44. aku percaya, kamu bohong

487 17 1
                                    

Gina mengigau,  ia menempuk kasur di sebelahnya bermaksud mencari kenyamanan yang tak di dapat.  Pada akhirnya ia merasa tak ada lutfan di sampingnya.

Ternyata benar,  lutfan tak ada di sampingnya.  Gina mencoba mengumpulkan nyawa nya untuk bangun dan mencari lutfan. Mungkin saja lelaki itu sedang di kamar mandi.
"kosong" heran nya saat mengetahui kamar mandi tak ada siapa-siapa.

Gina pun turun, mencoba mencari lutfan di bawah. Namun tak ada tanda lutfan di dalam rumah itu.  "kemana ya?" gumamnya mendadak cemas. Dengan cepat gina kembali ke kamarnya lalu mengambil handphone dan menelpon lutfan.

"please angkat" gina terus mencoba menelpon meski tak di angkat oleh lelaki itu.  Jam sudah menunjukkan pukul 3 malam,  kemana lelaki itu. Pergi tanpa pamit. Baru kali ini lutfan pergi tak izin padanya. 

"kemana sih.  Tumben banget keluar ga bilang.  Mana masih malam"

***

Lutfan membuka pintu, ia melihat gina yang tertidur di sofa dengan rasa kaget. Lutfan sempat berfikir pasti gina mencari nya tengah malam tadi. Dan ternyata benar. Gadis itu malah menungguinya di sofa.

"maaf ya sayang,  gak izin kamu dulu" ucapnya merasa bersalah pada gina.

Lutfan membopong tubuh gina ke atas. Sengaja tak membangunkan gadis itu karena memang ini hari minggu.  Jadi tak ada alasan untuk bangun pagi selain solat subuh.

Saat di tangga,  gina terbangun lalu ia menyadarkan lutfan agar berhenti menggendong nya.  Lutfan peka, dan langsung menurunkan gina.

"assalamualaikum" salam lutfan lalu meraih tangan gina agar di sambut oleh gadis itu.

"waalaikum salam" gina menyambut tangan lutfan.

"kamu abis darimana?" tanya gina tak menghilangkan rasa cemasnya meski lutfan sudah berada di hadapannya.

"kenapa? Kangen ya?" balas lutfan sambil terkekeh.

"gak usah ngalihin pembicaraan lutfan"

Lutfan berhenti membuat tawa di depan gina lalu menatap gadis itu yang sedang marah padanya.

"maaf ya sayang ku,  semalem aku pulang ke rumah mamah sebentar. Pas mau balik ke sini bi marni ngelarang" ucap lutfan dengan alasan yang tak mencurigai.  Sebelumnya ia sufah memikirkan ini dari jauh.

"jahat. Ninggalin istri sendiri, bukannya ajak" gina merajuk,  tanpa berpikir jauh ia mempercayai ucapan lutfan.

"lain kali aku ajak deh"

***

Lutfan memasang kuda kuda memasaknya.  Ia sangat handal mencairkan suasana yang curam dengan masakan yang ia buat. 

Gina memperhatikan lutfan seraya bertumpu tangan di meja.  Sengaja membuat lutfan seperti ibu-ibu yang sedang membuatkan anaknya sarapan. Gina menyuruh lutfan membuat mie tek tek. Dengan tujuan ini hukuman untuk lelaki itu.

"udah jadi belum?" tanya gina.

"belum"

20 menit kemudian masakan pun sudah jadi. Tak butuh waktu lama mereka pun menghabiskannya

"masakan kamwu emang enhak" ucap gina dengan mulutnya yang penuh

"jangan ngomong sambil makan istri" lutfan memperingatkan.

"hah istri?" kagetnya "bagus juga sih panggilan itu" pikirnya setelah beberapa detik kemudian.

"iya istri" sengaja lutfan mengulang kalimat itu agar gina terhibur dan melupakan kejadian tadi.

Ting

Ponsel lutfan berbunyi pertanda pesan masuk. Baru ingin membuka,  tangannya langsung di pukul oleh gina.  Lutfan menatap gina dengan tatapan kaget sekaligus kesal. 

"istri,  gak boleh gitu ke suami. Gak sopan" omel lutfan

Gina cemberut,  baru ia senang karena lutfan bersikap baik padanya barusan. Tapi sekarang lutfan malah memaharahinya.

"jangan mikir macem-macem. Aku gak bermaksud kasar"

Gina menempelkan dagu di atas meja.  Ia sadar ia sudah keterlaluan terhadap lutfan. Sangar wajar jika lelaki itu kesal padanya.

"maaf istri. Lagi lagi aku bikin salah"

Gina menoleh, menatap lutfan dengan tatapan heran. Bukankan ia yang seharusnya meminta maaf pada lelaki itu.  Tapi lutfan malah mendahuluinya.

"aku yang harus minta maaf.  Aku minta maaf ya pan" gina beranjak lalu pindah duduk di samping lutfan. Ia menyenderkan kepalanya di bahu lutfan. Lutfan tersenyum lalu mengelus kepala gina lembut.

"aku yang salah"

"aku" elak gina

"aku. Bukan kamu" kekeh lutfan.

"iya aku,  gina.  Bukan kamu,  lutfan"

"pokoknya aku"

"kok bisa. Kenapa kamu maksa kamu salah.  Jelas-jelas aku yang dari tadi nguji kesabaran kamu banget. Padahal aku tahu kamu capek baru pulang dari rumah mamah" jelas gina mengoceh.

Lutfan hanya mendengarkan perkataan gina yang seakan sangat percaya padanya.  Lutfan menjadi semakin yakin.  Ia semakin merasa bersalah.

"karena.. "

"karena apa?" tanya gina yang saat ini menjadi penasaran.

"karena.." lutfan maasih menganggantung kalimatnya. Ia nasih memikirkan kalimat yabg tepat agar tak terlali berbohong pada gadisnya.

"karena apa?"

"Karena tadi malam aku gak izin dan gak ajak kamu.  Iya itu" ucap lutfan cepat mencari alasan.

Lutfan menghela napas. Dalam sehari ini,  ia sudah melakukan banyak kebohongan.  Lutfan janji,  ia akan jujur tentang hal ini nanti.  Saat waktu sudah menentukan.


Kamis,  2 juli 2020
07.45

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

you are everythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang