada keajaiban sehingga kamu bisa dapat nilai bagus"

Lutfan merapikan buku-bukunya sekaligus buku milik gina setelah itu baru membopong gina menuju kasur. Namun saat tangan lutfan sudah terkait dengan tubuh gina, gina langsung beranjak sendiri, dan berjalan ke arah kasur. Lutfan melotot tak percaya. Dalam hati ia malu, karena kepergok. Tapi gina biasa saja, ia sudah kembali ke alam mimpi lagi saat ini.

Lutfan bernapas lega, ia sedikit kikuk sebelum akhirnya ia menyusul gina ke alam mimpi. Ini pertama kalinya ia tidur bersama gina dengan rasa yang sudah berubah. Mungkin dulu ia tidur di samping gina hanya untuk menjaga dan menemani gadis itu agar tak kesepian. Namun kali ini berbeda, ia tidur dengan gadis yang ia cintai. Rasanya pun berbeda, senang menggelitik. Entah mengapa, pikiran kotor menyelimuti otaknya

"Enggak enggak! Hush hush sana" lutfan mencoba menampik pikiran kotor itu.

"Kamu ngusir aku" gina yang sadar tidak sadar mendengar lutfan seperti sedang mengusirnya.

Lutfan menoleh, menatap gina yang kini sedang menatapnya dengan tatapan polos tak berdosa. "Enggak kok"

Gina tak memperdulikan keanehan itu, ia lanjut lagi tidurnya. Lutfan bernapas lega. Untuk pertama kalinya, seharian ini ia terlihat bodoh di hadapan gina.

***

Gina kewalahan, ia menyesal telah mengabaikan waktu semalaman yang harusnya ia pakai untuk belajar, bukan malah tidur.

Menggaruk kepala, memutar pelipis, mengotak Atik rumus buatannya, namun tak ada yang berhasil. Satu tujuan pun tak ada yang terpecahkan sedari tadi.

Ia hanya bisa menjawab beberapa pertanyaan yang soalnya bukan harus menghitung dengan berbagai rumus.

"Ayok kumpulkan!" Perintah bu jeje

"Baiklah, gue siap remedial" pasrah gina. Ia hanya mampu menjawab 7 soal dari 10 yang mana ia yakin jawaban yang benar hanya 4, sisanya? Jangan tanya. Karena itu semua menggunakan rumus dan hasilnya beranak.

Lutfan bernapas lega seusai memberikan kertas soal tersebut kepada Bu jeje, ia melirik sekilas gina yang nampak sangat frustasi. Ia terkekeh melihat tingkah gadis itu yang sangat lucu. Saat ini gina terlihat tidur di atas pangkuan meja.

"Jangan malas-malasan lain kali" gumam lutfan berbicara pada gina namun gadis itu tak menyadarinya.








Jumat, 29 Mei 2020
12.56

Maaf baru up lagi, mood author tenggelam di bawah wawasan pandemi

you are everythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang