Tekan ⭐kemudian 💬
Happy Reading for all.... 📖📖
••••••••••••••••••••
Sudah sepuluh tahun berlalu semenjak kejadian itu. Negeri kembali seperti pada zaman kekuasaan raja Linford. Roda kehidupan kembali berjalan dengan damai dan tentram. Para rakyat begitu amat bersyukur bisa merasakan kembali negerinya yang seperti ini. Berkat sang penjaga yang telah mengorbankan dirinya demi negeri. Walaupun mereka bahagia akan negerinya yang dapat kembali,di dalam lubuk hati mereka sebuah perasaan sedih melingkupi. Namun, mau bagaimana lagi semuanya tak dapat terulang, yang hanya dapat para rakyat lakukan adalah terus mencurahkan rasa terimakasih nya dengan membuatkan sebuah patung es yang berada di tengah-tengah kota.
Patung es berwujud seorang Victor Carrington.
"Apakah patung ini telah menyerupai Vasiliás tou Págou, Vasiliás tou Neroú? " Salah satu rakyat yang telah membuat patung tersebut bertanya kepada seorang namja bertubuh tinggi dengan jubah kerajaannya yang memiliki lambang element water.
Namja itu tersenyum getir. "Iya, dia sangat mirip bahkan aku seperti melihat sosok aslinya."
"Sejujurnya kami merasa buruk Vasiliás tou Neroú."
Namja itu menatap rakyat tadi dengan raut bingung. "Kenapa?"
Rakyat itu menundukkan kepalanya begitupula yang lainnya. Salah satu rakyat yang berbeda dengan rakyat yang tadi berkata. "Kami tidak mengetahui wajahnya. Kami membuat patung ini hanya dari sketsa yang di buat oleh Vasiliás ti̱s Fo̱tiás dan interupsi dari anda. Kami merasa buruk tidak mengenal Vasiliás tou Págou."
Namja itu hanya tersenyum maklum. "Bukankah sekarang kalian semua dapat mengenalnya." Tatapannya beralih ke sebuah patung es didepannya. "Lihatlah patung yang telah kalian buat." Perintahnya membuat semua orang serentak menatap patung yang berdiri kokoh itu.
"Sekarang kalian dapat melihatnya, betapa gagahnya dia dengan jubah kerajaannya itu, betapa lembut senyumannya, dan betapa tampan wajahnya." Selama sepuluh tahun ini dia selalu mengakui bahwa wajah Victor memang lebih tampan darinya. Terlepas dari apa yang selalu ia katakan sebelumnya. Mengklaim dirinya sendiri sebagai orang paling tampan di dunia. Ke-narsisannya kini menghilang bersama duka yang terus berlanjut.
Setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya menyadari bahwa patung itu tak dapat menggantikan sosoknya, ataupun menggantikan kesedihannya. Malah semakin menambah rasa pilu dihatinya.
"Bisakah kau kembali?"
Dan satu pertanyaan mustahil itu muncul.
*****
"Jourell?" Aidyn menepuk pundak Jourell yang tengah melamun pelan. Ia tepuk kembali pundak sahabatnya itu karena tak bergeming. Tapi hal itu sia-sia saja.
Aidyn menghela nafasnya. Ini sudah yang ke sekian kalinya ia dan yang lainnya mendapatkan Jourell yang selalu berdiri merenung menatap reruntuhan Stoicheía Pýrgou dari celah jendela besar istana ini.
Ia mengetahui bahwa sahabatnya ini begitu terpukul karena Victor telah tiada, dan ia mengerti hal itu. Dia pun merasakan hal itu. Tapi setidaknya ia bisa mengontrol emosi dan menjaga kesehatan, tidak seperti sahabatnya ini, yang bahkan sampai lupa untuk tertidur. Hampir seharian ia akan terus merenung disini jika salah satu diantara mereka tidak mengingatkannya. Itu sudah terjadi selama sepuluh tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seven Elements (END)
Fantasy[REVISI] Victor tidak pernah menyangka bahwa kehidupannya yang biasa-biasa saja akan berubah 180°, karena berteman dengan keenam teman barunya. Takdir yang begitu rumit harus tetap ia jalani untuk menyelamatkan beribu-ribu nyawa yang berharga. Akan...