CHAPTER 6

2.3K 303 9
                                    


Tekan ⭐ kemudian 💬

Happy reading for all....📖📖

••••••••••••••


Victor berjalan menyusuri koridor semua kelas hanya untuk mencari ruang club bernyanyi. Tadinya ia ingin diantar oleh Jourell namun ternyata Jourell harus latihan mendadak bersama Hyder.

Sebenarnya dia harus pergi kemana dia bingung, walaupun dulu Jourell pernah memberi tahunya tapi mana mungkin kan dia hapal dalam satu hari. Apalagi sekolahnya ini memiliki gedung yang besar dan luas. Ah... Sepertinya dia harus membiarkan dirinya lelah.

"Victor hyung!" Suara dari belakang arah Victor, membuatnya menghentikan langkahnya dan berbalik melihat siapa yang memanggilnya.

Ternyata Aidyn yang memanggilnya. Aidyn berlari pelan dan berhenti di hadapannya.

"Ya, 왜 (wae) Aidyn?" Tanya Victor.

"Apa hyung mengikuti ekstrakurikuler musik dan bernyanyi?"

"Hmm... Ya, kenapa?"

"Ayo, bersamaku ke ruang Club bernyanyi. Tadi Jourell hyung bilang, bahwa kau mengikuti club bernyanyi dan hyung tidak tahu tempatnya. Jadi aku mencari hyung dan mengajak hyung untuk pergi bersama." Ucap Aidyn sambil tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya.

Victor menepuk dahinya pelan, ia lupa bahwa dirinya dan Aidyn satu ekstrakurikuler. Kenapa ia tidak meminta bantuannya? Aishh...

Aidyn memgernyit heran melihat kelakuan Victor. "Kau kenapa hyung?"

Victor menggeleng. "A-ah tidak ada apa-apa. "

Aidyn mengangguk. "Ayo hyung." Dan setelah itu mereka berjalan bersama menuju ruang club bernyanyi.

*****

Hari sudah mulai malam, Victor dan Aidyn baru keluar dari ruangan club bernyanyi. Seharusnya mereka sudah pulang dari tadi, tapi karena ada anggota baru yang masuk –Victor–, mereka harus pulang lebih lambat dari biasanya.

Angin malam berhembus menusuk tulang Victor, apalagi mereka berdua masih di lantai dua gedung sekolah. Mengeratkan almamaternya untuk menghalau dingin di tubuhnya, Victor terus berjalan bersama Aidyn.

Berbeda dengan Aidyn, ia sama sekali tidak menunjukan bahwa ia sedang kedinginan. Itu semua tidak luput dari penglihatan Victor. Didalam pikirannya apakah ia tidak kedinginan?

"Aidyn, apakah kau tidak merasa kedinginan?" Tanya Victor setelah mereka sudah dilantai satu.

Aidyn menoleh kearah Victor. "Aku merasa kedinginan, tapi aku tak memperlihatkannya. "

Victor mengangguk dan suasana kembali hening tak ada suara sama sekali. Hanya tinggal mereka berdua yang berada di sekolah sedangkan siswa yang lainnya sudah lebih dulu pulang. Jika memikirkan hal itu Victor jadi merasa takut.

"Hyung, apa kau pulang sendiri?" Victor menoleh mendengar pertanyaan Aidyn. "Ya, aku pulang sendiri. "

"Aku akan mengantarmu pulang, hyung." Victor menggeleng, ia tak mau merepotkan Aidyn. "Tidak, tak perlu aku bisa menaiki bis. "

"Tapi sekarang sudah malam hyung. Bis jarang ada, lebih baik kau bersamaku hyung. " Bujukkan Aidyn ditolak mentah-mentah oleh Victor. "Tidak, kalau begitu aku akan memesan taksi saja."

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang