CHAPTER 11

2.2K 286 22
                                    


Tekan ⭐ kemudian 💬

Happy reading for all....📖📖

••••••••••••••

'Tok tok tok'

"Kalian berdua bangunlah! " Teriak suara cempreng milik Hyder dari luar kamar Jourell.

Karena tak ada sahutan dia kembali berteriak. "Hey! Kalian berdua bangun. Sarapan sudah siap. Jika kalian tidak bangun. maka, jangan harap kalian dapat jatah sarapan." Ancamnya.

Dari dalam terdengar suara gedebuk keras, seperti suara benda jatuh. Raut muka Hyder tampak bingung. Ada apa di dalam? Apa mereka sedang bergulat? Pikirnya.

Pintu kamar itu terbuka memperlihatkan Jourell dengan muka bantalnya dan rambut berwarna caramelnya yang seperti diterpa angin topan. Serta tangannya yang mengusap bagian belakang tubuhnya.

Hyder  menaikan alisnya bingung. "Kenapa kau?"

Jourell menggerutu tak jelas masih sambil mengusap bagian belakang tubuhnya. "Aku terjatuh dari ranjang. Karena ditendang Victor. Dasar teman laknat."

Hyder tertawa nista mendengar itu, membuat Jourell mendengus kesal. "Ada apa hyung?" Jourell bertanya dengan ketus.

"Cepat mandi dan turunlah sarapan." Hyder menjawab setelah puas tertawa. "Jika kalian lama, maka kalian tidak akan dapat jatah sarapan." Hyder berlalu pergi setelah mengatakannya.

"Ish, dasar hyung tukang ancam." Gerutunya dan kembali masuk kedalam kamar tak lupa menutup pintu.

"Kau sudah mandi?" Jourell bertanya terkejut.  Tentu saja , bagaimana ia tak terkejut jika tadi saja ia masih melihat temannya itu masih tidur dan sedangkan ia keluar kamar tak lama. Namun saat masuk ke dalam kamar  temannya itu sudah rapih dengan rambut sedikit basah sehabis mandi.

Victor hanya mengangguk sebagai jawaban, ia sedang sibuk memasangkan anting panjang ditelinga sebelah kanannya. Merapikan rambutnya kebelakang menggunakan jari panjang miliknya. Tak lupa mulutnya terus mengucapkan kata 'tampan' dan 'keren'.

Jourell hanya memutar bola matanya jengah melihat hal itu. Ayolah temannya itu ternyata tidak hanya aneh tapi narsis.

Victor berjalan melewati Jourell yang tengah menatapnya bingung. "Kau mau kemana?"

Victor menoleh dan memasang tampang polosnya yang membuat Jourell enggan untuk melihatnya. "Kebawah, Hyder hyung bilang tadi jangan lama jika kau ingin sarapan."

"Kau tak mau menungguku?" Tanyanya tak percaya. Teman macam
apa dia? Setelah menendangnya jatuh dari ranjang ia tak minta maaf? Dasar teman laknat.

"Kenapa harus menunggumu?" Setelah itu Victor langsung keluar dari kamar meninggalkan Jourell yang tengah menggerutu sendiri.

Victor melangkahkan kakinya menuju tangga.  Sesekali ia melihat keindahan dari rumah ini. Banyak sekali ukiran-ukiran yang rumit tercipta di setiap dinding rumah. Dirinya berasa bak berada di dalam istana.

"Victor!"

Karena panggilan itu, Victor menghentikan langkahnya lalu berbalik dan melihat Rery yang tengah berjalan menghampirinya.

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang