CHAPTER 8

2.2K 305 12
                                    


Tekan ⭐ kemudian 💬

Happy reading for all....📖📖

•••••••••••••

Jourell melihat temannya yang sudah selesai mandi langsung bercermin di kaca besar miliknya. Dia baru tahu ternyata temannya ini sangat care dalam berpenampilan. Lihatlah surainya yang berwarna aquamarine dan telinga kirinya yang terpasang anting bulat polos berwarna silver. Tak lupa baju berwarna putih yang bertuliskan 'My life' dan celana berwarna pendek selutut berwarna royal blue memberikan aksen yang bagus dalam penampilannya.

Tapi sejak kapan temannya ini di tindik? Ia merasa tak pernah melihatnya saat disekolah. Dulu ia juga ingin sekali di tindik, tapi Steven hyung menolaknya mentah-mentah. Dia berkata pada saat itu.

"Kau masih sekolah, jangan memakai hal yang seperti itu. "

Padahal pada saat itu Rery hyung dan Aidyn memakai tindik. Bahkan mereka berdua memakai tindiknya ke sekolah. Pada saat itu juga ia mengatakan ketidak adilan perilaku hyungnya. Dan hyungnya malah berucap yang membuat ia kesal.

"Kau tahukan sikap mereka? Jika semakin dilarang mereka akan semakin mencoba untuk melakukannya. Mereka berdua tidak akan mau mendengar ucapan hyung. Dan jangan pernah kau mengikuti perilaku mereka. Jika kau melakukannya? Aku akan mengirimmu ke o potamós tis athanasías."

Awalnya ia akan melakukan hal yang serupa tapi ia urungkan karena ucapan hyung tidak pernah main-main. Bukan sekali dua kali Aidyn Dan Rery hyung di hukum oleh Steven hyung tapi mereka selalu berhasil kabur.

Omong-omong soal Steven hyung, tadi ia di suruh untuk ke bawah menemuinya. Sepertinya ia ingin membicarakan tentang Victor.

"Victor." Seru Jourell. Hanya deheman yang menjadi jawabannya karena si empu punya nama sedang sibuk membereskan surainya.

Jourell mendelik kesal karena sikap temannya itu. "Aku di suruh kebawah oleh Steven hyung. Kau bisa istirahat dulu, nanti kita akan melanjutkan tugasnya." Dan deheman lagi yang menjadi jawabannya karena temannya itu sedang sibuk mengoceh tak jelas di depan cermin.

Mendengus kesal, Jourell melangkahkan kakinya ke luar kamar membiarkan temannya itu berbicara dengan kembarannya - bayangannya-. Bisa gila ia mendengar ocehan tak jelasnya. Sebelas duabelas dengan Steven hyung dalam hal kernasisan.

Jourell memasuki ruang kerja Steven, sebelumnya ia sudah mengetuk pintu terlebih dahulu. Mana mungkinkan ia menerobos masuk, tidak sopan kan namanya? Walaupun ia juga sering melakukannya bersama Aidyn.

Netra berwarna karamelnya melihat bukan hanya Steven hyung yang berada di dalam, namun juga ada yang lainnya terkecuali Hyder hyung.

"Kemana Hyder hyung?" Tanyanya dan menundukkan dirinya di sofa bersebelahan dengan Rery.

Rery dan yang lainnya menggeleng tak tahu. "Entahlah, mungkin keluar."

"Hyder hyung? Keluar? malam hari? Mana mungkin. Gelap karena mati lampu pun ia seperti akan mati. Apalagi gelap pada malam hari dan keluar sendiri? Sepertinya tidak deh hyung." Jourell berucap tak yakin.

"Aku tak tahu, aku kan mengatakan 'entahlah, mungkin keluar' aku hanya berspekulasi saja bahwa mungkin ia keluar. Kau ini sudah SHS masa tidak tahu?" Ucap Rery sedikit jengkel. Dan Jourell hanya memamerkan deretan gigi putihnya.

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang