CHAPTER 44

1.3K 211 34
                                    


Tekan ⭐kemudian 💬

Happy Reading for all..... 📖📖

•••••••••••••••••


"Apa ini akan berhasil? Apa mereka akan baik-baik saja?"


"Tenanglah dan jangan gunakan kekuatanmu itu. Mereka akan baik-baik saja"

"Tapi... "


"Mereka takkan kenapa-napa. Asalkan kau mengikuti rencananya."

*****

"Tinggal satu lagi." Dyami menatap ke lima orang di depannya kini yang tengah menatap nyalang dirinya.

"Bukankah dia bersamamu Vasiliás ti̱s Fo̱tiás?" Menatap Aidyn sebelum ia kembali berkata dengan nada angkuhnya.

"Aku akan bertanya baik-baik padamu, kemana sang Vasiliás tou Págou?"

Aidyn berdecih pelan menatap manusia pengkhianat di depannya. "Aku tak tahu, saat bawahan jelek mu membawa ku, aku telah terpisah dengannya. Jikalau pun aku tahu aku takkan pernah memberitahumu."

Dyami hanya memandang angkuh Aidyn lalu mengangkat sebelah alisnya. "Hmm.... Aku telah berucap baik-baik padamu, tapi sayangnya.... Ck. Mather!"

"Baik tuan!" Mather yang sedari tadi patuh berdiri di samping Dyami mengangguk. Lalu, menatap Aidyn dengan dingin.

"Máv̱ri̱ fo̱tiá." Serunya dengan telapak tangan yang mengarah kepada Aidyn. Lantas, dari telapak tangan itu muncullah sepercik api hitam yang mengarah kepada Aidyn. Namun, lama kelamaan api kecil hitam itu berubah menjadi besar membakar tubuh Aidyn.

"AKHHH..."Lalu api itu menghilang.

"Aidyn kau tak apa?" Malden menatap Aidyn yang di sandra di sebelahnya. Aidyn hanya menatap Malden dengan tersenyum. Malden tahu arti senyuman itu.

"Semoga kau menjalankan rencananya dengan benar."

"Dan sekarang kau Vasiliás ton Fóton." Malden menatap Dyami dengan tatapan yang tak berbeda dengan yang lainnya.

"Jika kau bertanya mengenai Victor maka, jawabanku sama dengan Aidyn."

"Oh begitu? Maka kau akan berakhir sama dengan temanmu itu." Dyami menatap Mather yang kemudian membuat orang itu mengangguk mengerti. Dia melakukan hal yang sama seperti kepada Aidyn.

"AKHH...."Lalu api itu kembali menghilang.

Dyami bangkit dari duduknya menatap Jourell yang masih betah berdiri bersama Selendra. " Jourell, kau berdirilah di sana."Tunjuk nya ke sebuah pilar batu yang berada di samping Malden.

Jourell tak mengatakan apapun, ia hanya mengikuti perintah Dyami. Berdiri di sana dan tak menggubris perkataan yang terus terlontar dari bibir pedas Malden.

"Mather, Selendra. Cari dia." Perintahnya yang hanya di angguki oleh keduanya. Kemudian mereka menghilang dengan asap hitam sebagai jejaknya.

"Bingo, dia masuk kedalam jebakan."

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang