CHAPTER 14

2K 270 13
                                    


Tekan ⭐ kemudian 💬

Happy Reading for all.... 📖📖

•••••••••••


Victor mengerjapkan kedua matanya pelan membiasakan penglihatannya ketika cahaya silau  masuk ke dalam retinanya. Putih. Itu yang dilihat oleh netra Victor ketika matanya telah terbuka sempurna. Bau obat dan antiseptik menyeruak masuk kedalam indra penciumannya.

Iya tahu tempat ini. Ini adalah rumah sakit dan ia semakin yakin tatkala melihat masker oksigen yang membungkus mulutnya dan suara mesin EKG yang memantau kinerja jantungnya.

Netranya melihat seorang yang sedang duduk dan menidurkan kepalanya di sisi ranjang rumah sakit. Mengangkat tangannya yang tak di infus, Victor mengusap kepala orang itu dengan lembut. Ia tahu siapa dia, Aidyn.

Aidyn menggeliat dalam tidurnya karena merasakan usapan lembut di kepalanya. Membuka matanya dan melihat ke depan. Dirinya terkejut sekaligus merasa senang ketika orang yang ditunggu mereka sudah sadar.

"Victor hyung!" Pekiknya senang.

Victor mengucapkan 'Hai' walaupun tak terdengar karena masker oksigen yang berada di mulutnya menghambat ia untuk berbicara.

Dengan segera Aidyn menekan tombol di samping ranjang. Tak lama dokter dan suster datang memeriksa keadaan Victor. Mereka mengatakan bahwa keadaan Victor sudah membaik. Dengan itu mereka keluar dari ruangan setelah melepas semua benda yang berada di tubuh Victor. Terkecuali masker oksigen—yang kini telah berganti menjadi selang oksigen— yang bertengger manis di hidung bangirnya. 

Aidyn menghampiri Victor dengan senyuman senangnya. "Syukurlah hyung sudah sadar. Kami semua menunggu hyung sadar." Mendudukkan dirinya di kursi yang ia pakai tadi.

Victor hanya tersenyum. Tubuhnya merasa lemah hanya untuk membalas ucapan dari Aidyn. Sebenarnya ia masih memikirkan apa yang terjadi dengan dirinya sehingga sampai bisa di rumah sakit. Dengan mimpi yang aneh tersebut.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Dengan susah payah Victor bertanya kepada Aidyn.

"Sebentar lagi kami akan memberitahumu hyung. Tapi untuk sekarang, kau istirahatlah dulu." Aidyn berucap sambil membenarkan selimut Victor dan menatap sendu hyungnya itu yang tengah menutup mata untuk beristirahat.

*****

Victor duduk di ranjangnya dengan bantal yang berada di belakang punggungnya. Menatap mereka semua bergantian meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi. Sekarang di ruangan itu tidak hanya Victor dan Aidyn berdua. Namun, ada yang lainnya juga.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Victor sambil menatap mereka satu persatu.

Mereka hanya diam, namun tak berselang lama Steven menghampirinya dan mengusap kepalanya lembut. Mengucapkan sesuatu yang membuatnya terkejut. "Kau koma, selama dua minggu."

Koma? Yang benar saja dia hanya merasakan seperti tertidur selama satu jam. Dan Steven mengatakan bahwa ia tertidur selama dua minggu.

"Kau membuat kami semua khawatir." Jourell mendekat dan  mendudukkan dirinya di kursi yang tadi di pakai oleh Aidyn.

"Kenapa aku bisa koma?" Victor menatap Steven.

Steven menatapnya lembut. "Kami akan memberitahumu setelah kau sehat."

Victor sedang mengingat-ingat apa yang sebenarnya terjadi sebelum ia koma. Otaknya ia paksa untuk berpikir keras tak peduli dengan kepalanya yang mulai di serang sakit dan pusing. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya. Oh ayolah apa yang terjadi dengan dirinya?

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang