Akhirnya mereka sampai di rumah lutfan dengan selamat, meski mereka sempat ngebut untuk menyamai kecepatan lutfan karena ia yang tak kira-kira menancap gas, akhirnya mereka berada di depan rumah yang besar nan luas itu.
"Masuk" titah lutfan
Mereka pun masuk bersamaan, lalu matanya menilai setiap sudut ruangan lutfan yang semuanya mewah, tidak ada barang yang berantakan. Semuanya tertata rapi.
"Ini serius rumah lo fan?" Tanya dera, matanya tak lepas berkeliling menilai setiap sudut ruangan rumah lutfan.
"Iya" jawab lutfan singkat.
"Gila parah, kalau gue jadi istri dia. Gue bakal jadi orkay dadakan. Aduh lutfan sayang kok gue jadi ngarepin Elo ya" batin dera berhalusinasi. Mendadak semangat juang nya untuk mendapatkan hati lutfan meningkat. Tak peduli sekeras apapun nanti jika ia di tolak.
"Kita langsung ke dapur saja" ucap lutfan, lalu yang lain mengikuti.
Semuanya mengeluarkan bahan-bahan yang mereka bawa lalu menyimpannya di meja dapur, banyak sekali bahan-bahan yang mereka bawa dan semua itu komplit, membuat lutfan bersemangat untuk membuatnya.
Lutfan mengambil alat-alat yang di perlukan seperti baskom, centong, dan lainnya yang di butuhkan.
Sedangkan bahan-bahannya sudah di jejer-jejerkan di meja, bahan-bahan itu meliputi bayam, tepung beras, maizena, garam, air, Bawang putih, kunyit, dan ketumbar.
"Pertama-tama kita ngapain dulu?" Tanya aldo setelah semuanya nampak siap.
"Pertama yaitu kita harus ngehalusin bumbu penyedap nya" ucap lutfan mulai memperagakan
"Dera, ambilkan bawang putih, kunyit, dan ketumbar yang di sana" tunjuk lutfan kepada dera, karena posisi dera berada di dekat bahan-bahan yang lutfan sebutkan.
Dengan semangat dera langsung mengambil bahan-bahan itu, lalu mendekat ke arah lutfan lalu memberikannya. Ia sengaja mempertipis jarak agar bisa berdekatan dengan lutfan, dan saat memberikan bahan-bahan itu dengan sengaja dera memberikannya agar tangannya menyentuh tangan lutfan. Sungguh modus yang basi!.
Lutfan terlihat tidak nyaman dengan sikap dera, ia sudah tahu modus seperti ini sudah biasa banyak yang melakukannya di kelas dan di manapun.
"Dera, kembali ke tempat duduk Lo" titah lutfan, dera yang sedari tadi memperhatikan lutfan di samping tubuh cowok itu langsung kembali duduk ke bangkunya dengan muka kesal.
Lutfan mulai mengupas, di bantu oleh gina yang berada di samping lutfan. Dan di samping kanan gina ada Aldo. Aldo yang melihat itu langsung ikut membantu gina mengupas bawang.
Setelah semuanya siap, lutfan menyuruh sesel mencuci bahan yang barusan di kupas. Sesel menurut, tanpa banyak kata ia berjalan ke wastafel dan mencucinya.
Sesel kembali dengan bahan yang sudah bersih, lutfan langsung menghaluskan bumbu itu menggunakan blender.
"Dera, daripada Lo gada kerjaan. Lebih baik Lo cuci bayam nya tuh!" Titah lutfan yang sedari tadi jengah melihat tingkah dera yang selalu memperhatikan lutfan kemana pun lutfan berjalan.
Dera terkesiap, mencuci bayam? Ah itu bukan pekerjaan nya. Apalagi bayam itu cukup kotor dengan tanah "Ta.. tapi kan kotor" balas dera mengeluh.
"Justru kotor dia suruh cuci. Lo mau kotor-kotor di masak?" Sesel ikut bicara.
"Ya Lo aja sel, gue ogah" ucap dera yang malah mengoper pekerjaan ke sesel.
"Ogah, gue tadi udah bantu cuci bahan-bahan dan ngupas. Sedangkan elo? Cuma di suruh ambil bahan yang jaraknya 2 centi dari lo doang" jengah sesel. Ia sudah hafal sifat dera yang manja dan sok bersih.
"Sudah sudah. Biar aku aja yang cuci" ucap gina menengahi, ia tidak ingin melihat keributan apalgi di depan matanya.
Gina langsung mengambil bayam dan memisahkan daunnya. Karena yang akan di gunakan hanya daunnya, sedangkan batangnya tidak terpakai.
Lagi-lagi aldo ikut membantu, lutfan yang melihat itu semakin kesal di buatnya. Sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa ia sedang membuka garam yang masih baru menggunakan pisau. Dan tak sengaja pisau itu menggeret lengan nya, walau sedikit namun rasanya perih "awshh" jerit lutfan lalu membuang pisau itu ke sembarang arah
Semua yang melihat kejadian itu terlonjak kaget, mereka semua menghampiri lutfan.
"Astaga lutfan" panik gina. Ia menghampiri lutfan dan tak menghiraukan Aldo dan daun yang sudah ia bersihkan. Aldo menoleh keheranan.
"Khawatir banget ke lutfan. Kok aku cemburu ya" batin Aldo melihat gina yang sedang memegang lengan lutfan sekedar mengecek luka di tangan cowok itu.
Gina yang melihat nya jadi ngeri. Buru-buru ia mengambil kotak p3k yang terletak di ruang tengah. Semua temannya memperhatikan gerak-gerik gina yang seakan sudah hafal dengan rumah ini. Banyak tanda tanya yang terbesit dari ke 3 orang yang berada disitu.
"Gina, kenapa Lo tau letak kotak p3k. Lutfan kan gak kasih tau Lo?" Tanya dera mengintrogasi, jujur ia tidak suka pada gina yang sok tahu.
"A..anu ii... Ini tadi aku pas masuk rumah ini sempat liat ada kotak p3k, jadi aku main ambil aja sekarang. Maaf ya lutfan" jelas Gina lalu di akhir melirik lutfan agar lutfan mau di ajak berdrama untuk saat ini.
"Iya" jawabutfan singkat, kasihan juga gina. Selalu beralasan untuk menutupi rahasianya.
"Sini obatnya" lutfan mengambil obat itu dengan kasar, gina kaget dengan perlakuan itu. Mamun karena seakan sudah biasa, ia mampu mengontrol nya.
Tiba-tiba dengan lancangnya dera mengambil alih lutfan yang sedang berusaha mengobati lukanya "sini sini, biar gue aja fan" dera mengambil paksa betadine di tangan lutfan dan mengobati itu. Mengambil hansaplas dan menempelkannya ke luka tersebut. Gina panas di buatnya, ia kesal. Harusnya ginalah yang mengobatinya, bukan orang lain.
Tanpa tau di sisi lain ada seseorang yang terluka karena melihat gadis yang di cintai nya memperhatikan orang lain dengan begitu perhatian.
Next part nya tunggu ya..
Yang penting kalian vote aja dulu
See you :)

KAMU SEDANG MEMBACA
you are everything
Teen FictionIni rumit,tidak mudah memperjuangkan cinta seorang diri, apalagi aku wanita. bagaimana jika kamu jadi aku? di jadikan layaknya pembantu dirumah, dijadikan pelampiasan dirinya atas kebenciannya pada keluargaku. aku paham hadirku bencana bagi hidupmu...