37. back to home

276 14 3
                                    

Gina menatap enggan rumah yang sedang di hadapannya ini. Lutfan tersenyum senang karena akhirnya gadisnya kembali lagi bersamanya.

"Ayok masuk" ajak lutfan, ia menarik lengan gina namun sang empu malah diam.

"Kenapa? Jangan takut. Aku gak kayak dulu" ucap lutfan yang sedang tahu isi pikiran gadis itu.

"Beneran?" Tanya gina memastikan.

"Iya bener"

"Gak macem-macem kan?" Tanya gadis itu lagi.

"Engga macem-macem kok, paling cuma satu macem" balas lutfan yang sontak mendapatkan pukulan keras di lengannya.

"Tuh, dan sekarang yang kasar bukan aku. Tapi kamu" lutfan memegang tangannya yang sedikit sakit.

"Oh maaf" gina merasa bersalah.

"Ayok masuk"

"Gak ah"

"Ayo" lutfan menarik gina paksa hingga akhirnya gadis itu berjalan di giring oleh lutfan.

"Kamu orang nya maksa" sindir gina

Lutfan tak menghiraukan sindiran itu yang jelas-jelas memang kenyataannya. Ia membawa gadis itu ke kamar. Semua barang yang berada di kontrakan sudah tertata rapi karena selama mereka di luar, pak jaja sudah membawa nya di bantu oleh pembantu rumahnya Bi Marni.

"Kok barang-barang aku udah di sini aja sih?" Tanya gina heran.

"Makannya, jangan nangis Mulu. Tadi selama perjalanan kamu nangis terusss gak dengerin bacotan aku" ucap lutfan yang kali ini menyindir gina.

"Mana nangis nya kenceng banget lagi. Aku kan jadi takut di grebek warga di sangka aku berbuat kriminal" lanjutnya.

"Bodo" balas Gina yang sebenarnya sedang menahan malu. Ia duduk di tepi kasur sambil menatap lutfan kesal.

"Na. Laper, masak dong" rengek lutfan yang kini ikut duduk di sebelah gina.

"Gak ah! Nanti malah berakhir di tong sampah lagi kayak waktu itu" tolak gina. Ia menatap langit-langit dinding, tangannya menahan tubuhnya hingga ia terasa seperti sedang bersandar.

Lutfan terdiam, ia sendiri merasa bersalah pada gina. Hatinya seakan teriris setiap kali mendengar sindiran gina yang selalu mengingatkan nya pada kejadian dulu. Gina selalu menyindirnya setiap kali ia mengajak gadis itu berbicara. Apa gina tidak ikhlas memaafkannya. Apa ia sedang balas dendam?.

Lutfan mengambil handphone nya dan membuka aplikasi gojek. Ia ingin memesan makanan melalui delivery. Merasa selalu terpojokkan oleh setiap ucapan gina yang selalu menyindirnya membuat lutfan malas dengan gadis itu.

Gina menoleh menatap gelagat lutfan yang tiba-tiba diam. Tak secerewet tadi. Apa ia salah bicara "kenapa?" Tanya gina.

Lutfan tersadar, ia menoleh dan menatap gina yang kini tengah menatapnya "gak papa" balas nya dengan senyuman.

"Pasti aku salah ngomong?" Tebak gina.

"Enggak kok" balas lutfan, matanya terfokus pada handphone, tak menatap gina yang sedang berbicara dengannya.

Gina memberengut kesal merasa di abaikan. Ia ikut diam, dan mereka pun menjadi diam-diaman.

Lutfan fokus pada HP nya, sedangkan gina fokus pada pandangannya yang melamun sambil menempelkan dagunya Pada tangan.

Diam-diam, lutfan memotret gina yang sedang berpose seperti itu. Tanpa gina sadari, lutfan mengulas senyum melihat hasil jepretan nya yang sangat bagus.

Ting

Notif di handphone lutfan mampu membuat rasa kepo di benak gina muncul, ia mengintip namun di halang oleh lutfan. Ia langsung cemberut lagi.

"Ayok" ajak lutfan, ia menarik tangan gina dan menggandeng nya keluar.

"Kemana?" Tanya gadis itu lesu.

"Makan" balasnya yang sontak membuat gina kaget

"Tapi kan aku belum masak" ucap gina

"Kamu kan bilang gak mau masak tadi, jadi aku delivery deh" jawab lutfan.

Gina merasa bersalah karena menolak keinginan kecil lutfan. Ternyata lutfan benar-benar sudah berubah, ia jauh berbeda dengan lutfan sebelumnya. Gina dapat merasakan kehangatan di diri lutfan. Apa sari juga merasakanya? Hingga ia begitu terpuruk saat lutfan meninggalkannya tanpa alasan.

Gina diam hingga akhirnya membuat lutfan terheran-heran "kenapa berhenti?" Tanyanya, padahal ini belum di dapur. Tapi gadis itu malah diam.

"Maaf, gak gitu maksud aku" ucap gina yang tiba-tiba memeluknya sambil jinjit.

Lutfan membalas pelukan gina yang jelas-jelas kepalanya menempel pada dada bidangnya."Kamu ga salah" lutfan mengelus kepala gina dengan lembut.

"Aku salah, aku nolak keinginan kamu"

"Lain kali jangan"

"Aku janji" gina melepaskan pelukannya.

Mereka akhirnya makan bersama di ruang dapur dengan tenang.

"Na, aku baru sadar lho kalau kamu itu pendek" lutfan membuka suara, untuk menghilangkan keheningan.

"Masa sih?"gina tak percaya.

"Buktinya pas kamu peluk aku tadi kamu harus jinjit. Terus aku meluknya juga serasa meluk bocah" ledek lutfan, ia memasang wajah konyol.

Gina membalas ucapan lutfan dengan raut wajah kesal sambil cemberut, lutfan terkekeh melihat itu "btw, sekarang-sekarang ini kamu sering banget cemberut" opini nya.

Lagi-lagi gina diam, tak berniat menjawab obrolan tak berfaedah seperti itu.

"Tapi aku suka, kamu jadi terlihat manis dan lucu" lanjutnya.

Lutfan dapat melihat gina yang tampak malu setelah ia goda. Lutfan langsung melanjutkan makannya kembali karena sudah puas menggoda gadis itu. 




Selasa, 12 Mei 2020
09.32

you are everythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang