Lutfan mencondongkan wajahnya menyamping mendekati wajah gina, ia sudah siap menerima ciuman gina dengan senangnya.
"cepet. Kiss me now" ucap lutfan.
"ish nafsu banget"
"kamu mau ingkar?"
"enggak. Tapi kamu nya biasa aja dong, jangan kayak gitu" gina memandang risih sikap lutfan yang terlihat seperti cowok mesum yang bernafsu.
"cepet cium" lutfan tak sabaran.
1 detik
2 detik
3 detikCup
Gina mencium pipi lutfan sekilas lalu membuang mukanya, menghindari tatapan lutfan. Ia sangat malu kali ini.
"satu lagi" pinta lutfan, ia masih belum bisa memudarkan senyumnya saat ini.
"aku bilang sekali"
"yah, nanti pipi kiri aku ngiri lagi, nanti dia marah terus nangis sampe bengkak. Gak malu punya cowok tembem sebelah?" ujar lutfan melawak. Tapi sayangnya, lawakan itu tak mempan untuk saat ini. Gina masih di ambang rasa malu dan gugup hingga tak bisa membalas gurauan lutfan.
"jauh jauh sana" usir gina salting.
"ih kenapa? Cie yang blushing" ledek lutfan menggoda gina.
Tangan lutfan terulur untung merangkul pundak gina, ia mencium pipi kanan gina yang terlihat merah saat ini.
Gina merasakan jantungnya berhenti saat itu juga, ia tak mampu menunjukkan ekpresi apa-apa sekarang.
"na, kamu harus percaya sama aku bahkan dalam keadaan apapun. Sepenuhnya hati aku untuk kamu selamanya" lutfan bersandar di bahu gina, menikmati momen romantis yang baru kali ini ia rasakan.
Gina masih belum mau berkata apa-apa. Sedari tadi tubuhnya kaku bahkan saat lutfan menyenderkan kepala pada bahunya.
Lutfan terkekeh, melihat tingkah gina "kamu kalau blushing emang kayak gitu ya?" ledek lutfan lagi.
Gina menggigit bibir bawahnya, ia semakin malu. Entah apa yang di pikirkannya, gina seperti ingin terbang saat ini.
Banyak sekali kupu-kupu yang menggelayut di perutnya. Entah perasaan apa yang ia rasakan saat ini, yang jelas gina merasa baper dengan perilaku lutfan.
"aku harap, kamu gak cuma baperin aku" balas gina.
Lutfan menoleh menatap gina dengan senyumnya "cukup percaya aku. Meski apa yang kamu lihat dan apa yang aku ucapkan suatu hari nanti berbeda" lutfan menggenggam tangan gina tanpa balasan dari gadis itu.
"maksud kamu?" tanya gina ambigu.
"aku sayang kamu. Tolong percaya aku"
Gina mengangguk "aku percaya"
***
"Bisa bicara sebentar?" ucap seseorang dengan seriusnya.
Lutfan menoleh menatap sari dengan pandangan aneh. Tak terlihat wajah genit dan manja sari saat ini. 3 minggu berlalu sari sudah tak mengganggunya lagi.
Namun kali ini, ia menampakkan diri kembali di hadapan lutfan. Sangat terpampang jelas perubahan dalam diri sari. Ia nampak sangat pucat pasi, mengurus, bahkan wajahnya sudah tak cantik seperti dulu. Ia seperti tak mengurus diri.
Lutfan menoleh ke kanan lalu ke kiri memastikan tidak ada yang melihatnya berbincang dengan sari. Padahal saat ini ia sudah siap berpulang ke rumahnya bersama gina. Namun, tak masalah memberikan sari sedikit waktu untuk bicara jika itu penting.
Lutfan berjalan tanpa menjawab pertanyaan sari. Gadis itu tersenyum sebentar sebelum mengikuti lutfan dari belakang.
Lutfan : tunggu di parkiran dulu ya, aku lagi ada urusan sebentar
Lutfan mengirimi pesan singkat untuk gina, setidaknya ia tak membiarkan gina menunggu tanpa alasan.
Gina : iya
"Ada perlu apa?" tanya lutfan tak basa-basi. Saat ini mereka berada di rooftop belakang, tak banyak orang di sana karena tempat ini adalah tempat yang tak di minati murid sebab bersebelahan dengan kantor guru.
Sari meneteskan air matanya, lutfan kaget melihat sari menangis. Dengan cepat lutfan mengambil tisu di saku nya lalu mengusap air mata itu.
Lutfan tak sadar melakukan itu, ia hanya reflek.
"kenapa lo nangis, gue gak ngapa-ngapain elo" ujar lutfan sambil membuang tisu bekas tersebut.
Sari memeluk lutfan erat. Lagi-lagi lutfan di buat terkejut karena perilaku sari yang di luar pikirannya.
Lutfan menghempas pelukan sari dengan sedikit kasar. Meski sari merasa kecewa karena tindakan lutfan yang sangat kasar itu, tanpa peduli apapun sari memeluk lutfan kembali. Lebih erat. Dan ia menangis lagi, meluapkan semuanya di dekapan lutfan.
"cewek gila. Lepas."
"please. Terima aku lagi" ucap sari memohon.
"apaan sih sinting banget lo" ucap lutfan mengeluarkan kalimat pedasnya. Tangannya tak henti-henti mencoba melepaskan pelukan sari yang sangat erat.
"untuk terakhir kalinya aja lutfan"
"lep..."
Sari mencium bibir lutfan sekilas lalu memeluk lutfan lagi. Ia tak membiarkan lutfan bergerak bahkan berbicara saat ini.
"lo pilih sekarang. Lo pilih nyawa gina apa nyawa gue yang nanti akan terancam" tanya sari dalam dekapan lutfan.Sehentak lutfan mampu mengehempaskan tubuh sari yang menempel padanya. Seakan tak sadar setelah sari menyebut nama gina membuatnya hilang akal.
"maksud lo apa?" tanya lutfan marah penuh emosi. Setelah mendengar penuturan sari barusan yang seakan mengancamnya. Wanita di hadapannya ini sedang mempermainkannya dengan menyangkut pautkan masalahnya dengan gina. Lutfan tak suka, melihat gina di ganggu atau pun di perlakukan jahat di sekolah. Sudah cukup ia melihat gina sering di bully bahkan adik kelasnya sekalipun berani pada gadisnya. Untuk kali ini, sari sangat berbahaya. Takkan ia biarkan sari mengganggu istrinya.
Guys jangan lupa mampir di ceritaku yang judulnya 'jodoh kecilku'
Silahkan kalian chek di akun ku ini. Sekalian chek, sekalian klik follow ya :)
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
you are everything
Teen FictionIni rumit,tidak mudah memperjuangkan cinta seorang diri, apalagi aku wanita. bagaimana jika kamu jadi aku? di jadikan layaknya pembantu dirumah, dijadikan pelampiasan dirinya atas kebenciannya pada keluargaku. aku paham hadirku bencana bagi hidupmu...