Gina semakin gemetar ketakutan, kali ini ia menyadari kesalahannya. Ia juga menyesal karena sudah mengacuhkan lelaki itu "ma..maaf! Aku minta maaf"
Lutfan semakin mendekatkan wajahnya ke wajah gina, gina yang sudah mentok di ujung kasur tidak dapat berbuat apa-apa. Selain bertahan dengan posisinya yang hampir jatuh.
Lutfan tersenyum miring merendahkan gina, ia menatap gadis itu dengan seringainya. "Maaf aja gak cukup sayang!"
"Ka..kamu mau apa?" Tanya gina was-was karena lutfan yang sudah sangat dekat dengan wajahnya. Mungkin hanya tinggal 3cm lagi wajah nya itu sudah menempel dengan wajah lutfan.
Gina melihat tatapan lutfan yang mengarah pada bibirnya, ia semakin takut! Gina membuang pandangannya ke lain arah untuk menghindar sesuatu hal buruk terjadi.
Dengan mudah nya lutfan menarik tengkuk gina dan mencium nya dengan sekali hentakan.
Gina langsung memberontak saat itu juga, baru 1detik bibir mereka menempel gina langsung bisa menghindar. Tubuhnya yang sudah di ujung membuatnya tak sadar hingga ia terjatuh dan menyebabkan sakit di punggung nya "awshh"
Lutfan tersentak kaget melihat gina yang terjatuh "gina" teriaknya nya.
Gina merasakan sakit pada punggungnya, namun ia mengabaikan rasa sakit nya itu saat lutfan hendak turun dari kasur untuk menghampiri nya.
"Mundur! Jangan dekati gue brengsek!" Teriak gina dengan isakannya.
Satu kata terkahir itu mampu menohok hati lutfan yang sedang kalut. Ia berhenti dan menatap gina dengan rasa bersalah.
Saat lutfan terdiam, gina langsung berlari ke kamar mandi dengan menahan rasa sakit di punggungnya itu.
"Gina" Teriak lutfan memanggil gadis itu, namun tak di hiraukan oleh nya.
Lutfan terjatuh ke lantai, ia lantas meninju lantai tersebut hingga tangannya terluka. Namun lutfan sama sekali tidak merasakan rasa sakit pada tangannya. Yang ia rasakan hanya rasa sakit yang pasti nya rasa sakit yang gina rasakan.
Lutfan terus meninju lantai hingga tangannya berdarah, tak puas akan hal itu ia juga meninju lantai menggunakan tangan kirinya hingga menghasilkan bekas yang sama dengan tangan kanannya.
"Ini aja gak cukup! Rasa sakit di hati gina gak sebanding dengan siksaan ini" ucapnya marah, marah pada diri sendiri.
"Bahkan secara tidak langsung aku hampir melecehkannya! Enggak! Itu bukan aku! Itu bukan aku" teriak nya mengelak, ia semakin di landa rasa marah dan kesal serta rasa bersalah pada gina, sosok yang sangat baik dan pengertian padanya.
Namun balasan apa yang lutfan berikan? Bahkan cowok itu selalu menyakiti gina lahir dan batin. Bahkan kini dirinya hampir melecehkan gadis itu karena nafsu nya yang tak terkontrol.
"Aku memang pantas di sebut brengsek!Gina menangis tanpa henti di dalam, ia tak menyangka lutfan dengan teganya hampir ingin melecehkannya.
"Aku bahkan gak rela kamu rebut bibir aku! Karena itu bukan cinta kamu! Itu nafsu" kesalnya menahan tangis yang jelas-jelas tak bisa ia tahan untuk saat ini.
Ia terus mencuci bibirnya itu tanpa henti menggunakan air, sampai kapan pun ia tak rela dengan ciuman singkat tadi, yang ia rasa lutfan melakukannya karena sebuah nafsu bukan cinta. Karena sejatinya gina ingin di hargai!
Gina berjongkok dan menjatuhkan tubuhnya di lantai, ia masih membayangkan kejadian tadi yang membuatnya semakin sakit hati karena ulah lutfan.
"Aku benci! Kamu brengsek!" Teriaknya dari dalam kamar mandi, lutfan mendengar teriakan itu.
Lutfan mendengar teriakan gina yang membuat hatinya semakin sakit! Karena tahu gina semakin terluka.
Cowok itu menggedor-gedor pintu kamar mandi dengan kuat, hingga ia kelelahan namun gina tak kunjung membukanya. Yang ia dengar hanya isakan tangis gadis itu dari dalam. Lutfan berjongkok sambil bersandar di samping pintu. Ia akan menunggu gadis itu keluar dengan sendirinya dan meminta maaf atas kesalahannya. Lutfan mewajari gina yang sangat marah karena memang ulahnya sendiri.
Sabtu, 25 April 2020
12.46
KAMU SEDANG MEMBACA
you are everything
Ficção AdolescenteIni rumit,tidak mudah memperjuangkan cinta seorang diri, apalagi aku wanita. bagaimana jika kamu jadi aku? di jadikan layaknya pembantu dirumah, dijadikan pelampiasan dirinya atas kebenciannya pada keluargaku. aku paham hadirku bencana bagi hidupmu...