CHAPTER 22

1.9K 237 15
                                    


Tekan ⭐ kemudian 💬

Happy Reading for all.... 📖📖

••••••••••••••

Victor mengernyit heran mendengar kata yang keluar dari bibir Steven. " stoicheía pýrgou, apa itu?"

Hyder menatap Victor dengan tangan yang sibuk menyimpan tiga cangkir teh di atas meja. "stoicheía pýrgou adalah sebuah menara yang terletak di tengah kerajaan vasíleio tou págou.  Menara itu adalah sebuah menara yang menyimpan sebuah kekuatan yang sangat besar. Bahkan bisa untuk menghancurkan dunia." Victor terkejut mendengarnya.

"Kekuatan yang tersimpan di dalam menara itu adalah kekuatan dari pétra fo̱tós. Sebuah stone of light yang di anugrahkan oleh para o theós kepada raja Linford dan memerintahkannya untuk menjaga pétra fo̱tós bersama raja element lainnya. Hal itu dilakukan supaya pétra fotós tidak jatuh ke tangan yang salah. Maka, dari itu hanya raja element yang terpilih yang boleh menjaganya. Walaupun, semua raja element menjaga pétra fotós, namun hanya vasiliás págou yang bisa menyentuhnya dan mengendalikannya. Kami para raja element lain hanya bisa menyalurkan kekuatan kami untuk melindungi stoicheía pýrgou." Jelas Hyder sambil meminum tehnya.

"Maka dari itu banyak yang menginginkan posisi vasiliás pagou." Tambah Steven.

Victor menyimpan perkamen itu dimeja setelah mendengar penjelasan dari kedua hyungnya. "Hyung bilang, jika vasiliás págou adalah seseorang yang terpilih. Dan apakah aku orang yang terpilih, sehingga aku ditakdirkan menjadi vasiliás págou?"

Steven tersenyum dan Hyder mengangguk. "Tentu saja. Maka dari itu takdir memilihmu. Apa kau masih ingat saat di ruanganku kau membaca sebuah buku?" Victor mengangguk. Tentu saja dia ingat, karena itu adalah kejadian yang sulit untuk dilupakan di dalam otaknya.  "Iya, aku ingat. Namaku tertera dalam buku."

"Buku itu bukanlah buku sembarangan, melainkan buku ramalan dari vasíleio tou neroú, kerajaanku. Jadi jangan meragukan hal itu, vasiliás págou." Steven sedikit menggoda Victor dengan memanggilnya vasiliás págou.

Telinga Victor yang mendengarnya merasa aneh, sungguh dia baru pertama kali dirinya disebut dengan kata aneh itu. "Don't say that hyung, I feel weird hearing it.."

Steven dan Hyder tertawa. "You must get used to it.."

*****

"Tuan, apa anda memanggil saya?" Tanya seorang lelaki muda kepada sesosok orang yang memakai jubah hitam panjang dengan topeng yang menutup sebagian wajahnya. Menunduk hormat tatkala tuannya itu menatap kearahnya.

"Ya, aku memanggilmu Mather." Melangkahkan kakinya kearah lelaki muda itu, si sosok jubah hitam menghampirinya.

"Apa yang harus saya lakukan tuan?"

Sebuah senyum miring tercetak jelas di wajah si jubah hitam. "Kau selalu seperti biasa, to the point. Aku sangat suka sikapmu itu. Aku menyuruhmu kesini untuk memerintahkanmu mencari seseorang."

Dahi lelaki muda itu–Mather– mengernyit. "Siapa itu tuanku?"

Si jubah hitam berjalan menuju sebuah sofa berwarna merah yang berada di ruangan bernuansa gelap itu, mendudukkan dirinya dan menyilangkan kedua kakinya"Bukan siapa-siapa. Hanya seorang anak kecil yang tak tahu apa-apa. Hanya seorang anak kecil yang menghalangiku untuk mendapatkan kekuatan besar itu. Seorang anak kecil yang sedang menjalani takdirnya. Seorang anak kecil yang terlahir menjadi seorang aió̱nios págos." Sorot matanya menyiratkan kebencian  dan dendam yang membara saat mengatakan hal itu.

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang