"mana calon istri lutfan?" Tanya lutfan pada Aziz, ia baru teringat bahwa menikah pasti ada calon pasangannya.
"Di sana" aziz menunjuk ke arah kanan dari belakang lutfan, lutfan menoleh. Betapa terkejut nya ia saat sadar kehadiran sesosok wanita. Mungkin dari tadi, tapi ia baru menyadari.
"Gi.. gina?" Gina diam, sedari tadi ia menunduk. Cukup malu melihat calon suaminya itu.
"Kamu gina kan?" Tanya lutfan memastikan, meskipun ia tidak terlalu melihat jelas wajah nya. Namun ia tau betul itu pasti gina.
"Iya benar nak! Anak itu bernama gina. Dia anak saya" ucap galih mewakili menjawab pertanyaan lutfan. Galih tersenyum memandang lutfan, lutfan membalas senyuman itu. Sekedar menghargai orang tua.
"Baiklah, bisa kita mulai akad nya?" Tanya penghulu yang sedari tadi diam memperhatikan drama keluarga ini.
"Bisa pak, mari" jawab Aziz, ia sudah tidak sabar mendengar putra nya mengucap ijab kabul.
Ita menuntun anaknya itu untuk duduk di sebelah calonnya, lutfan.
Jantung gina mendadak berdetak semakin tidak karuan saat duduk di sebelah lutfan. Begitu juga dengan lutfan. Padahal sedari tadi ia biasa saja, tapi mengapa sekarang berbeda?
Galih menjabat tangan lutfan, lutfan menerima itu dengan sedikit gugup.
"Bismillahirrahmanirrahim, Saya nikahkan dan kawinkan anda lutfan bihari aziz bin Aziz pradena dengan Ed gina lestari binti galih sudrawan dengan mas kawin uang sebesar 25 juta rupiah dibayar tunai" ucap galih lantang seraya menatap lutfan dengan tegas."Saya terima nikah dan kawinnya Ed gina lestari binti galih sudrawan dengan mas kawin tersebut di bayar tunai" lutfan mengucapakan kalimat sakral itu dengan jelas, meskipun kegugupan melanda hatinya sedari tadi.
"Bagaimana para saksi?" Tanya pak penghulu kepada para saksi yang berada di dalam rumah sakit, para saksi itu berupa keluarga lutfan, gina, dan beberapa dokter serta perawat Aziz.
"Sah" jawab saksi serentak
"Alhamdulillah" mereka semua mengucapkan kalimat syukur lalu berdoa dalam hati.
Aziz mengeluarkan kotak merah dan menyerahkan nya pada Lina, istrinya.
Lina langsung memberikan kotak itu pada lutfan, dan lutfan menerimanya dengan. Berat hati.
Lutfan membuka kotak kecil itu, terlihat lah 2 cincin yang bertengger manis di dalam sana. Lutfan mengambil salah satunya. Lalu meraih tangan gina dan memasangkan cincin itu di jari tengah gina. Gina terharu, ia merasa seperti ada kupu-kupu terbang yang mengelilingi perutnya saat ini.
"Gina, pakaikan juga suami mu cincin itu" ucap Aziz dengan menunjuk cincin yang masih tersisa 1 di kotak.
Gina meraih cincin itu, lalu menggapai tangan lutfan. Ia pun memasukkan cincin itu di jari manis lutfan dengan hati-hati. Jujur, ia merasa gerogi saat memasangkan cincin itu.
Gina mencium tangan lutfan dengan keikhlasan hatinya, lalu di sambut cium kening oleh lutfan.
Aziz tersenyum bahagia melihat itu, akhirnya cita-citanya, keinginannya, mimpinya bisa terkabulkan sekarang.
"Terimaksih lutfan, gina. Terimaksih atas semua nya" ucap Aziz, ia menangis haru. Hingga ia mengeluarkan air mata, namun buru-buru di seka oleh dirinya sendiri.
Lutfan menghampiri Aziz yang terbaring di atas, ia ikut menyeka air mata Aziz yang keluar "cukup pah, aku gak mau lihat air mata lagi di wajah papah. Ini yang terakhir" ucap lutfan memperingati, lebih tepatnya memberitahu.
"Iya sayang, papah cuma terharu. Papah bahagia"
visual gina
Kalau ada yang kurang suka sama visual nya bisa kalian ganti sama pemikiran kalian. Jangan di ambil pusing author enjoy-enjoy aja kok. Wkwk!Btw ini part terpendek! Pendek banget.
Jangan lupa follow akun wp ini
@yulianengranta
KAMU SEDANG MEMBACA
you are everything
Fiksi RemajaIni rumit,tidak mudah memperjuangkan cinta seorang diri, apalagi aku wanita. bagaimana jika kamu jadi aku? di jadikan layaknya pembantu dirumah, dijadikan pelampiasan dirinya atas kebenciannya pada keluargaku. aku paham hadirku bencana bagi hidupmu...