36. Tak percaya

271 13 0
                                    

"ini bukan arah rumah kamu" ujar gina di sela-sela isakannya. Meskipun naik motor gadis itu tetap tak menghentikan tangisnya.

"Aku mau bawa kamu ke suatu tempat"

Gina menautkan alisnya "kemana? Jangan yang aneh-aneh ya"

"Kamu tenang aja. Tempat itu spesial bagi aku. Suasanya yang tenang bisa menular ke jiwa manusia yang lagi gundah. Sama seperti senyum kamu yang selalu menular ke aku untuk ikut tersenyum"

Gina memukul lengan kiri lutfan "jangan ngelucu. Aku lagi gak bisa di ajak ketawa"

"Begitupun sebaliknya. Sedih mu juga menular hingga ke hati ku. Tapi kamu tenang aja, aku punya penawarnya" lutfan melanjutkan kalimatnya tanpa menghiraukan gadis itu.

Gina diam tak menjawab, tiba-tiba tangannya terulur untuk memeluk lutfan. Setelah itu pembicaraan mereka berakhir. Lutfan tersenyum melihat gina memeluknya dan menghentikan tangisnya.

***

"Kok kesini" heran gina saat berada di sebuah danau yang sangat dangkal. Namun anehnya enak di pandang oleh mata.

"Ini tempat favorite aku"

Gina beroh "oh, kamu sering ke sini?"

Lutfan duduk di rerumputan sambil menghadap danau tersebut, di ikuti oleh gina "sering banget"

"Kamu bilang, kesini saat gundah. Berarti kamu sering sedih dong?" Gina menoleh menatap pria yang di ajak bicaranya.

Lutfan tersenyum sambil memandang lurus danau itu.

Gadis itu melihat lutfan yang tersenyum tanpa membalas pertanyaannya. Pandangan nya kembali ke depan. Mereka menatap danau dengan tenang.

"Kamu sudah maafin aku belum?" Tanya lelaki itu tanpa melihat ke lawan bicaranya.

"Sudah"

"Benci aku gak?"

"Enggak"

"Maaf ya, aku benar-benar kelewatan waktu itu. Aku hilang akal. Aku khilaf" ujarnya dengan suara melemah.

Tangan gina terulur untuk menepuk pundak lutfan dan mengelusnya. Ia bersandar di bahu lutfan dengan nyaman. Lutfan melirik sekilas lalu menatap danau kembali.

"Gak papa. Aku cuma gak terbiasa. Aku gak suka aja ada yang nyentuh aku apalagi tanpa izin. Aku merasa gak di hargai"

"Maaf, waktu itu aku cium kamu tanpa izin"

"Aku gak mau bahas itu lagi"

"Bosen, cerita dong" lanjut gadis itu.

Lutfan tampak sedang berpikir "mm... Mau dengar cerita aku ga?" Tawarnya.

Gina mengangguk ringan di dalam sandarannya "boleh"

"Dulu, waktu aku kecil aku pernah hajar anak orang"

Gina terlonjak kaget "hah?"

"Yang datang bela aku cuma pembantu aku bi Minah. Mamah dan papah sibuk kerja. Setiap aku buat masalah, mereka datang untuk memarahi bukan membela. Padahal dulu aku gak salah. Aku cuma membela diri saat kakak kelas malak aku. Tapi karena aku yang suka hajar-hajar orang sembarangan. Ya aku jadi bablas deh ngehajar kakak kelas itu"

Gina mengangguk-anggukan kepala tanda paham "terus?"

"Sejak saat itu, mamah pindahin aku sekolah. Padahal aku gak terima karena aku sudah terlanjur nyaman sekolah di situ. Aku sempat marah dan gak keluar rumah. Dari situ aku jadi homeschooling. Awal SMA, baru deh aku di sekolahkan di sekolah umum lagi"

"Terus apa yang kamu rasakan di hari pertama bersekolah di sekolah umum?"

"Canggung. Ya bingung aja gitu, biasanya bangun tidur langsung di suguhkan buku-buku tebal. Sekarang harus beranjak untuk mandi, sarapan, otw sekolah. Soal lingkungan, aku gak terlalu dekat dan gak terlalu menghindar dari orang lain. Aku jadi ketua kelas dari kelas 10, karena ada suatu alasan"

"Apa tuh?" Tanya gina penasaran.

Lutfan tersenyum sendiri "Yang ini aku gak akan cerita"

Gina mengangguk, tak ingin terlalu kepo dan memaksa pribadi orang lain.

"Gantian dong"

"Gantian apa?"

"Cerita tentang masa lalu kamu"

"Aku gak punya masa lalu yang bisa di ceritakan" balas nya

"Yahh gabisa gitu dong. Kita harus fair" protes lutfan sambil berdecak.

Gina tampak berpikir sebelum menjawab "apa ya? Aku gak puya hari spesial ataupun hari buruk di masa lalu. Setiap hari keadaan selalu sama. Aku bangun tidur sudah di disiapkan sarapan. Pergi ke sekolah, ke tempat kerja, pulang, makan malam bersama, belajar tidur. Begitu di ulang-ulang".

Lutfan menggangguk ringan "kalau hati, ada yang spesial gak?" Tanyanya, inilah waktu yang tepat untuk kepo dengan isi hati gina sebenarnya.

Gina menerawang pikirannya, mencoba mengingat-ingat isi hatinya sendiri "gak pernah" jawabnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Bohong! Mustahil lah remaja ukuran kita gak pernah jatuh cinta" kilah lutfan. Ia tak percaya gina tak pernah menyukai seseorang.

"Tau aja, kalau aku lagi bohong" ucapnya malu-malu

"Jadi siapa, orang yang udah bikin kamu jatuh cinta?" Tanyanya

"Kamu" balas gina polos.

"Hah?" Lutfan melotot tak percaya, membuat gina bingung. Apa ada yang salah "kenapa?"

Lutfan terbahak, ia menertawakan jawaban gina yang sangat lucu itu. Lutfan merasa, gadis itu tengah mempermainkannya.

Gina menatap tak percaya cowok di hadapannya saat ini, "ishh kenapa sih? Jawab bohong salah di jawab jujur malah di ketawain"

"Ahahaha Jangan ngelucu deh" lutfan tak menghentikan tawanya membuat gina memberengut kesal lalu beranjak dan pergi meninggalkan lutfan yang masih terbahak tak jelas.




Sabtu, 9 mei 2020
21.20

Jangan pernah lupa tinggalkan jejak kalian disini. Di bawah sini. Di bintang kiri ini. Dan ceritakan masukan/kritikan kalian di tengah sini.

Oke see you

you are everythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang