[66]⭐

3.3K 100 5
                                    

Hazel mundar mandir di ruang tamu villa milik suaminya itu . sungguh dia risau . mana tak risau , satu berita tentang suaminya pun tidak didengari . jangan kata berita tentang suaminya , berita tentang abangnya pun tidak menjengah ke gegendang telinganya ! sudah 5 hari mereka lesap tanpa berita . pabila dicuba hubungi Aryan , Alex dan Edwin , masing masing tidak mengangkat panggilan . kini dia menghubungi lagi si malaun tiga orang itu namun seperti biasalah ,

tidak diangkat !

" baik tak payah guna telefon , buang je dalam parit buntar kalau jenis memang taknak angkat call orang " , bebelnya sendiri . dari tadi dia mundar mandir . anaknya berada diatas tilam kecil di dalam baby cot sedang enak tidur selepas usai menyusu . tak lama itu dia menapak kearah Qashaz yang sedang nyenyak tidur . dia bermain main dengan jari anaknya disebalik genggaman anak kecil itu . wajah comel itu langsung tidak berkutik malah makin lena tidur walaupun Hazel asyik bermain main dengan jarinya . mungkin dia merasakan bahawa itu adalah satu urutan yang menenangkan .

" Qashaz , mana sajalah Daddy Qashaz ni kan ? Papa Aaron pun tak balik balik agi . Uncle Edwin , Uncle Alex , Uncle Aryan pun senyap saja . diorang buat Mummy risau taw ? Mummy dahlah rindu kat Daddy " , ucapnya perlahan . dia merenung sayu wajah anaknya . anaknya sajalah sebagai medium pelepas rindu kerana wajahnya persis Raja Adrianne Faqashah . sedang asyik mengelamun , tiba tiba matanya menangkap tombol pintu utama dipulas dari luar menandakan ada orang yang cuba masuk ke dalam rumah . Hazel mula risau .

' siapa pula dah datang petang petang macam ni ? ' , bebelnya dalam hati . secara tiba tiba pintu perlahan lahan terkuak . Hazel dah mula cuak lalu dia mendukung Qashaz dengan perlahan lalu bersembunyi di sebalik sofa berkembar mewah berona hitam itu . matanya ralit menghendap hendap disebalik sofa . terdengar salam diberikan dan sebaik melihat gerangan yang masuk , dia pantas berdiri . kakinya melangkah kearah baby cot lalu diletakkan anaknya dengan perlahan . anaknya merengek kecil , barangkali rasa tidurnya terganggu . sejurus itu dia pantas berlari anak mendapatkan ketiga tiga makhluk dihadapannya .

" korang pergi mana dengan call tak berjawab semua ? kalau macam tu baik tak payah guna telefon , campak je dalam parit " , bebel Hazel .

" kalau ya pun jawablah salam dulu " , tegur Edwin mendatar .

" ha waalaikumsalam . macam mana ? jumpa suami saya ? eh jap mana abang ? kenapa korang balik bertiga je ? " , soal Hazel bertalu talu . sebaik sahaja mendengar lontaran soalan dari wanita itu , wajah mereka berubah mendung .

" asal diam ? mana abang mana King ? mana ?? diorang okey kan ? " , soal Hazel lagi . digoncang kedua belah bahu milik Edwin . mereka hanya diam .

" jawablahh !! jangan buat saya takut macam ni ! mana abang saya ? mana suami saya ? diorang ada kan ? ", soal Hazel lagi . Edwin menghela nafas berat .

" King dan Aaron dah takde " , ucap Edwin . sebaik mendengar jawapan yang diberikan , automatik Hazel terpana .

" haha pandai awak buat lawak kan ? saja kan nak kenakan saya ? pandailah awak buat lawak . diorang mesti ada dalam kereta kan ? mesti diorang nak prank saya kan ? kejap saya nak pergi tengok " , ujar Hazel lalu cuba berlari anak kearah pintu . namun baru sahaja kakinya ingin berlari , bahunya ditarik memaksa dirinya berpaling kebelakang .

" Edwin memang tak buat lawak . abang kau dan King memang dah takda " , ucap Aryan mendatar .

" awak tipu " , kata Hazel . mata hazel miliknya mencerlung tajam kedalam anak mata biru laut milik Aryan . Aryan mula gerun .

" takde masa nak tipu sapa sapa sekarang ni . tak percaya , boleh tengok ni " , ucap Edwin sambil menghulurkan sekeping sampul surat besar berwarna coklat kepda Hazel .

" apa pulak ni ? " , soal Hazel .

" surat kematian " , ucap Alex pula . pantas Hazel merampas sampul itu lalu dikoyakkan bahagian atasnya . surat itu diteliti satu persatu . saat matanya tertancap pada nama yabg tertaip diatas surat itu , air matanya terus gugur kepipi . terus dia jatuh terduduk diatas lantai jubin .

" tak , tak mungkin . tolong kata semua ni hanya mimpi ngeri . tolong kejut saya dari tidur ni " , kata Hazel sambil menangis . Edwin pants menunduk lalu melutut dihadapan Hazel .

" benda ni memang akan terjadi . bukan kat King dan Aaron saja , malah kat kau , aku , Alex , Aryan dan semua orang . semua akan mati just tak tahu bila masanya . kau tak bermimpi . ini realiti . sahih " , kata Edwin lagi .

" tapi realiti ni pahit sangat untuk ditelan . tahu tak saya tunggu dia dah lama . nak dekat setahun saya sendiri tanpa suami disisi . saya rindu dia . tapi bila dah sampai masanya , saya terpaksa hadap macam ni pula " , luah Hazel sambil menangis . Edwin buntu bagaimana mahu pujuk .

" tu qada' dan qadar Allah . dah ajal diorang dah sampai , nak buat macam mana kan ? kita yang masih bernyawa ni kena teruskan hidup . tak baik taw meratap orang yang dah takde . kalau Aaron dan King taw lah kau menangis melalak macam ni , confirm diorang sedih taw ? dahlah janganlah nangis . kitorang ada untuk jaga kau dan Qashaz " , ucap Edwin . Alex dan Aryan kaku berdiri dihadapan mereka . secara tiba tiba air mata Alex mengalir turun ke pipi .

" yang kau nangis apehal ? " , soal Aryan dalam nada berbisik .

" aku just touching , terharu , sayu , kesian hm " , jawab Alex dalam nada berbisik juga .

" tu suami dan abang dia . bukan suami dan abang kau pun so jangan over " , bebel Aryan .

" pergi kedai beli bertih , cakap orang dia yang lebih . kau marah aku , ha asal kau pun menangis ? " , perli Alex .

" mana ada aku menangis . habuk masuk habuk arh . kau diam sebelum aku sepak kau " , bidas Aryan laju . padahal memang dia menangis .

" habuk masuk mata konon . pigi lah " , ejek Alex sambil membuat rolling eyes . Aryan menjeling .

" mana jenazah diorang ? " , soal Hazel dalam tangis .

" jenazah diorang dah dikebumikan di Itali . tak sempat bawa balik sini sebab tak elok biarkan jenazah lama lama " , kata Aryan pula .

" saya tak kuat tsk tsk tsk macam mana saya nak lalui hidup saya lepas ni ? " , soal Hazel tersedu sedan .

" nak taknak kau kena kuat . menjadi pasangan King Alan Xavier dan adik kepada Aaron Xander... " , belum sempat Edwin menghabiskan kata katanya , Hazel terlebih dahulu menjawab

" Engku Aaron Xayn Miqaille bukan Aaron Xander Miqaille " , ujar Hazel .

" ha yelah . menjadi pasangan kepada King Alan Xavier dan adik kepada Engku Aaron Xayn Miqaille , kau kena belajar untuk menjadi kuat . sebab kau isteri ketua mafia dan adik kepada seorang mafia . kau tak boleh lemah macam ni " , pujuk Edwin lagi . Hazel masih lagi menangis diatas lantai itu dambil dipujuk oleh Edwin .

Al fatihah ,

Raja Adrianne Faqashah Raja Ayyan ,

Engku Aaron Xayn Miqaille Engku Haizad Ezray .

She 's My Hazel✔️Where stories live. Discover now