34. Marahnya orang sabar part 2

304 14 0
                                    

Lutfan menyeret sari ke taman belakang sekolah tanpa perasaan. Meskipun sari mengaduh kesakitan tapi ia tak peduli. Ia sengaja membawa gadis laknat itu menghadap gina. Gadisnya!.

"Sakit ih sakit" rintihnya sambil mencoba melepas cengkraman tangan cowok itu.

Lutfan terus membawa sari hingga akhirnya mereka bertemu dengan gina. Gadis itu tengah bengong sendirian. Lutfan tau karena belakangan ini gina memang sering menyendiri di taman ataupun perpustakaan.

"Cepat" titah cowok itu dengan suara dingin nya.

"Ya ngapain?" Heran nya dengan sok lugu.

Gina menatap keduanya heran. Ada rasa sakit hati yang mendadak muncul saat menatap 2 manusia itu berdiri di hadapannya entah sedang apa.

"Kalian ngapain?" Tanya gina lirih. Ini di sekolah, jangan sampai kekuatannya untuk tegar bisa lemah.

Lutfan mengkode sari untuk berbicara sesuai tujuan nya. Sari menggeleng pelan tanda tak mau. Tapi lutfan melotot marah pada gadis itu. Tatapan nya yang nyalang mampu membuat nyali gadis itu menciut.

Tiba-tiba sari mengulurkan tangannya ke hadapan gina. Gina menatap heran, "gue minta maaf" ujar sari dengan tak ikhlas.

"Yang benar. Yang ikhlas. Yang tulus" lutfan melirik sari, memperhatikan setiap gerakan gadis itu sejak mengulurkan tangannya.

Sari mendengus tak terima lalu menarik lengan gina yang tak kunjung datang menjabat tangan nya. "Gue minta maaf ya soal kemarin"

Gina tersenyum mengembang, ia menerima permintaan maaf itu meski sedikit tidak ikhlas. Karena sejujurnya, ia tak ingin menyimpan dendam "iya aku maafin" balasnya sambil tersenyum.

"Mulai sekarang, jangan ganggu gue dan cewek gue! Apalagi sampai lo bully. Mulai sekarang gue gak akan tinggal diam" ancam lutfan dengan tatapan dingin nya.

Sari tak membalas, ia melengos pergi meninggalkan kedua pasangan itu di taman. Dalam hati ia mengumpat. Ini hanya bentuk rencananya menghancurkan gadis itu, ia akan membalas dendam. Rasa sakit hatinya tidak berakhir di sini. Ia benar-benar dendam apalagi di tambah hari ini ia di permalukan harus meminta maaf pada orang yang ia benci. Sari menjadi semakin dendam pada gadis itu.

"Selain pelakor! Ternyata Lo juga pandai meracuni pikiran cowok gue. Dasar brengsek!"

***

Flash back

Lutfan bersiap untuk menemui gina, lebih tepatnya membuntuti gadis itu. Ia sangat khawatir sari and the geng akan berbuat macam-macam lagi pada gadisnya.

Sebelum melangkah, dari kejauhan sari sedang berjalan mendekat ke arahnya. Ia menatap datar dengan tatapan yang sangat dingin. Sari sudah terbiasa dengan tatapan itu. Ia bisa merubah sikap cowok itu, jika ia berhasil membuat hatinya jatuh lagi kepelukannya.

"Sampai kapan kamu jauhin aku. Gak bosen?" Tanya sari sambil merangkul bahu lutfan. Di kelas sudah sepi, jadi sari merasa bebas dengan setiap perlakuannya.

Dari ujung pintu terdapat seseorang yang sedang berdiri membatu melihat kedua orang itu sangat dekat. Bahkan saat ini rangkul-rangkulan. Hanya berdua!. Gina tersenyum miring lalu berlari ke taman dan menumpahkan semuanya di situ. Ia tertawa, menertawakan dirinya sendiri yang begitu bodoh mudah percaya pada orang lain.

Lutfan melepaskan rangkulan sari dengan kasar. Sari menatap kaget dan bercampur kesal pada cowok itu. "kasar banget sih" gerutunya.

"Kasar? Iya?" Tanya lutfan dingin

"Kurang dari ini! Semua itu gak akan setara dengan perlakuan keji elo ke cewek gue" bentak lutfan tepat di muka gadis itu.

Sari mengerjap dan menstabilkan irama jantung nya yang mulai bergemuruh. Seumur hidup ia tak pernah mendapatkan perlakuan buruk apalagi sampai di bentak-bentak. Hal itu mampu mengingatkan sari tentang satu hal. Satu hal yang sangat menyakiti hatinya. Hingga ia sempat terjerumus pada jalan yang salah.

"Kenapa? Gak suka Lo kalau gue bentak kayak gitu. Baru tau? kalau gue type orang yang keras dan pembentak? Ahahaha Syukur deh. Semoga Lo sadar ya, bahwa gue gak cocok sama Lo. Berhenti ganggu hidup gue dan cewek gue" lutfan meluapkan amarahnya pada sari. Sari sama sekali tidak berbicara. Ia masih syok pada sikap lutfan yang sangat kasar dan acuh. Sikapnya lebih kejam di banding saat ia bertemu dengan cowok itu di awal-awal.

"Aku gak nyangka. Kamu yang di kenal ramah sama orang, punya hati dan perlakuan busuk!" Balas gadis itu.

"Iya. Masalah?"

Sari menatap lutfan tak percaya, ia menggeleng pelan "a..aku gak tau salah aku apa sama kamu. Aku gak tau kurang aku di mana. Tapi dengan seenak jidat kamu, kamu tinggalin aku. Hati cewek mana yang gak sakit saat di perlakukan seperti itu. Ini usaha aku! Aku harus bisa menyingkirkan pelakor yang sudah ganggu hubungan kita"

"Menyingkirkan kamu bilang? Justru di posisi ini Elo lah yang jadi pelakor. Hubungan kita gak halal"

Sari menautkan alisnya "hubungan aku dan kamu gak halal bukan berarti hubungan kamu dan gina sudah halal" sergah gadis itu.

"Salah! Lo salah besar"

Lutfan menarik paksa sari menuju taman belakang. Ia ingin gadis itu membuat pernyataan maaf pada gina. Ia tak ingin lebih menyakiti gadis itu. Pokoknya, apapun caranya gina harus kembali padanya dan menjadi miliknya seutuhnya!



Alhamdulillah para reader nambah meskipun dikit-dikit hehe..

Aku janji up kalau reader ku nambah sampai angka paling depan naik 1 angka.

Beri vote & komen. Jangan pelit-pelit Lha!! Anggap aja sedekah bulan puasa. Ya ga?

you are everythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang