CHAPTER 32

1.3K 189 9
                                    


Tekan ⭐ kemudian 💬

Happy Reading for all... 📖📖

•••••••••••••

Badai diluar masih terus berlanjut seakan tak mau berhenti. Udara semakin dingin melingkupi mereka yang tengah terlelap di dalam gua dengan api unggun yang masih menyala.

Tak jauh dari gua tersebut tepatnya di sebuah semak-semak terlihat sepasang cahaya berwarna merah tengah menatap gua tersebut. Sebuah geraman menakutkan terdengar dari sana. Lalu, munculah lebih banyak cahaya merah di kegelapan hutan itu.

Sesuatu melompat keluar dari semak-semak dengan empat kaki yang kokoh menginjak tanah, dan taring begitu panjang menghiasi mulutnya.

"AAUUUU....."

Lalu setelah suara itu terdengar, semakin banyak yang keluar dari kegelapan dengan keempat kaki berbulu dan taring panjang.

"AAUUUUUUUU!!!"







Victor tersentak dari tidurnya, bangun dan menatap semua temannya yang masih tertidur. Ia rasa mendengar sesuatu, sehingga membuatnya terjaga. Mencoba mengeceknya, ia berdiri dan melangkahkan kakinya pelan menuju pintu gua.

Semakin dekat dengan pintu gua, suhu udara semakin dingin, mungkin karena badai yang tak kunjung berhenti. Membuatnya harus mengeratkan jubah panjangnya guna menghalau dingin.

Setelah sampai di pintu gua, ia edarkan netranya ke penjuru hutan dan hanya kegelapan yang ia lihat, sesekali ia melihat petir yang terus menyambar di langit malam.

Namun tunggu!

Ia melihat sepasang mata merah menyala tak jauh dari tempatnya ia berdiri, lalu tak berselang lama banyak sekali mata merah menyala yang menatap kearahnya di dalam kegelapan itu.

Saat, kilat petir menyambar di langit memberikan sedikit cahaya untuk menyelidiki apa sebenarnya cahaya mereka itu. Lantas, membuat Victor terpaku di tempat karena terkejut mengetahui bahwa cahaya merah itu berasal dari mata para kawanan werewolf.

"AUUUUUUUUUUU...."

Mata Victor membulat sempurna ketika melihat sekawanan werewolf itu berlari kearah gua yang ditempati mereka. Dengan reflek ia mengeluarkan kekuatannya dan membuat sebuah dinding es di pintu gua guna menghalangi para sekawanan werewolf itu untuk masuk kedalam gua.

Lalu, ia berlari menuju ke dalam gua dan membangunkan mereka semua. Ia yakin dinding es itu tak akan bertahan lama, karena ia tahu bahwa para werewolf itu sangat kuat apalagi jika bersama kawanannya.

"SEMUANYA CEPAT BANGUN!!! SEMUANYA CEPAT BANGUN!!!"

Semuanya lantas terlonjak kaget mendengar suara temannya itu, mereka langsung terbangun dan menatap tajam Victor, terlebih lagi Malden yang seakan ingin memakannya hidup-hidup.

"Ada apa Victor, kenapa kau menyuruh kami bangun?" Tanya Rery dengan raut wajah kesalnya.

"Ada sekawanan werewolf di depan! Kita harus cepat keluar dari gua ini! Aku telah menahannya menggunakan dinding es. Namun, itu tak akan bertahan lama."

Lantas semua orang terkejut mendengar ucapan Victor dan mereka semakin terkejut ketika mendengar suara pecahan,bak suara pecahan kaca.

'Brakk'

"Dinding es nya telah roboh! Cepat kita lari kedalam gua!" Seru Steven langsung berlari kedalam gua bersama yang lainnya.

"Hyung ayo!" Seru Aidyn melihat Victor yang masih diam di tempat.

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang