CHAPTER 2 : MEET

5.7K 451 12
                                    

Tekan ⭐ kemudian 💬

Happy reading for all.....📖📖

•••••••••••••

Victor terbangun di sore hari ini. Ia berencana akan membeli beberapa bahan makanan untuk sebulan ke depan,terlebih lagi ia memang sedang lapar. Untungnya uang yang dia punya sangat mencukupi untuk membeli bahan makanan.

Setelah mandi sore dan tak lupa memakai baju hangat ia keluar dari apartemen dan berjalan ke supermarket terdekat.

Angin sore yang berhembus membuat Victor kedinginan. Ia mempercepat langkahnya tatkala netranya melihat sebuah supermarket.

Victor masuk kedalam supermarket dan sedikit bernafas lega ketika rasa hangat menyapa tubuhnya. Mengambil troli belanjaan dan berkeliling mencari bahan yang diperlukannya. Mulai dari bahan makanan sampai deterjen dan pewangi pakaian. Setelah dirasa bahwa itu cukup, ia membawa semuanya ke kasir dan membayarnya.

Victor keluar dari supermarket dengan membawa kantong kresek dikedua tangannya. Cukup berat untuk di bawa oleh kedua tangan, untungnya ia seorang laki-laki.

Di jalan pulang ia berpapasan dengan seorang lelaki berperawakan tinggi dengan rambut berwarna corn silk. Victor melihat lelaki itu seperti sedang mencari sesuatu, niat awalnya ia ingin membantu namun karena ia tidak mengenal orang itu, niatnya ia urungkan. Bukan karena Victor tidak peduli, namun ia sedang di negeri orang, ia harus lebih berhati-hati. Siapa tahukan ia orang jahat? Sekarang banyak sekali kejahatan dimana-mana, dengan kedok yang bermacam-macam.

Berjalan kembali tanpa melihat kebelakang, tanpa tahu bahwa lelaki tinggi itu mematung sesaat dan menggeleng-gelangkan kepalanya lalu lanjut berjalan.

Sesampainya di apartemen, ia menyimpan semua barang belanjaannya di dapur dan memasukkan beberapa bahan makanan ke dalam kulkas. Dan sebagian bahan makanan ia gunakan untuk di masak sekarang. Ya walaupun ia tidak terlalu bisa memasak, namun ia harus belajar mandiri.

Setelah beberapa lama ia berkutat di dapur. Ia membawa masakannya keruang tengah dan menyalakan penghangat ruangan, lalu duduk di sofa tak lupa menghidupkan televisi.

Sedikit mengernyit tatkala suapan pertama masakannya masuk ke dalam mulut. Ini sungguh aneh, maksudnya masakan yang ia buat rasanya sangat aneh. Mau dibuang tapi sayang itu uang , terpaksa ia memakan semua masakannya sampai habis.

Victor kembali ke dapur untuk menyimpan bekas alat makannya. Lalu ia kembali ke ruang tengah dan menyandarkan dirinya di sofa. Mengecek handphone nya sambil mengerutkan kening kala rasa masakannya masih terasa di dalam mulut. Ughh... Dia berjanji tidak akan memasak lagi kalau seperti ini hasinya, tapi jika beli delivery itu pemborosan namanya.

Besok ia harus masuk ke sekolah barunya, itu pemberitahuan yang ia lihat dihandphone nya. Akan seperti apa sekolah barunya itu? Apakah di sini ia akan memiliki teman baru? Pikirnya. Ia jadi rindu semua teman disekolah lamanya. Ayolah hidup tanpa seorang teman itu sangat membosankan, tak akan ada yang menjahilimu tak akan ada yang menasehatimu.

Omong-omong soal teman, Ia jadi teringat teman baiknya itu. Devan namanya, Ia adalah seorang teman yang baik dan sangat menjengkelkan tapi itu adalah keunikannya. Victor akan mencoba untuk menghubunginya.

Setelah nada terhubung memenuhi pendengarannya dan suara khas orang yang baru bangun dari tidur, Victor menyapa temannya itu.

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang