CHAPTER 12

2.1K 303 13
                                    

Tekan ⭐ kemudian 💬

Happy reading for all.... 📖📖

••••••••••••••

Pintu utama terbuka lebar saat Rery masuk kedalam rumah. Ia melangkahkan kakinya menuju ruang tengah dan mendudukkan dirinya di salah satu sofa. Tubuhnya merasa lelah padahal ia tak berlarian ke sana kemari hanya menemani Hyder berbelanja. Ya berbelanja, sambil berburu diskon bersama ibu-ibu.

Hyder memutar bola matanya melihat kelakuan temannya yang seperti telah di kejar anjing tetangga.
"Kau ini, baru seperti itu sudah tepar."

Rery berdecak kesal. "Kau sih, kenapa harus berburu diskon? Kita bisa membeli barang tanpa diskon. Sungguh aku tak akan menemanimu belanja lagi kalau seperti ini. Apalagi jika sedang diskon bersama ibu-ibu. Tubuhku seperti mau remuk. Apalagi tadi ada seorang ibu-ibu yang menyikut ku keras karena mengambil barang yang akan ia ambil." Gerutunya.

Hyder hanya tertawa nista mendengar itu. "Karena dengan adanya diskon kita bisa berhemat."

"Terserah kau saja lah."

Hyder kembali tertawa. "Oh iya tiga bocah itu kemana?" Hyder bertanya heran tak melihat keberadaan mereka.

Rery hanya mengangkat kedua bahunya tak tahu. "Mungkin sedang berkeliling rumah." Setelah itu Rery berdiri. "Aku akan ke kamar."

Hyder mengangguk dan berlalu ke dapur, sedangkan Rery naik ke lantai atas menuju kamarnya. Sesekali ia mengaduh perihal pinggangnya itu.

Saat di undakan tangga atas ia merasakan aura yang berbeda. Dan aura itu berasal dari arah lorong menuju perpustakaan utama.

Tiba-tiba hatinya digerayangi oleh perasaan tak enak,  seperti sesuatu hal yang buruk  akan terjadi di rumah ini. Dengan tergesa-gesa ia langkah kan kakinya menuju arah perpustakaan tanpa memperdulikan pinggangnya yang sedang sakit.

Aura itu semakin terasa kuat ketika ia semakin dekat dengan pintu perpustakaan. Tanpa menunggu lama ia langsung membuka pintu perpustakaan dengan kasar.

Matanya membulat sempurna tatkala melihat Victor terjatuh dari lantai dua perpustakaan. Segera saja ia menempelkan kedua telapak tangannya di lantai dan membaca mantra.

"Η γη προστατεύεται. (i̱ gi̱ prostatév̱etai)"

Seketika lantai keramik perpustakaan yang keras berubah menjadi sebuah lapangan tanah yang lembut. Tanah itu meninggi dan menangkap tubuh Victor dengan lembut dan membawanya kebawah.

Kemudian lantas saja Rery berlari menghampiri Victor yang sudah tak sadarkan diri. Menepuk pipi Victor pelan dan memanggilnya berkali-kali, tapi Victor tak kunjung membuka matanya. Sontak hal itu membuat Rery  khawatir.

"Astaga! Hyung ada apa ini?!" Seru Aidyn yang telah terbangun dari tidurnya karena mendengar suara gaduh. Terkejut melihat lantai keramik perpustakaan yang sudah berubah menjadi  lapangan tanah.

"Ada apa? Apa?" Jourell berujar bingung dengan suara serak sehabis bangun tidur, dan netranya mulai membulat sempurna tatkala melihat lantai perpustakaan. "Astaga! Ada apa ini?!" Ia lantas beranjak dari sofa bersama Aidyn.

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang