30. Aurora

5.4K 865 153
                                    

And your always free to begin again
And your always free to believe
When you find the place that your heart belongs
You'll never leave.
Love is like a melody
One that I will always treasure
Courage is the key that opens every door. —

Paras dengan kebahagiaan Dewi yang nampak terpahat nyata di Wajah cantiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paras dengan kebahagiaan Dewi yang nampak terpahat nyata di Wajah cantiknya.
Kesejukan jiwa yang terpampang indah di senyum manisnya. Kesempurnaan fisik yang diberkati dengan kecerdasan alami tak membuat Lalisa berbangga diri. Namun segelintir orang menganggap nya angkuh dan menyombong akan apa yang ia miliki.

Princess Lalisa menatap tajam paras tampan yang terukir indah di wajah Pangeran Taeyong, saat melihat seluruh Putri Negeri Lukedonia mendekati nya dan mengelilingi nya seperti lalat yang butuh tempat untuk melandaskan hati. Princess Jisoo yang melihat itu pun menyikut bahu Sang Putri Kertia.

"Kau harus terbiasa, dia memang selalu mencuri perhatian siapa saja yang ada di dekatnya." bisik Princess Jisoo pada Lalisa. Hal itu pun membuat Lalisa menghela nafas.

"Jangan salah paham Princess, aku tak perlu cemburu karena aku tak berhak," ujar nya dan menatap malas Pangeran Taeyong yang tak sengaja menatapnya dari sana. Tatapan mereka bertemu dan Lalisa memutuskan kontak terlebih dahulu. Kenapa perasaan kesal menghinggapi benaknya? Aneh.

"Tentu kau berhak Princess, toh perasaan kalian berdua tak bisa disembunyikan lagi." Mendengar kalimat itu, Princess Lalisa menatap Sang Putri Landegre dengan sebelah alisnya terangkat.

"Princess, mari kita bicarakan hal ini." Dan Lalisa membawa Princess Jisoo menuju tempat yang lebih sepi —depan ruangan Princess Lalisa.

"Sebenarnya bagaimana perasaan mu dengan Pangeran Mino, Princess?" Putri Lalisa membuka obrolan secara rahasia.

Pertanyaan Sang Putri Kertia membuat Princess Jisoo tersenyum lembut, "Jangan mengkhawatirkan ku Princess, aku telah melatih hati ku untuk mencintai siapapun kelak yang akan jadi suami ku.
Berbeda denganmu yang tak mudah mencintai seorang Pria tanpa persetujuan hatimu."

Kalimat yang cukup membungkam dan membuat Lalisa menatap Jisoo dengan pandangan sedih. Princess Jisoo benar, Lalisa kesusahan dalam mengontrol diri dan perasaan nya, seolah perasaan nya adalah hal yang paling utama diatas segalanya.

Diam nya Princess Lalisa membuat Putri Jisoo menepuk bahu nya lembut, ia terkekeh.
"Tak apa Princess, jangan merasa bersalah padaku ataupun Pangeran Mino. Aku sama seperti Pangeran Mino, kebahagiaan saudara ku lebih penting daripada kebahagiaan ku sendiri."

"Maafkan aku Princess."

"Tentu, tak apa. Toh aku lebih suka memanggilmu kakak ipar daripada adik ipar."

Kalimat itu sukses membuat Lalisa bersemu dengan cantik, bibir nya mencebik lucu dan pelukan erat pun diberikan pada Princess Jisoo.

"Kau dan Pangeran Taeyong memang sudah di takdir kan oleh para Dewa. Sikap dingin dan tatapan mata nya yang tajam memberikan kesan intimidasi, namun hanya Princess Lalisa yang mampu mengatasi nya dengan baik. Menciptakan warna baru dan kehangatan mendalam yang sukses membuat kakak ku tersenyum di setiap malam. Kau luar biasa Princess." Princess Jisoo mengelus bahu Lalisa dengan sayang, ada perasaan hangat melingkupi keduanya.

A Princess ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang