CHAPTER 42

1.4K 199 20
                                    

Tekan ⭐kemudian 💬

Happy Reading for all.... 📖📖

••••••••••••••••••









Iya disini.

Mereka tidak lupa kan?

Mereka tidak salah tempatkan?

Bekas api unggun, bekas memasak, dan dedaunan cukup besar bekas alas tempat tidur mereka yang berceceran di tanah . Ya, mereka yakin bahwa mereka tidaklah salah  tempat. Dimana tempat ini sebelumnya merupakan tempat beristirahat mereka untuk sementara sebelum melanjutkan perjalanan mengantar Selly pulang ke rumah.

Apakah mereka pergi terlalu lama?

Apakah yang lainnya tak mencoba mencari mereka?

Jika seperti itu sungguh keterlaluan!

"Dimana mereka ini?"

"Aku tak tahu."

"Mana mungkin 'kan' mereka
meninggalkan kita?"

Mereka berempat di buat kebingungan. Victor yang sedari tadi terus menanyakan 'dimana mereka'. Di jawab  decakan sebal dari  Malden yang hanya menjawab 'tidak tahu'. Sedangkan Aidyn terus menanyakan hal bodoh itu, yang di jawab Malden 'mana mungkin.' Sementara itu si serigala hanya mengendus-endus tanah.

Jika kalian bertanya mengapa mereka bisa sampai disini?

Mereka pun juga tak tahu.

Saat mereka membuka mata, mereka sudah berada di tempat ini setelah cahaya yang bersinar terang itu meredup. Mereka bertiga hanya merasakan bagaikan terombang-ambing di udara. Semilir angin, suara-suara orang yang berbicara yang entah mereka tahu siapa itu. Mereka hanya melihat kejadian itu, kejadian yang selama ini tersimpan apik oleh seorang Vasiliás tou Págou terdahulu.

Sungguh waktu pertama kali mereka melihat kejadian itu mereka di buat terkejut. Mereka kira bahwa hal ini berawal dari rasa iri dengki yang menguasai hati. Namun, ternyata hanya sebuah jalinan persaudaraan biasa yang sangat indah bila terus di jalani. Ya....jika saja, tapi semua itu ternyata tidak bisa atau bahkan mustahil karena sebuah ke salah pahaman yang berakhir dengan keretakkan sebuah tali persaudaraan. Antara keegoisan, ketidak mampuan dan kepercayaan.

Bahkan mereka tak menyangka bahwa mereka dengan tega mengurung salah satu keluarga mereka di sebuah menara yang sangat tinggi di Vasíleio tou Págou. Layaknya seekor binatang, mereka mengurung salah satu keluarga mereka dengan tak memberikannya sebuah celah untuk hanya melihat dunia luar. Merantai kedua tangannya bagaikan seorang tahanan yang telah melakukan tindak kejahatan.

Sangat di sayangkan, mereka lupa bahwa ia hanyalah seorang anak kecil yang bahkan pada waktu itu belum memasuki masa remaja. Tanpa melihat hal itu mereka dengan tega melakukannya, terutama untuk Zenith selaku ibunya. Yang pada akhirnya semua itu membuat si anak yang baik berubah menjadi jahat. Tak patutlah ia untuk di salahkan waktu itu, sebab dia hanyalah seorang anak kecil yang masih menggunakan perasaannya ketimbang pikirannya. Sampai waktu di mana pemberontakan itu terjadi, sang anak yang telah tumbuh dewasa tetap tak seharusnya di salahkan. Dari sana mereka tahu bahwasanya orang yang jahat berawal dari orang baik yang tersakiti.

Mengetahui hal itu pun membuat Victor tak hanya terkejut, namun juga membuat dirinya merasa sedikit tak enak hati akan gelar yang ia dapat kali ini. Sebab, gelar ini juga merupakan salah satu alasan dimana sebuah kepercayaan yang sangat tinggi menjadi hancur tak tersisa. Ia juga merasa sedikit bimbang di sini antara siap dan tidak untuk suatu saat nanti kemungkinan ia akan berhadapan langsung dengan ketua para pengkhianat itu yang tak lain adalah adik dari kakeknya, yang merupakan kakeknya juga.

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang