Tekan ⭐ kemudian 💬
Happy Reading for all.... 📖📖
••••••••••••••
'Dimana aku?'
Dia merasa asing dengan tempat ini. Hamparan rumput hijau membentang luas sepanjang mata memandang dengan sebuah batu yang cukup besar terbenam di sana. Langit biru cerah tanpa awan memayungi lapangan rumput ini. Tempat ini bukanlah tempat yang pernah ia kunjungi."Kenapa aku disini? Bukannya aku sedang di perpustakaan?" Gumamnya sambil mengedarkan penglihatannya ke segala arah.
Suara langkah kaki yang bergesekan dengan rumput terdengar oleh telinga Victor. Reflek ia menolehkan kepalanya ke belakang. Dan dari jarak beberapa meter ia melihat seorang bertumbuh tinggi berjubah dark blue berjalan tergesa-gesa. Victor lantas menyembunyikan dirinya di sebuah batu besar yang tak jauh dari tempatnya ia berdiri.Victor melihat orang itu berhenti berjalan tak jauh dari batu besar tempatnya bersembunyi. Dengan tiba-tiba angin kencang berhembus membuat Victor yang tengah bersembunyi memekik kaget. Beruntung suara miliknya tak terlalu terdengar.
Victor kembali mengintip orang berjubah dark blue itu. Matanya membulat sempurna tatkala dirinya melihat sebuah pusaran angin yang berada di hadapan orang berjubah itu berubah menjadi seorang manusia ketika angin itu menghilang.
Ayolah kenapa ia banyak sekali bermimpi aneh, pikirnya.
Victor melihat, mereka tengah membicarakan sesuatu. Namun, Victor tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan karena, jarak mereka cukup jauh untuk sebuah frekuensi suara. Setelah itu, mereka menghilang bersama angin yang berhembus kencang. Tentu saja Victor terkejut melihat hal aneh itu.
Keluar dari persembunyiannya dan melihat sekeliling, Victor mengecek apakah ada orang lain selain dirinya disini. Serasa tidak ada orang, ia mulai melangkahkan kakinya untuk kembali berjalan. Namun, ketika kakinya melangkah, rumput yang ia pijak amblas membuatnya terjun kebawah. Menutup matanya erat karena takut. Victor terus berdo'a supaya ia tak mati muda.
Di rasa bahwa dirinya tak merasakan sakit, padahal menurutnya lubang itu cukup dalam terlihat ketika ia menengok kebawah saat terjatuh hanya kegelapan yang ada. Lantas Victor segera membuka matanya perlahan. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah sebuah lampu besar yang menggantung di atap sebuah ruangan.
Mendudukkan dirinya dan melihat sekeliling. Netranya melihat ruangan yang kosong tidak ada benda satu pun yang menghiasi ruangan ini, selain lampu besar yang menggantung itu. Dirinya mengernyit heran tatkala ia melihat hampir seluruh ruangan ini terbuat dari ice yang terpahat apik. Dan kenapa tiba-tiba udara di sini semakin dingin? Sebelumnya ia masih merasakan rasa hangat mentari.
Victor berdiri sambil menggosok-gosok telapak tangannya guna memberikan sedikit sensasi hangat bagi tubuhnya. Melangkahkan kakinya ke sebuah ruangan yang berada di sana. Suara dari gesekan sepatunya dengan lantai ice di bawahnya terdengar bergema. Oh ya Tuhan! Pantas saja saat ia terbangun punggungnya merasakan kedinginan, karena lantai ini ternyata.
Victor meringis tatkala suara gesekan sepatunya bergema memenuhi ruangan ini. Suara ini cukup keras untuk dapat didengar oleh seseorang,sontak hal itu membuatnya takut ketahuan.
Menyembulkan kepalanya di balik tiang ruangan, memeriksa apakah ada orang. Serasa sepi, ia mulai berjalan turun kearah tangga yang tadi ia lihat. Membulatkan matanya tatkala melihat tangga itu terbuat dari ice seutuhnya. Bagaimana caranya orang memahat es dengan detail seperti ini? Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seven Elements (END)
Fantasy[REVISI] Victor tidak pernah menyangka bahwa kehidupannya yang biasa-biasa saja akan berubah 180°, karena berteman dengan keenam teman barunya. Takdir yang begitu rumit harus tetap ia jalani untuk menyelamatkan beribu-ribu nyawa yang berharga. Akan...