CHAPTER 4 : VASILIÁS TOU PÁGOU

2.9K 321 17
                                    

Tekan ⭐ kemudian 💬

Happy reading for all....📖📖

••••••••••••

Victor membereskan semua peralatan sekolahnya. Belum lama tadi terdengar suara bel pulang berbunyi, dan hampir seluruh siswa dikelasnya memekik senang. Karena sehabis sekolah yang melelahkan dan menguras pikiran, mereka bisa untuk segera beristirahat. Itu juga yang diinginkan oleh Victor.

Victor memberhentikan kegiatan memasukan bukunya kedalam tas, tatkala suara Jourell memenuhi indra pendengarannya. "Apa kau sudah memilih ekstrakurikulermu?"

Victor menatap Jourell kemudian menggeleng. "Belum, memang harus ya?"

"Ya, itu diwajibkan kepada seluruh siswa, karena kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah penilaian."

Victor mengangguk mengerti. "Lalu apa saja ekstrakurikuler disekolah ini? "

Jourell mencoba mengingat-ingat apa saja ekstrakurikuler yang ada disekolahnya. "Ah! Melukis, bernyanyi dan musik, dance, basket, sepakbola, teater, renang ,dan–" Jourell mulai berpikir lagi. "Dan— aku lupa, kau akan masuk ekstrakurikuler mana?"

"Kau masuk ekstrakurikuler mana?" Bukannya menjawab Victor malah balik bertanya.

"Aku ikut ekstrakurikuler dance bersama Hyder hyung. " Victor mengangguk dan ia tampak berpikir.
"Kalau begitu aku akan ikut ekstrakurikuler bernyanyi dan musik."

"Aku kira kau bertanya seperti itu, kau ingin memasuki ekstrakurikuler yang sama denganku, ternyata tidak. " Victor hanya tersenyum kotak. Lagipula ia tidak bisa melakukan dance, ia hanya bisa bernyanyi.

"Kau akan satu ekstrakurikuler dengan Aidyn. "Victor mengangguk mengerti. Setidaknya saat ia mengikuti ektrakurikuler itu, dia memiliki teman.

Victor menyampirkan tasnya dipundak, ketika semua buku dan alat tulisnya telah ia masukan. Jourell juga melakukan hal yang sama. " Apa kau pulang sendiri? " Victor mengangguk.

"Apa kau mau pulang bersamaku?" Ajak Jourell.

Victor menggeleng, menolak ia tidak ingin merepotkan teman barunya. Lagipula ia bisa menggunakan bis kota. "Tidak usah, dan terimakasih atas ajakannya. "

"Hmm, yasudah aku pulang duluan. Tapi bener nih kau tak apa pulang sendirian? Aku tak merasa kerepotan kok, jika itu yang kau pikirkan."

"Tidak usah, aku tak apa-apa kok pulang sendirian. Lagipula aku kan laki-laki. Kau ini, seperti menganggapku seorang perempuan saja. "

"Jika iya?" Ejek Jourell dengan suara dan tampang wajah yang menyebalkan.

"Yak! Kau mau kubunuh ,heh?!" Victor mengangkat tangannya ingin menggeplak kepala temannya itu, tapi tidak jadi kala Jourell sudah melarikan diri.

"ANNYEONG VICTOR! SAMPAI BERJUMPA BESOK, AKU PULANG DULUAN! HAHAHA..." Teriakan Jourell yang masih terdengar oleh telinga Victor, walaupun ia sudah berada jauh dari kelas.

Victor hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan kemudian tertawa melihat kelakuan teman barunya itu. Menjengkelkan seperti Devan, pikirnya atau bahkan lebih.

Melangkahkan kakinya keluar ruang kelas, dan berjalan menyusuri bangunan sekolah yang mulai sepi. Karena semua siswa telah pulang beberapa menit setelah bel dibunyikan, terkecuali yang memiliki jadwal ekstrakurikuler sekarang.

Angin sore yang hanya menemani Victor melangkah sampai di halte bis depan sekolahnya. Mendudukkan dirinya dikursi halte sambil menunggu bis datang dan menyumpal kedua telinganya menggunakan earphone.

The Seven Elements (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang