Lutfan bangun lebih awal, jam menunjukkan pukul 04.30 . Tanpa menunggu waktu lama ia bangun lalu berjalan ke arah kamar mandi, namun tunggu! Ia lupa bahwa dirinya tidak sendiri. Ia menoleh, lalu menatap gina yang masih tertidur dengan nyaman.
"Bangunin jangan bangunin jangan" pikir lutfan dengan bimbang. Dibangunin takut mengganggu, gak di bangunin takut kesiangan.
Lutfan lebih memilih membangunkan gina, tidak ada rasa kasihan untuk gina. Ya! Lutfan akan berpikir seperti itu mulai sekarang. Ia lupa bahwa dirinya benci pada orang yang menjadi istrinya.
"Bangun bangun! Liat jam tuh" ucap lutfan seraya mengguncang tubuh gina agar sang empu cepat bangun.
Gina merasakan ada yang menggoyak tubuhnya, tidak lama matanya terbuka dengan perlahan. Sesekali mengerjap untuk mengumpulkan nyawanya.
"Bangun mandi! Mandi di bawah sana!" Ujar lutfan lalu pergi meninggalkan gina yang masih bingung.
Gina bangun, ia masih mengumpulkan nyawanya. Belum menyimak ucapan lutfan barusan
"Apaan tadi? Mandi?" Katanya berbicara sendiri. Setelah sadar, ia pun segera bangun dan merapikan tempat tidur. Setelah itu ia menyusul lutfan yang sedang mandi, dirinya turun ke bawah untuk mandi. Jauh sekali! Mandi saja harus ke bawah. Jika di rumahnya itu ia hanya harus berjalan 5 langkah. Tanpa harus menuruni tangga dan berjalan ke dapur yang jaraknya lumayan jauh! Menghabiskan waktu, pikir gina.
Sekitar 5 menit gina sudah selesai dengan mandinya. Ia lupa, dirinya hanya membawa sehelai handuk. Jarak dari kamar mandi dan kamar nya lumayan jauh. Terpaksa dirinya keluar hanya dengan menggunakan handuk. Padahal dirinya malu! Namun ia terpaksa.
Saat memasuki kamar, gina terlebih dahulu memasukkan kepala nya, mengintip ke dalam. Takut-takut lutfan sudah keluar dari kamar mandi. Dan benar saja, lutfan sudah rapi dengan pakaian solatnya. Gina menunggu lutfan solat, setelah itu, saat lutfan sedang solat. Ia akan masuk diam-diam dan mengambil pakaian.
Lutfan sudah siap ingin solat, namun ia tidak solat di kamar itu. Ada ruangan khusus untuk solat. Dan ia akan kesana agar lebih khusyuk solatnya. Saat membuka pintu, lutfan terkejut saat melihat gina yang hanya menggunakan handuk. Begitupun dengan gina, ia sama kagetnya dengan lutfan. Hampir saja lutfan menyentuh tangan gina, jika iya, mungkin dirinya harus wudhu ulang karena sudah batal.
"Ngapain diri disitu?" Tanya lutfan heran.
"Hah? Emm.. gak papa" ucapnya dengan gugup. Malu menjawab pertanyaan lutfan dengan keadaan dirinya seperti itu.
"Gak jelas" balasnya lalu berjalan turun ke bawah. Gina menghela napas lega. Lalu ia buru-buru masuk dan mengunci pintu, takut jika lutfan masuk ke kamar secara tiba-tiba.
***
Dengan telaten gina memasak nasi goreng dengan bahan seadanya, ia belum belanja. Lagi pula kemarin ia hanya bersantai-santai. Jadilah seperti ini, hanya ada nasi, bawang merah dan putih, telur dan bumbu-bumbu kecil lainnya.
"Cuma sarapan, gak harus yang berat-berat ya kan?" Batinnya berbicara sendiri, ia hanya takut jika lutfan tidak suka dengan masakannya.
Lutfan turun lalu berjalan ke arah dapur, karena ia sempat mencium aroma masakan di dapur. Karena penasaran, ia pun melihat sedang apa gina di sana, ternyata sedang masak! Lutfan memperhatikan gina dari pintu dapur sambil melipat tangan.
"Kalau dia rajin dan baik, aku akan pikir ulang buat benci sama dia. Tapi kalau kebalikan dari itu, jangan harap kamu" batin gina seraya memperhatikan gina yang sedang fokus memasak.
Gina mengambil 2 piring lalu memasukkan nasi goreng tersebut ke dalam piring, ia membawa piring itu ke meja makan. Namun ia kaget saat melihat lutfan tengah memperhatikannya dari jauh, tidak terlalu jauh sih. Hanya saja lutfan tidak dekat dengannya.
"Nga... Ngapain kamu disitu?" Tanya gina gugup, entah mengapa dirinya gugup saat tahu lutfan memperhatikannya entah dari kapan.
Lutfan tidak menjawab, ia berjalan ke arah meja makan dan duduk di kursi. Gina peka akan hal itu! Ia buru-buru menyiapkan sepiring nasi goreng yang baru jadi itu dan menyiapkan minum Dan menyimpannya di depan lutfan. lutfan menerima, ia pun langsung memakan nasi goreng tersebut di susul oleh Gina.
"Masakan kamu enak, ternyata kamu pintar masak" puji lutfan, tanpa sadar hal itu mampu membuat gina salah tingkah. Ah ia jadi malu di puji seperti itu.
Lutfan tidak menghiraukan gina yang tidak membalas ucapannya, ia kembali melanjutkan makan nya hingga habis. Lalu meraih segelas air yang sudah di siapkan sebelumnya.
"Aku biasanya di buatin susu sama Bi Marni" ucap lutfan, dan gina tau maksudnya apa! Lutfan sedang memberi tahu kebiasaannya sehari-hari. Dan gina senang, ia jadi tahu karena lutfan yang terbuka.
Padahal niat lutfan ia ingin merepotkan gina, dan ingin membuat gadis itu lelah hingga tidak betah tinggal bersamanya. Lalu gadis itu pergi mengadu dan minta cerai! Haha, pemikiran nya sangat lucu, namun dengan cara itu. Siapa tau berhasil!
Lain pemikirannya dengan gina. Gina justru senang, tanpa ada pemikiran bahwa lutfan sengaja membuatnya tidak betah dan kabur. Gina senang karena secara tidak langsung lutfan terbuka dengan kesehariannya. Ia jadi tidak pusing-pusing karena harus bertanya. Di tambah bertanya seperti itu pasti akan sangat memalukan!.
Gina bangkit, lalu berjalan ke dapur membuatkan susu untuk lutfan, tidak lama gina kembali dengan segelas susu putih hangat. Gina langsung memberikan gelas itu kepada lutfan. Namun saat gina menyerahkan gelas itu, entah dengan sengaja atau tidak lutfan malah menyenggol gelas itu hingga tumpah mengenai pakaian sekolah gina.
"Aarghhhhh sial! Umpat gina dalam hati.
"Ups maaf gak sengaja" ucapnya santai lalu mengambil sapu dan pengki di pojokan dan memberikannya ke gina.
"Nih bersihin pecahan gelasnya, maaf aku gak sengaja"
"Iya gak papa" balas gina dengan senyumnya. Sial! Lutfan jadi merasa bersalah secara tidak langsung. Tapi ia tahan! Ia tidak ingin jiwa baik nya keluar.
Lutfan berjalan ke kamar dan mengambil tasnya, ia merapikan pakaian nya yang sedikit berantakan. Lalu ia kembali keluar dan menemui gina yang tampak sedang membersihkan gelas bekas susu tadi yang sudah pecah.
"Aku duluan ya" pamit lutfan, ia sengaja melakukan ini. Gina menoleh, menatap lutfan yang tampaknya sengaja ingin membuat dirinya telat
"Ta..tapi aku" ucap gina terpotong karena lutfan yang sudah berjalan seraya melambaikan tangannya "assalamu'alikum" lutfan sudah tidak terlihat setelah mengucapkan salam.
Sungguh pagi yang sangat buruk! Gina mendengus, dalam hati ia ingin menangis, namun dirinya tahan. Ia tidak ingin terlihat lemah. Ini baru awalan! Ia harus tegar menghadapi cobaan yang lebih berat dari ini.
Jangan lupa kasih vote dan koment kalian. Habis itu follow! Terimakasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
you are everything
Fiksi RemajaIni rumit,tidak mudah memperjuangkan cinta seorang diri, apalagi aku wanita. bagaimana jika kamu jadi aku? di jadikan layaknya pembantu dirumah, dijadikan pelampiasan dirinya atas kebenciannya pada keluargaku. aku paham hadirku bencana bagi hidupmu...