Tekan ⭐kemudian 💬
Happy Reading for all....📖📖
••••••••••••••
Victor tahu.Ia sangat tahu bahwa sahabatnya itu bisa kembali. Sesuai yang direncanakan sebelumnya, bahwa Selendra adalah pemegang kendali dari mantra itu. Sehingga dengan menyingkirkan wanita itu maka, mantra itu menghilang. Dan kini sahabatnya-Jourell tengah berdiri menghadang di hadapannya.
Jubah hitamnya berkobar tertiup angin begitu pula surai cokelatnya. Tatapan matanya tajam, bagaikan tatapan para Griffin di atas yang semakin banyak menghiasi langit penuh dengan gemuruh petir dari Malden.
"Bagaimana kau bisa mengingat semuanya?!" Tak lama Dyami menyadari sesuatu, ia menggertak marah. "Sial! Dimana Gadis itu?"
Jourell menyeringai. "Ah, tanyakan saja kepada sahabatku." Beralih menoleh kepada Victor yang kini sudah berdiri dengan tangan yang memegang belati yang menancap di bahunya.
"Tentu saja aku membunuhnya." Di wajah lelahnya terhiasi seringaian tipis. Kemudian ia mencabut belati di bahunya dan meringis cukup keras, Jourell yang melihatnya pun merasakan sakitnya.
Victor kira Dyami akan semakin marah mengetahui bahwa anaknya telah meninggal. Namun yang justru terjadi membuat kedua orang itu kebingungan.
Dyami tertawa.
"Sepertinya aku harus berterimakasih padamu untuk yang satu ini. Sudah lama aku ingin membunuhnya, namun harus terhenti karena dia memiliki rencana bagus. Dua hanyalah seorang gadis pengganggu sama seperti ibunya, yang telah ku bunuh dengan belati yang kau pegang itu."
Victor kembali menatap belati yang ia pegang dan dengan tiba-tiba belati itu melayang sendiri hendak kembali menusuknya sebelum sebuah sulur tanaman Jourell menjadi tameng. Mengetahui itu Victor segera membekukan belati tersebut agar tak kembali menyerang.
Mengenai yang tadi di katakan oleh Dyami membuat ia tak habis pikir akan kelakukannya itu. Dia benar-benar seorang iblis.
"Persetan dengan apa yang kau ucapkan, lebih baik kita bertarung. Kau dan aku." Jourell merubah sulur tanamannya menjadi tombak yang begitu mengkilat.
"Maaf, tapi aku hanya ingin bertarung dengan si raja es itu."
"Oh, kalau begitu kita bisa bertarung bersama." Jourell menyeringai kembali.
Dyami terkekeh. "Aku tahu dia bukan penge-"
"Sepertinya rencana bagus Jourell." Victor memotong perkataan Dyami dan bertukar pandang dengan Jourell, kemudian mereka kembali menyeringai senang.
Sementara itu Dyami, mengatupkan bibirnya rapat. Memandang penuh amarah mereka berdua.
"Baiklah, maka aku akan me-"
"Diastáseis págou." Victor memotong perkataan Dyami. Netra matanya kembali berwarna powder blue.
Bersamaan dengan itu sebuah kubah raksasa yang terbuat dari es mengurung mereka bertiga. Kubah es itu berwarna transparan. Walaupun terlihat tipis, Kubah es itu takkan pernah pecah.
Namanya adalah Diastáseis págou mantra dimensi. Seseorang yang masuk kedalamnya takkan bisa menggunakan kekuatannya terkecuali bagi sang pengendali ataupun orang yang dikecualikan oleh sang pengendali. Jika orang itu dapat mengeluarkan kekuasaannya, berarti dia hebat.
Kubah es yang besar itu kini menjadi sebuah pusat perhatian untuk waktu yang singkat. Setelahnya mereka kembali bertarung. Para raja muda mengetahui apa itu, namun dari setiap raja muda itu bertanya hal yang sama. Apakah itu Jourell?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seven Elements (END)
Fantasy[REVISI] Victor tidak pernah menyangka bahwa kehidupannya yang biasa-biasa saja akan berubah 180°, karena berteman dengan keenam teman barunya. Takdir yang begitu rumit harus tetap ia jalani untuk menyelamatkan beribu-ribu nyawa yang berharga. Akan...