Lutfan mengerjapkan matanya, ia masih mengantuk. Namun ia merasakan mobil tak lagi berjalan, seperti nya sudah sampai.
Ia juga merasakan tubuhnya berat, dan ternyata gina menindih pahanya. Posisinya pun gina memeluknya
"Kesempatan!" Gumamnya kesal.
"Bangun bangun!" Lutfan menggoyak tubuh gina agar tersadar.
Gina menguap, ia mengerjapkan matanya agar cepat sadar "dimana?" Tanyanya lesu.
"Sudah sampai" balas lutfan lalu keluar setelah gina tak lagi menempel di tubuhnya.
Gina menguap, ia masih ngantuk. Tak terasa ia melanjutkan tidurnya.
Lutfan yang heran karena gina tak menyusulnya keluar pun akhirnya menghampiri gadis itu kembali.
Di lihatlah gina yang nampak pulas kelelahan "perasaan cuma duduk! Kok mukanya kayak yang habis kerja rodi ya?" Gumamnya
"Apa mukanya memang melas?" Pikir lutfan membayangkan wajah gina.
Tanpa pikir panjang lutfan langsung membopong gina, ia menyuruh pak jaja unyuk membawa semua barang-barangnya menuju kamar hotelnya.
Sebenarnya lutfan sedikit malu karena membopong gina dari luar. Apalagi kamar hotelnya nomor 319, lantai 8. Bukan karena beratnya, namun karena pikiran orang lain yang terdengar hingga ke telinganya nya bahwa ia membawa seorang gadis sewaan menuju hotel! Sungguh pemikiran yang di luar sangka. Namun karena ia tak merasa, ia mengacuhkan opini tersebut.
"Selalu merepotkan" kesalnya lalu merebahkan tubuh gina dengan hati-hati di kasur.
Lelah! Itulah yang lutfan rasakan karena menahan beban berat gina dari luar hingga ke kamarnya, sudah gitu lift terbuka lama dan ia pun harus rela berdiri menunggu. Dan saat di dalam lutfan harus berdiri hingga pintu litf terbuka, dan berjalan cukup jauh menuju kamarnya.
"Kalau aja aku jahat! Mungkin sudah aku seret" pikirnya
***
Gina terbangun dengan segar. Ia bisa merasakan beban di pundak nya sedikit berkurang karena di bawa tidur.
Ia menoleh, mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ternyata ia baru ingat jika sedang berada di salah satu hotel Surabaya.
Gina beranjak dan mencari lutfan yang entah di mana. Setelah berkeliling ruangan akhirnya gina menemukan lutfan tengah duduk santai menatap keadaan luar yang terlihat indah di balik kaca transparan.
"Sudah bangun?" Tanya lutfan tanpa menoleh, ia seakan sudah dapat merasakan keberadaan gadis itu.
"Heem" balas gina sekenanya
Lutfan berbalik menatap gina yang tengah berdiri tak jauh darinya. Gadis itu terlihat sangat jelek saat bangun tidur! Bahkan di samping bibirnya terdapat cairan putih yang sudah kering. Apalagi jika bukan iler!
"Mandi sana!" Titah lutfan lalu kembali menatap pemandangan luar.
"Iya nanti" jawabnya santai, ia masih ingin malas-malasan sekarang.
"Bau iler kamu sudah tercium sampai kesini" ucapnya bohong.
Gina mencium sendiri tubuhnya lalu menggeleng spontan "masa sih, enggak tuh!" Sanggah nya.
"Mandi gak!" Suruh lutfan paksa
Gina mendengus malas lalu berjalan gontai ke arah kamar mandi, ternyata kamar mandinya hanya ada satu. Namun terlihat mewah sama seperti kamar mandi di rumah lutfan.
***
Gina sibuk sendiri, ia terlihat asik pada benda pipih miliknya. Ia mengacuhkan lutfan yang berada di sampingnya.
"Ngapain sih! Seru banget di depan hp" geramnya
Gina cekikikan sendiri setelah mendapat pesan dari Aldo. Sahabatnya itu memang sering melawak hal hal receh mau di manapun ia berada.
Aldo : ku tak akan bersuara ....
Me : karena memang kamu bisu
Balas gina dalam pesan itu, ia cekikikan sendiri dengan pesan yang ia ketik barusan
Aldo : hush salah lirik mak!
Lagi-lagi gina cekikikan tidak jelas saat membaca balasan dari aldo, hal itu membuat lutfan semakin geram dengan tingkah gadis di sampingnya.
Saat gina ingin membalas lagi pesan dari sahabat nya itu, tiba-tiba handphone nya di tarik lutfan hingga gina yang tak siap membuat lutfan mudah mengambil nya. Dengan cepat lutfan menonaktifkan handphone dan mencabut SIM card nya, lalu ia membuang ke sembarang arah dan mengembalikan handphone tersebut ke pemiliknya dengan lemparan.
Gina menangkap handphonenya lalu menatap lutfan marah seraya berkacak pinggang "apa-apaan sih pan? Gak sopan banget! Omelnya dengan kesal.
Lutfan menghadapkan tubuhnya ke ke hadapan gadis itu lalu membalas tatapan maut gina dengan tatapan maut lutfan yang tak kalah menyeramkan.
Gina meneguk Saliva nya kuat-kuat untuk menghilangkan kegugupan yang ia rasakan saat ini.
Nyalinya untuk marah sudah hilang karena tatapan lutfan yang tak kalah sengit "kenapa? Aku salah?" Tanyanya dengan nada yang bisa gina tebak. Kali ini lutfan terlihat benar-benar marah padanya.
"Ng..enggak" jawab gina.
"Aku salah ngambil hp dan copot SIM card kamu? Aku bahkan gak banting hp kamu! Trus kenapa kamu kayak marah gitu?" Tanya lutfan setengah membentak di depan wajah Gina. Membuat gina mundur ketakutan. Sudah tahu lutfan gampang marah, tapi ia masih suka mencari masalah dengan singa satu ini.
"Ma.. maaf!, Aku cuma kesel karena perbuatan kamu tadi" terbang nya jujur.
Lutfan tersenyum miring ia menatap gina dengan sangat dalam, gina yang di tatap hanya menundukkan wajahnya takut "siapa yang lebih kesal? Aku! , Dari tadi kamu anggurin aku! Kamu asik sama dunia kamu sendiri. Kamu pikir aku gak kesal hah?" Ucap lutfan membentak.
Gina semakin gemetar ketakutan, kali ini ia menyadari kesalahannya. Ia juga menyesal karena sudah mengacuhkan lelaki itu "ma..maaf! Aku minta maaf"
Follow ig
@nngrtna_Follow akun wp author
NengratnayuliaSabtu, 25april 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
you are everything
Teen FictionIni rumit,tidak mudah memperjuangkan cinta seorang diri, apalagi aku wanita. bagaimana jika kamu jadi aku? di jadikan layaknya pembantu dirumah, dijadikan pelampiasan dirinya atas kebenciannya pada keluargaku. aku paham hadirku bencana bagi hidupmu...