14. Sekelompok

338 15 1
                                    

Happy reading💙

Keberuntungan berpihak pada gina. Ia bersyukur karena hari ini tidak telat. Di tambah jarak rumah barunya ke sekolah memang tidak terlalu jauh. Jadi ia bisa naik ojek pinggiran. Motornya tak ia bawa karena kemarin dirinya pergi di jemput lutfan menggunakan mobil, lagipula ia lupa akan motornya saat itu.

"Hai gin" sapa seseorang saat ia sudah di kelas. Gina menoleh, lalu tersenyum kepada orang yang telah menyapa nya itu.

"Hai juga do"

"Baju kamu kenapa? Kok kayak kotor gitu?" Tanya Aldo yang ternyata sangat jeli melihat noda di seragam gina.

Aldo adalah sahabat gina, ia sangat baik dan menjaga!. Mereka dekat saat pertama masuk kelas 10. Dan saat sekarang pun kelas 11 mereka di takdirkan sekelas lagi.

"Memang kotor kali" balas gina dengan cengirannya, lalu mencoba membersihkan lagi seragam nya itu menggunakan tangan.

"Tumben, biasanya kamu paling rapi dan tidak suka kotor?" Tanyanya memandang gina curiga.

"Ah eumm anu.. i .. itu tadi ini cuma keteledoran aku aja kok. Buka apa-apa" jawabnya dengan gugup. Ia jadi salah tingkah di tatap seperti itu.

"Yakin?" Tanya Aldo memastikan

"Iya" balas nya.

Di lain tempat seseorang mendengarkan pembicaraan sederhana itu namun terkesan saling memperdulikan. Tangan nya mengepal marah! Entah kenapa perasaanya aneh melihat itu.

Lutfan! Ya, sedari tadi dirinya melihat gina dan Aldo yang tengah berbicara berdua. Bahkan saat ini mereka malah sebangku, menjengkelkan! Lutfan hanya tidak suka melihat gina bersama cowok lain! Eh tapi kenapa? Hak gina juga dong mau dekat dengan siapa! Aneh! Pikirnya sendiri.

Jam pelajaran sudah di mulai, saat ini guru kwu yang masuk di jam pertama. Sedikit membosankan, karena guru satu ini suka mengabaikan murid nya dan lebih sering menugaskan materi di buku di bandingkan menjelaskan materi terlebih dahulu.

Namun kali ini ada yang berbeda. Lutfan di panggil ke depan! Ya maklum, dirinya kan ketua kelas. Jadi sering di panggil karena keperluan sesuatu oleh guru.

Saat lutfan sudah di depan, ia di hadapkan kertas selembar berisikan nama-nama kelasnya.

"Salin ini di papan tulis. Bapak ingin membagikan kalian kelompok. Hari ini akan ada tugas kelompok" ucap pak Akbar.

"Baik pak" lutfan pun langsung mengambil spidol dan menuliskan nama-nama berdasarkan tulisan di kertas.

Namun, saat ia ingin menulis kelompok 3, ia sedikit kaget. Ternyata dirinya 1 kelompok dengan gina, dan juga... Aldo!

Lutfan mendengus, padahal ia ingin menghindar. Tapi mengapa takdir seolah-olah malah ingin mendekatkannya dengan dua orang itu.

Gina memperhatikan lutfan yang sedang menulis di depan. Lalu menyalin tulisan yang di tulis di papan tulis tersebut.

Dirinya sedikit kaget, pembagian kelompok? Dan ternyata, ia sekelompok dengan lutfan. Haruskah ia senang? Atau malah kesal?

"Yeayyyy kita 1 kelompok gin" ucap Aldo dengan senang. Gina menoleh, ternyata cowok itu menunggu respon nya.

"Iya ya" balas gina singkat. Saat ini pikirannya buka karena senang 1 kelompok dengan Aldo, melainkan bingung mengapa ia 1 kelompok dengan lutfan.

"Oke baik, bapak sudah membagikan kalian kelompok secara rata. Karena materi pada bab ini adalah wirausaha pengolahan makanan awetan dari bahan tumbuhan, maka tugas kalian adalah memilih 1 menu makanan yang awet tahan lama hingga berhari-hari. Buat makalah yang di mulai dari cara produksi, distribusi, promosi, hingga proses mengonsumsi" Terang pak Akbar. Semua murid diam memperhatikan penjelasan dirinya.

"Kriteria penilaian di lihat dari kekompakan kalian, dan cipta karsa makanan yang kalian buat. Di kumpulkan Minggu depan. Bawa makanan yang kalian buat sebagai contoh. Nanti akan di presentasikan di depan!" Lanjut pak Akbar, murid-murdi hanya mendengarkan penjelasan tersebut.

"Untuk ketua, bisa kalian rundingkan sesuai kelompok nya. Hari ini kalian boleh membahas ingin membuat apa. Waktunya sampai jam pelajaran habis. Sekarang silahkan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing" titah pak akbar. Semua murid buru-buru mencari kelompoknya. Begitu juga dengan gina, ia mencari kelompoknya. Ternyata semuanya sudah berkumpul di depan lutfan. Tanpa di suruh seakan mereka sudah tahu pasti akan berkumpul di meja lutfan.

Gina memperhatikan lutfan yang sedang berbicara di depan teman-temannya. Lagi-lagi lutfan menjadi ketua kelompok. Apa tidak bosan menjadi leader di grup manapun? Pikir gina.

"Oke karena semuanya sudah setuju kalau kita mau buat keripik bayam, jadi sekarang gue mau bagi-bagi tugas ke kalian" ucap lutfan.

Semuanya pun mengambil buku dan bersiap untuk mencatat perintah lutfan.

"Aldo, Lo bawa bayam" Aldo mengangguk.

"Dara, Lo bawa tepung" dara mengangguk senang.

"Gina, lo bawa minyak dan bumbu-bumbu penyedap" ucap lutfan, seraya menoleh ke arah gina dan menatapnya cukup lama, gina jadi salah tingkah. Ia pun menunduk untuk menghindar tatapan itu.

"Sesel, Lo bawa daun bawang dan hiasan-hiasan daun lain buat pemantas makanan nanti saat presentasi" sesel mengacungkan jempolnya.

"Dan gue sendiri, gua bawa alat-alat masaknya. Dan itu semua ada di rumah gue. Jadi kita kerkom nya dirumah gue. Ada yang di tanyakan?" Tanya lutfan di akhir, setelah pembagian tugas.

"Emm,, rumah Lo dimana? Tanya dera. Inilah yang di tunggu-tunggu gadis itu. Bisa 1 kelompok dan bisa tahu rumah lutfan, sang pujaan hatinya.

"Nanti kalian juga tahu, jarak dari sekolah ke rumah gue gak terlalu jauh. Jadi gak akan ngerepotin kalian" jawabnya.

"Oke, karena sudah beres. Kita free, gue mau ngerjain tugas lain" ucapnya memutuskan. Hal itu membuat kesenangan bagi kelompoknya. Ternyata enak 1 kelompok dengan lutfan. Sekejap beres, dan cepat tanggap menerima masukan dari mulut cowok itu. Gina semakin kagum, entah sejak kapan. Lutfan sudah masuk ke hatinya, padahal baru kemarin ia menikah!.

Vote vote vote nya dong gais!

you are everythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang