Epilogue

10K 733 201
                                    

Di tanah subur Lukedonia dengan kekayaan sumber daya yang tak ada habisnya, kilauan berlian memancarkan keindahan, namun para bangsawan terlalu indah melebihi perhiasan.

Pagi cerah yang cukup sibuk, ketukan pintu di ruang rapat bangsawan menghentikan kegiatan para menteri beserta Raja Taeyong yang sedang membahas prihal perekonomian istana. Tatkala Ratu Lalisa datang dengan wajah tak senang.

Raja Taeyong yang paham bahwa Ratu nya tengah tak baik-baik saja itu pun memberikan kode pada para menteri untuk menghentikan rapat sekarang juga. Ruangan itu pun segera di kosongkan, menyisakan Sang Ratu Landegre beserta Raja Taeyong.
Langkah tegasnya berjalan menuju wanita nya, ia tersenyum dan menepuk bahu Lalisa.
"Ada apa?"

"Yang Mulia! Bisa-bisa nya kau mengirim Pangeran David sebagai perwakilan untuk perdamaian Negeri Lukedonia dengan Negeri seberang? Kau tau itu sangat membahayakan! Dia bisa mati terbunuh disana jika kesepakatan tak terjadi!" Tatapan amarah, kesal, beserta khawatir berpadu menjadi satu. Namun Raja Taeyong hanya tersenyum sebagai balasan.

"Ratu, tenanglah ...
Aku sudah memikirkan segala nya matang-matang, jangan terlalu khawatir seperti itu."

"Jika hal ini bukan apa-apa, aku takkan sampai menganggu rapat mu dengan para menteri, Yang Mulia."

Raja Taeyong menghela nafas, kemudian ia maju selangkah dan mendekap bahu wanitanya, menuntun nya untuk duduk di sofa besar dekat jendela ruangan. Jika menyangkut masalah anaknya, Lalisa tak pernah bisa mengontrol kecemasan nya, dan orang pertama yang akan ia temui adalah Raja Taeyong.

"Aku paham, kau cemas... Aku pun awalnya seperti itu, Ratu. Namun kau tau? David sangat dapat diandalkan dalam masalah politik Negeri. Ia cerdas seperti dirimu, ia tangkas seperti ayah nya, lalu apa yang kau takutkan, sayang?"

"Kenapa tak memilih Pangeran Edmund? Pangeran Aris? Pangeran Yoshinori? Atau Pangeran Haruto? Kenapa harus Pangeran David? Ia masih berusia 10, Yang Mulia."

"Pangeran Edmund harus mengurus kestabilan segala aspek dalam Negeri, juga harus mengurus istana.
Pangeran Aris mengurus ekonomi Clan.
Pangeran Yoshinori mengatur pendidikan di Landegre. Dan Pangeran Haruto harus tetap memantau masalah kelautan Clan, Ratu.
Bahkan Pangeran ke-enam, Pangeran Evan harus mengurus tambang berlian Clan kita.
Karena ini menyangkut masalah keamanan Negeri, maka Pangeran David lah yang bertugas akan ini."

Ratu Lalisa terdiam, ia membuang wajah, tetap merasa tak tenang jika Pangeran David harus diutus sebagai perwakilan Lukedonia.
Raja Taeyong pun perlahan menggenggam jemari sang pujaan. Membuat tatapan kedua nya kembali bertemu.

"Kau tak percaya pada kemampuan Putra mu, Ratu?"

Sang Ratu terdiam, pancaran mata nya masih memperlihatkan keraguan.

"Pangeran David telah maju ke medan perang saat ia masih menginjak usia 7, ia berhasil membasmi pemberontak dan menundukkan Negeri Alarkha di usia 8. Ia bahkan memenangkan perdebatan saat Raja dari Negeri Ordho mencoba menjatuhkan reputasi Lukedonia. Dan kau masih cemas sekarang?" Raja Taeyong mengelus lembut surai hitam Lalisa dengan sayang, memberikan senyuman yang selalu menenangkan.

"Jangan khawatir, dia adalah David D. Landegre. Darah hebat mengalir dalam tubuhnya. Ia akan menyelesaikan segala permasalahan Negeri dengan cara nya.
Jika kau tak mengizinkan nya pergi, maka itu menjadi bukti bahwa kau tak percaya pada kemampuan nya, Ratu."

Pada akhirnya Lalisa menghela nafas, kemudian mengangguk. Ia takkan pernah menang melawan Raja Taeyong prihal keyakinan. Dan memang benar adanya, bahwa Pangeran David memang sehebat itu untuk urusan militer. Bahkan ia menjadi Pangeran terhebat yang dikenal seluruh masyarakat Lukedonia. Tak ada yang mampu mengalahkan skill pedang nya, meski ia lebih muda dari keempat kakaknya, tetap saja... Jika berbicara masalah kekuatan dan ketangkasan, maka Pangeran David menang.

A Princess ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang