— Here comes a wave meant to wash me away.
A tide that is taking me under.
Swallowing sand, left with nothing to say.
My voice drowned out in the thunder.
But I won't cry.
And I won't start to crumble.
Whenever they try to shut me or cut me down. —Kekeringan akan selalu menimbulkan perkelahian. Aturan Kerajaan tak pernah bisa ditolak bahkan diabaikan. Terkurung bahkan terjerat dalam lingkar tata cara perdamaian.
Bagi manusia, perdamaian adalah hal yang harus dilakukan. Tak tau kah bahwa ada hati dan jiwa yang telah dikorbankan?Begitulah Manusia... Dipenuhi akhlak tak ingin peduli, demi kesejahteraan kaum mereka sendiri. Nampak seperti neraka kematian menghadap pada Sang Putri Kertia, hari itu Pangeran Mingyu datang begitu gagahnya ditemani Ratu Yoona dan kedua saudara nya, yakni Pangeran Jong In dan Pangeran Jungkook. Sang Putri hampir jatuh dari keseimbangan kedua kaki nya, namun berhasil ditahan Rose tepat waktu. Lalisa dengan cepat menyadari posisi nya, dan mencoba menghadapi nasib di depan mata nya kini.
"Salam hormat untuk Kravei." Tak terpungkiri semua orang tentu terkejut akan kedatangan Clan Kravei di Kertia, namun Raja Mino masih berusaha menghormati Clan mereka dengan salam hormat, bentuk tata krama seorang bangsawan.
"Jika boleh tau, ada gerangan apa Pangeran Mingyu berkunjung ke Kertia tanpa pemberitahuan?" Tanya Raja Mino masih bersikap ramah, namun senyuman remeh nampak begitu menjengkelkan terpahat di wajah rupawan Pangeran Mingyu.
"Oh, ku kira semuanya sudah jelas Yang Mulia? Tentu aku kemari untuk mengikat tali kekerabatan antar Kertia dan Kravei," ujar Sang Pangeran Mahkota begitu angkuh.
Raja Mino masih tersenyum ramah disana, menahan gejolak panas dalam hatinya. "Begitukah? Tali kekerabatan seperti apa yang Pangeran maksudkan? Bukankah kita telah punya ikatan kekerabatan kuat semenjak dulu?"
Tiba-tiba saja Pangeran Mingyu tertawa disana, dengan wajah bengis nya yang tampan, membuatnya nampak congkak berdiri diatas sepatu mahal nya yang hanya ada 1 buah di Lukedonia.
"Aku tak tau Yang Mulia Raja Mino punya humor yang bagus." Pangeran Mingyu masih tertawa disana, sedangkan Raja Mino tak lagi menampakkan senyuman bersahabat seperti beberapa saat yang lalu. Setelah tawa nya reda, Pangeran Mingyu menatap Raja Mino kemudian menatap Sang Putri cantik Kertia. "Tentu saja aku datang sebagai calon tunangan Princess Lalisa D. Kertia yang terhormat. Memang nya selain itu, ada hal lain?"
Tiba-tiba keluarga Kertia terdiam, keheningan mendominasi, raut wajah tak mengenakkan tak tersembunyikan lagi. Jelas sekali bahwa Clan Kertia tak mengharapkan kedatangan Clan Kravei sekarang, namun situasi ini adalah kemungkinan terburuk yang pernah Raja Mino pikirkan, sekarang lelaki perkasa itu tengah menahan gejolak api dalam dirinya yang merasa begitu diremehkan oleh Kravei.
"Aku paham, Yang Mulia pasti bingung kenapa aku begitu terburu-buru kemari tanpa pemberitahuan. Tanpa Clan Kertia tanya, aku akan dengan senang hati menjawab nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Princess ✔
Fantasy❝ Keputusanmu akan menjadi penentu masa depan Negeri, Tuan Putri. ❞ Berkisah tentang tiga dari empat kerajaan terbesar yang memperebutkan satu Tuan Putri cantik dari kerajaan Kertia. Terkenal akan paras elok rupawan, hingga menimbulkan pertengkaran...