Tekan ⭐ kemudian 💬Happy Reading for all.... 📖📖
••••••••••••••
"Apakah dia sudah berada di tempat yang seharusnya?" Si jubah hitam itu duduk angkuh di kursi kebesarannya, bertanya kepada sang bawahannya.
Sang bawahan mengangguk. "Ya tuanku, nona Selendra telah bersama mereka."
Si jubah hitam itu langsung tertawa dengan suaranya yang menggelegar ke setiap ruangan. Berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke sebuah ruangan yang terletak di sana di ikuti oleh anak buahnya.
Ruangan itu hanya sebuah ruangan kosong yang di tengah-tengah ruangan terdapat sebuah api yang dikelilingi oleh pembatas. Sebagai sebuah perantara agar si jubah hitam bertemu dengan sesosok mengerikan yang selalu menghasut para makhluk hidup berakal, sang penguasa kegelapan dan neraka, Iblis.
Si jubah hitam menutup matanya diikuti bawahan nya, membaca sebuah mantra pemanggil. Mengangkat tangan mereka keatas bersamaan dengan kobaran api di depan mereka yang semakin besar dan lama kelamaan menyerupai sosok mengerikan dengan mata merahnya.
"Apa yang kau perlukan lagi dariku, Dyami?" Suara itu terdengar sangat mengerikan.
Si jubah hitam bertopeng sebagian membuka matanya dan menatap sang penguasa kegelapan. "Anda pasti telah mengetahui apa yang saya inginkan."
"Hahaha, imbalan apa lagi yang akan aku Terima, setelah kau memberikan para penguasa dari kaum Immortal sebagai pengorbanan?" Kobaran api itu semakin terlihat membesar dan mengeluarkan hawa yang semakin panas.
Si jubah hitam—Dyami—tersenyum miring menatap kobaran api itu. "Sesuatu yang tak akan pernah anda lupakan, sebuah kekuatan yang besar."
"Kekuatan sang penerus terakhir dan kekuatan stoicheía pýrgou." Kobaran api itu merubah wujudnya menjadi sebuah siluet wajah yang sangat mengerikan ditambah dengan seringaian yang tergambar jelas si wajahnya.
Dyami mengangguk. "Benar tuanku."
"Hahaha. Hanya karena dendammu padanya kau sungguh sangat berani menentang negerimu sendiri, sehingga merubah dirimu sendiri menjadi setengah iblis. Sungguh seorang pengkhianat. Hahaha." Tawa itu begitu menggelegar.
Dyami mengepalkan kedua tangannya dengan rahang yang mengeras, bukan karena kesal dengan perkataan dari sang iblis melainkan kesal kepada masalalu nya sendiri. Kesal dengan kejadian di masalalu nya yang mengubahnya menjadi seperti ini, membuatnya tak bisa untuk memiliki apa yang seharusnya dia miliki. Di tandai sebagai sebuah aib di keluarga.
Sungguh tak adil.
Orang yang tak seharusnya memiliki takdir itu, harus menjalaninya. Sedangkan, orang yang seharusnya menjalani takdir itu malah harus terpaksa meninggalkannya. Apa salahnya jika dia berbeda?
Dianggap sebuah aib keluarga, di kurung di sebuah kastil tak dapat merasakan sebuah hembusan angin dari luar. Hukuman atas kesalahan yang bahkan bukan kesalahannya.
Dan ia lebih memilih untuk pergi menjadi seorang pengkhianatan, karena dengan jalan inilah dirinya dapat menemukan kebebasan dan menunjukkan bahwa ia tak salah, bahwa ia bukanlah sebuah aib.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seven Elements (END)
Fantasy[REVISI] Victor tidak pernah menyangka bahwa kehidupannya yang biasa-biasa saja akan berubah 180°, karena berteman dengan keenam teman barunya. Takdir yang begitu rumit harus tetap ia jalani untuk menyelamatkan beribu-ribu nyawa yang berharga. Akan...