CHAPTER 28

1.6K 217 6
                                    


Tekan ⭐kemudian 💬

Happy Reading for all.... 📖📖

•••••••••••••••

Jourell terkejut saat mendengar ucapan Daniel kemarin siang. Dan ia amat sangat terkejut ketika Victor menyetujuinya dengan semangat, walaupun temannya itu telah mengetahui resiko jika membuka segel tersebut.

Jourell tahu bahwa temannya itu merasa bersalah dan ingin memperbaikinya. Namun, tidakkah ada cara lain selain membuka segel itu?

Bukannya ia tak senang melihat temannya begitu bersemangat untuk memperbaiki negeri mereka, hanya saja ia merasa khawatir para Máv̱ri̱ Skiá akan mudah mengincarnya dan menculiknya, atau bahkan yang lebih buruk. Dia tidak mau membayangkan hal itu.

Namun, di satu sisi jika mereka tidak membuka segelnya, Victor akan kesulitan untuk mengontrol kekuatannya sendiri dan kejadian kemarin akan terulang lagi. Jourell sungguh bingung waktu itu, memilih untuk membukanya atau tidak?

Sesaat ketika melihat binar semangat di kedua netra berwarna Sienna itu. Jourell tahu tak ada yang dapat ia lakukan selain mengikuti kemauannya. Di tambah dengan Steven yang berbicara ketika ia memberi tahu kan keluh kesahnya saat malam kemarin.

"Kita harus menghargai keputusannya. Jika suatu saat nanti para Máv̱ri̱ Skiá mengincarnya, kita semua akan berdiri di depan untuk melindunginya."

Oleh karena itu, ia tak punya pilihan lain selain mengikuti kemauannya.

Saat pagi menjelang Jourell segera bergegas menuju tempat pelatihan temannya itu, lapangan hijau. Ia melihat  temannya itu sedang berbincang-bincang dengan Daniel, terlihat sangat serius sekali.

Namun, sesaat netra berwarna Sienna itu melihatnya, segera ia tersenyum yang dibalas sebuah senyuman kotak darinya. Lantas ia menghampirinya yang sekarang sedang berbicara dengan Aidyn.

"Kalian semua menyingkirlah dari sana." Perintah Daniel kepada semua hyungnya. Lantas mereka semua berjalan menghampiri Daniel, mereka tahu apa yang akan dilakukan olehnya.

Kemudian Daniel menutup mata, lalu membukanya dan menempelkan kedua telapak tangannya ditanah dengan hentakan keras.

Tiba-tiba tanah yang mereka pijak bergetar, seakan tanah itu akan terbelah. Sontak Victor yang melihat ini terkejut, bahkan dia hampir saja berteriak kalau  saja ia lupa bahwa semua temannya ada di sini. Mau di taruh di mana mukanya nanti?

Lalu enam buah pilar batu muncul dari dalam tanah secara tiba-tiba dan tanah yang semula bergetar kini diam. Pilar-pilar batu itu berjajar melingkar. Mereka melingkari sebuah pilar batu yang terletak ditengah-tengah. Jadi, sebenarnya pilar-pilar batu itu berjumlah tujuh.

Daniel membalikkan badannya dan menatap mereka, lebih tepatnya menatap Victor yang tengah kebingungan.

"Pilar batu ini bernama stoicheío pylóna.. Di setiap pilar terdapat simbol-simbol yang menunjukkan element kalian." Victor mengangguk paham. Sedangkan yang lain hanya terdiam karena mereka sudah mengetahuinya.

"Sekarang kalian berdirilah di masing-masing pilar, sesuai dengan element kalian." Perintah Daniel yang diikuti oleh semuanya.

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang