20. Rebutan

314 15 2
                                    

Sebenarnya apa yang terjadi
Kenapa kamu berbeda belakangan ini?

~aldo

Lutfan mendengus pasrah setelah berdebat dengan gina. Ternyata gadis itu pintar juga beradu argumen. Meskipun lutfan lebih mahir, namun ia lebih baik mengalah.

"Oke, kamu boleh sekolah. Tapi jangan kemana-mana pas istirahat! Harus selalu di kelas"

"Iya" sahut gina dengan semangat. Akhirnya ia di izinkan sekolah.

"Dan jangan mau di ajak teman keluar atau ngelakuin hal yang capek" ujar lutfan lagi

"Aku bahkan gak punya teman"

"Selain Aldo" sambungnya.

"Aldo lagi Aldo lagi, kamu tuh ya. Jauhin dia kenapa sih" omelnya, kali ini sifat posesif nya sudah muncul. Gina pun bingung sendiri jadinya.

"Dia baik, gak ada alasan buat aku jauh sama dia"

Lutfan memutar malas bola matanya, gadis itu selalu membela Aldo yang jelas-jelas sudah membuatnya merasa aneh, mungkin bisa di bilang cemburu "ya ya ya, what ever"

***

Gina memasuki kelasnya, ia melihat tidak ada yang aneh di tinggal tidak sekolah seharian. Teman nya itu nampak bercanda gurau tanpa peduli dengannya. Sudah biasa! Gina pun sudah tidak ingin bersedih hati karena tidak memiliki teman. Toh lebih baik ia hanya memiliki 1 teman di banding 1000 teman yang ternyata semuanya munafik.

Namun kali ini ia merasa bertambah 1. Ya! Sejak ia menikah dengan lelaki itu, lutfan terlihat lebih dekat dengannya. Namun yang membingungkan, kenapa ia dekat dengan cowok yang cukup terkenal di kelasnya. Bukan apa, ia hanya takut di bully. Apalagi dirinya tidak memiliki teman yang nanti akan membela, setidaknya ia harus memiliki teman perempuan. Namun sepertinya, tidak ada yang ingin berteman dengannya.

Aldo memasuki kelas dengan sumringah, ia tahu gina sudah kembali masuk meski tadi ia sempat melihat gina sedang mengobrol dengan lutfan sepanjang perjalanan ke kelas. Oleh sebab itu Aldo lebih baik mengalah dan tidak ikut menimbrung dengan mereka. Takut mengganggu.

"Hai gin" sapa Aldo, seperti biasa Aldo selalu menyapa nya.

"Hai juga do"

"Kamu sakit ya kemarin?" Tanya aldo seraya membenarkan duduknya setelah menata tas.

"Iya"

"Eh ngomong-ngomong, aku kemarin ke rumah kamu lho. Tapi kamu nya gak ada, kemana?" Tanya Aldo penasaran, hal itu membuat gina bingung menjawab apa. Aldo belum ia beritahu pernikahannya. Dan ia pun belum siap untuk menceritakan itu, takut membuat Aldo sakit hati. Karena Aldo sempat menyatakan cinta nya, namun gina menolak dan memilih bersahabat.

"Emm,.. itu aku kemarin lagi ke dokter, kebetulan kamu datang mungkin pas aku masih di rumah sakit, jadi gak ketemu deh" balas gina beralasan.

"Oh iya kali ya. Ibu kamu juga bilang gitu kemarin" timpal Aldo, hal itu membuat kelegaan gina karena ibunya mengucapkan hal yang sama.

"Btw hari ini jadi kan kita kerkom?" tanya Aldo lagi, ia memang akrab dengan gina, tak heran jika mereka sering mengobrol.

"Iya jadi"

"Syuutt jangan berisik!" Ucap lutfan memarahi. Sebenarnya bukan karena keberisikan mereka, namun ia jengah mendengarkan obrolan basi mereka! Entah mengapa, lutfan menjadi aneh semenjak putus dengan sari.

Gina menunduk pasrah, Aldo menghela napas jengah. Ketua kelasnya itu memang sering seenaknya sendiri "iya maaf" ucap Aldo.

Semua kembali belajar dengan tenang. Hingga jam berganti jam dan akhirnya waktu pulang pun tiba.

"Gue tunggu di parkiran" ucap lutfan lalu berdiri dan berjalan ke arah parkiran, di susul oleh teman sekelompok nya yang lain.

"Gin, kamu nebeng sama aku aja ya" tawar Aldo.

Saat gina ingin menjawab, tiba-tiba lutfan ikut bicara, menjawab ajakan Aldo "dia bareng gue, tadi pagi kita sudah janjian" lutfan menatap Aldo datar. Aldo tidak suka dengan tatapan itu, seakan gina adalah milik lutfan, cowok itu bisa seenaknya.

"Lo siapa nya dia? Gua biasa bareng gina setiap hari. Gak ada hak Lo ya" Aldo membalas tak kalah ketus.

"Heh asal Lo tahu, gue itu.." ucapan lutfan terpotong karena gina memotong nya "sudah sudah, kenapa sih kalian kayak bocah banget" ucap gina menengahi, mana mungkin ia diam saja saat lutfan hampir membongkar rahasianya.

"Gin, kamu pilih bareng dia atau aku?" Tantang Aldo, ia sangat yakin bahwa gina lebih memilihnya.

"A..a..aku,, iya aku bareng kamu" ucapnya pelan. Lutfan mendengus, sudah ia duga pasti gina akan memilih aldo.

"Eh lutfan, gue nebeng Lo ya. Gue kan gak bawa motor" punya dera tiba-tiba muncul, membuat lutfan semakin malas dengan orang di sekitarnya.

"Nebeng aja sama sesel, kalian kan sesama cewek" balas lutfan ketus, dera cemberut kesal karena merasa di abaikan lelaki idamannya.

Lutfan menaiki motornya lalu memakai helm full face miliknya, dan melajukan motonya duluan. Hal itu membuat yang lain buru-buru mengejar cowok itu. Sudah tahu mereka semua tidak tahu jalan rumah lelaki itu, tapi dengan seenak jidatnya lutfan mendahului, dasar menjengkelkan! Eh tapi, gina tahu. Tapi ia diam, tidak ingin berkata tahu. Takut teman-temannya mencurigainya.

Ingat dengan kemarahan lutfan, dan ia takut akan menjadi pelampiasannya di rumah. Gina buru-buru mengirim pesan di WA, meski ia sedang di bonceng tapi ia berusaha untuk mengetikan sesuatu di hp nya.

Me : kamu jangan marah, aku begini biar rahasia kita gak ketahuan. Plis ngertiin

Send to 'bukan pacar'

Gina buru-buru memasukkan kembali hp nya di kantong, takut aldo lebih dulu mencurigainya. Ia tidak bisa mencari alasan untuk saat ini, karena pikirannya sedang melayang entah kemana.

Sedari tadi Aldo memperhatikan gina melalui kaca spion, ia melihat gina tampak sibuk mengetikkan sesuatu dengan raut wajah cemas. Dan dengan terburu-buru juga ia memasukkannya ke dalam tas.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kamu berbeda belakangan ini?" Batin Aldo bertanya-tanya. Gina tidak terlalu terbuka dengan masalah pribadinya, maka ia akan mencari tahu sendiri. Tentunya dengan batas yang wajar.

Oke skip dulu,
Nantikan di part selanjutnya.
Jgn lupa vote & komen nya ya gais sebagai penyemangat author.
See you 💙

you are everythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang