25. On the way

293 14 2
                                    

Ting teng tong

Bunyi bel rumah cowok itu sangat mengganggu lutfan yang tengah asik memainkan gamenya di ruang tamu.

"Na" lutfan berteriak memanggil gina. Ia sedang di landa malas menemui seseorang di depan.

"Gina" teriaknya lagi saat tak ada respon dari gadis itu.

"Iya apa?" balas gadis itu dengan tergesa-gesa, nampaknya ia baru beres rapi-rapi rumah. Terlihat dari raut capeknya, karena rumah ini cukup luas dan hanya mengandalkan tenaga gina dalam membereskannya.

"Buka pintu, kayaknya ada tamu" jawab lutfan dengan pandangan masih fokus di depan handphone.

Gina patuh, ia langsung berjalan keluar dan menemui seseorang yang sudah menunggu pintu terbuka.

Gina melihat bapak-bapak yang cukup tua itu dari atas hingga bawah. Penampilannya seperti kurir yang mengantar paket.

"Permisi mbak! Apa benar ini rumah tuan lutfan?" Tanya nya ramah.

Gina mengangguk "iya benar pak"

Kurir itu langsung memberikan bungkusan kecil yang entah isinya apa "ini untuk tuan lutfan, sebagai perwakilan saya minta tanda tangan mbak sebagai serah terima" ucap kurir tersebut seraya menyerahkan sebuah kertas, gina langsung menanda tangan asal dan mengembalikkan kertas tersebut kepada kurir.

"Terimakasih mbak! Saya permisi" pamitnya

"Tunggu pak!" Cegah gina.

"Iya mbak? Ada apa?"

"Paket ini dari siapa pak?"

"Saya kurang tau mbak! Yang jelas paket ini berasal dari luar kota"

"Oh gitu ya pak! Ya udah terimakasih pak" kurir tersebut mengangguk dan berlaku pergi.

"Tumben lutfan pesan paket. Biasanya dia langsung nemuin toko bahkan pabriknya langsung kalau mau beli apa apa" pikirnya aneh.

"Itu apa?" Tanya lutfan saat gina berjalan ke arah nya sambil membawa bungkusan hitam berukuran kecil.

Gina mengedikkan bahu lalu memberikan paket tersebut kepada lutfan, karena ia merasa tidak ada hak untuk kepo barang orang.

Lutfan memandang asing paket tersebut. Setaunya, ia tidak memesan apa-apa melalui online.

"Kok atas nama aku?" Tanyanya heran

Gina menatap lutfan heran "Kamu gak pesan ni paket?"

"Enggak" jawabnya singkat

Karena penasaran, lutfan langsung membuka paket tersebut. Begitupun dengan gina, matanya sama-sama tertuju pada benda yang di pegang lutfan.

"Tiket liburan?" Gumamnya berbicara sendiri, namun gina masih bisa mendengarnya.

"Untuk siapa?" Tanya gina kepo.

Lutfan mengedikkan bahu sebagai jawaban ia tidak tahu.

Selembar kertas jatuh saat lutfan ingin melempar bungkusan, lalu ia mengambil dan membacanya.

Tiket liburan kalian ke surabaya. Papah sengaja pesankan tiket karena selama kalian menikah kalian sama sekali tidak holiday, jadi sebagai permintaan maaf karena telat memberi kalian hadiah, papah ingin kalian berlibur di Surabaya. Semua sudah di urus mulai dari hotel dan kendaraan. Kalian hanya perlu bersiap, tiket berlaku hari Sabtu sampai Senin. Gunakan 3 hari itu untuk menambah kedekatan kalian. Karena papah tau, hubungan kalian kurang baik!

Sial! Papah tau dari mana sih ~ batin lutfan.

"Besok kita izin" ucap lutfan memecah keheningan.

you are everythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang