— I'm the eye of your storm. Your lions roar.
On the battlefield, my Love will be your shield.
No cause for alarm, i will come to arms.
The world could fall, we'd still be standing tall. —Kobaran api begitu nampak tak nyata memenuhi medan peperangan.
Segalanya runtuh hanya dalam satu kali semburan. Naga hitam yang telah menjadi senjata maha dahsyat dari Kravei, membuat manusia cukup gemetar tatkala suara geraman nya menggema diatas langit, siang itu.Kini para pasukan ditumbangkan begitu mengenaskan. Bahkan para bangsawan telah pasrah. Namun Princess Lalisa masih bertahan disana, menyuarakan intruksi untuk tetap menembak sasaran menggunakan panah. Meski ia tau, bahwa panah tak bisa membunuh seekor naga. Hingga akhirnya matahari terbenam di ufuk barat, tiupan terompet membuat peperangan di hentikan sejenak. Pangeran Mingyu pulang ke tenda dengan kebahagiaan disana. Ia menatap naga hitam yang terbang di atasnya, sembari mengucapkan satu kalimat bangga.
"Kerja bagus. Aku harap kau akan membunuh lebih banyak nyawa nanti malam."
"GRAAAA"
Naga itu pun menggeram menyuarakan kekesalan yang tak bisa di mengerti manusia normal. Ia kemudian terbang kembali menuju Pohon Tortela. Diiringi suara tawa menggelegar Pangeran Mingyu yang bangga akan pencapaian nya yang telah menumbangkan 12 ribu lebih pasukan Kertia dan Landegre hari ini.
Setelahnya, para tabib dan pasukan yang selamat dengan cepat datang untuk membantu mereka yang berkemungkinan masih bisa bertahan hidup, Princess Jisoo dengan sigap melakukan pertolongan pertama. Princess Lalisa menemukan Princess Jisoo sedang menangani Raja Mino, Pangeran Shane, juga Eunwoo disana.
Putri Sowon juga ikut membantu para tabib untuk mengobati luka-luka yang dialami para Ksatria.Namun keberadaan Pangeran Taeyong tak juga ia temukan. Princess Lalisa pun sibuk mencari Pangeran Taeyong yang tak terlihat disana. Tapi sesaat setelahnya, Princess Lalisa menghela nafas lega, ketika melihat lelaki itu kini sedang diobati para tabib di tenda besar Landegre. Mendengar suara langkah kaki yang terdengar tergesa, Pangeran Taeyong langsung menoleh dan menangkap wajah Sang Putri Kertia yang begitu khawatir padanya.
"Princess, kau tak apa?" Pangeran Taeyong bangun dari duduknya dan menatap gadis itu dengan jeli, memastikan bahwa ia baik-baik saja.
"Aku yang harusnya bertanya padamu. Apa yang terluka?" Princess Lalisa meletakkan tangannya di kedua bahu lelaki itu, dan memaksanya kembali duduk.
"Aku tak apa, hanya sedikit terkena percikan api, Princess."
Tabib yang mengobati luka Sang Pangeran pun bangun dari duduknya, menghormat kecil pada dua bangsawan tersebut, lalu ia meninggalkan kedua nya disana. Princess Lalisa duduk di samping pria itu. Melihat luka bakar di lengan kiri nya.
"Aku selamat karena berada di tengah lingkaran hitam formasi, Princess. Karena naga itu hanya menyemburkan api pada pasukan musuhnya, beruntung saja aku sedang bertempur dengan Pangeran Mingyu di lingkaran hitam itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Princess ✔
Fantasy❝ Keputusanmu akan menjadi penentu masa depan Negeri, Tuan Putri. ❞ Berkisah tentang tiga dari empat kerajaan terbesar yang memperebutkan satu Tuan Putri cantik dari kerajaan Kertia. Terkenal akan paras elok rupawan, hingga menimbulkan pertengkaran...