33. Marahnya orang sabar

314 14 2
                                    

"hallo" sapa gadis itu dengan lembut.

Lutfan terdiam, ia terharu akhirnya gina mau mengangkat telpon nya kali ini. Setelah sekian kali ia mencoba menelpon gadis itu yang tak di angkat-angkat panggilan telpon nya.

"Kalau gak ada yang mau di bicarain, aku tutup telpon nya"

Lutfan tersadar dari melamun nya, "ha..halo" balas lutfan dengan suara bergetar

"Ada apa?" Tanyanya

"Ada banyak yang ingin aku ceritakan padamu"

Di sebrang sana, gina menautkan alisnya bingung "salah satunya?"

"Tentang bagaimana aku tanpamu"

Gina terdiam, tak di sangka air matanya turun tanpa isakan. Bagaimana bisa lelaki itu berucap seperti itu. Ia hanya tak ingin jatuh terlalu dalam. Karena posisi ini sangat menyakitkan.

Mencintai orang yang tak mencintai nya. Berjuang sendirian, menahan sakit hati, menahan siksaan, menahan malu dan menahan batin yang terus-terusan tersiksa. Bahkan mendapat Bullyan karena tidak ada yang menyukai hubungannya dengan lutfan.

"Apa kamu tau aku disini kesepian?" Ucapnya.

"..."

"Izinkan aku menemui mu"

"Kalau tidak, maka dengarkan aku lewat telpon. Jangan kamu tutup sebelum aku mengakhiri sendiri"

"Aku capek" gina beralasan. Ia hanya tak ingin mendengarkan keluh kesah orang lain lagi yang akhirnya membuatnya semakin merasa bersalah.

"Aku kerumahmu" ucap lutfan memutuskan. Ia tak ingin berlama-lama seperti ini. Ia ingin seperti awal bertemu dengan gadis itu, namun kali ini ia ingin merubah sikap dan perilaku nya.

Tut

Gina menghela napas, kali ini lelaki itu benar-benar nekad.

Tok tok tok

Gina berjalan lunglai dengan pakaian yang tidak rapi. Penampilannya sangat acak-acakan, seperti tak terurus. Wajahnya nampak pucat pasi. Dan tubuhnya mengurus.

"Ka..kamu sakit?" Tanya lutfan khawatir.

"Aku gak papa" balas Gina seadanya.

"Boleh aku masuk?" Tanya nya, gina mengangguk ringan lalu berjalan dan duduk di kursi kayu.

"Ada apa?" Tanya gina to the point.

"Na aku mohon maaf" ucapnya tulus.

"Aku mau merubah semuanya. Aku mau kita kembali di rumah dan tinggal serumah lagi. Aku tau gak mudah mengembalikan kebaikan yang selama ini kamu kasih ke aku"

"Aku gak butuh balas budi"

"Bukan gitu maksud ak.."

"Aku cuma mau di hargai" celahnya.

Lutfan menghela napas "aku sadar, aku salah. Tapi aku mohon beri aku aku kesempatan" ucap lutfan mengiba.

"Aku rindu masakan kamu"

Gina membuang muka malas, "bohong!masakan aku jarang kamu makan"

"Aku rindu perilaku kamu yang buat aku luluh"

"Tapi kamu balas dengan sikap kamu yang kasar"

"Aku juga rindu senyum di bibir kamu yang selalu mengembang setiap hari"

"Munafik! Selama ini kamu gak pernah balas senyum aku. Kamu selalu menatap sinis aku! Gak jauh beda sama mantan kamu" bentaknya dengan Isakan. Sudah cukup! Ia tak ingin jatuh terlalu dalam.

you are everythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang