Rama mengusap wajahnya Lelah, sambil memandangi foto ditangannya Rama menghembuskan napasnya kasar. Kemudian menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidurnya sambil memandangi Foto seorang wanita yang sudah menjadi pujaan hati Rama sejak jaman kuliah dulu. Rani, Maharani.
Bertahun tahun menjalin kasih, Rama terpesona oleh Rani karena ia seorang gadis mandiri, pekerja keras dan tegas, hal itulah yang membuat Rama menaruh hati pada Rani sejak awal.
Namun sayang, Rani mengabaikan perasaan Rama. Saat Rama memberanikan dirinya untuk melamar Rani, gadis itu menolaknya. Karena ambisinya untuk menjadi seorang wanita karir yang sukses, membuat gadis itu menganggap pernikahan akan menghambat jalannya menuju sukses.
"goodbye Rani" ucap Rama berat, kemudian memasukkan foto Rani kedalam laci mejanya. Ini akan menjadi hari terakhirnya memandangi wajah Rani, karena mulai besok pagi dia akan menjadi suami dari gadis lain, bukannya Rani gadis pujaannya.
**
Rama yang kini sah menjadi seorang suami, memandangi gadis berusia duapuluh satu tahun yang sedang berjalan begandengan tangan dengan kakaknya membuat Rama tidak percaya.
Selama ini Rama hanya membayangkan Rani yang akan bersanding dengan dirinya. Seorang wanita dewasa yang mandiri dan bisa dipercaya untuk membesarkan anak anak mereka kelak.
Bukannya gadis kecil seperti Nina yang terlihat manja dan tidak bisa dipercaya untuk mengurus sebuah keluarga. Semua itu terus berputar dibenak Rama.
Berbeda dengan Rama yang terlihat biasa saja, bahkan bisa dibilang tidak senang, Nina yang hari ini Resmi menjadi Istri dari pria pujaan hatinya terlihat senang bukan main.
Nina berjalan dengan penuh semangat menuju kamar hotelnya, oh salah, kamarnya dan Rama maksudnya, diikuti Rama yang berjalan malas dibelakangnya.
"Nin, hari ini jangan lupa pakai yang kemarin Mbak kasih ke kamu ya" bisik Wulan, kakaknya Rama.
Mendengar bisikan Wulan, Nina cekikikan sambil menahan malu. "Ihh Mbak Wulan, Nina malu ih." Balasnya sambil bergelayutan malu pada Wulan.
Wulan menoyor kepala Nina gemas "Ck, kamu ini! pake malu malu segala. Paling juga ntar kamu yang nyosor Rama duluan" omel Wulan, tapi tetap masih menjaga suaranya agar tidak terdengar oleh Rama yang sebenarnya sejak tadi penasaran apa yang dibicarakan Nina dan kakaknya ?
Nina terkikik sambil menutup bibirnya dengan telapak tangan kirinya " Hihihi, Mbak Wulan tau aja rencana Nina" Balas Nina.
Wulan membuka pintu kamar hotel dengan kartu ditangannya, lalu membawa masuk barang yang ada ditangannya disusul Nina dan Rama dibelakangnya.
"Yaudah Dek, mbak tinggal ya. Ntar kamu kalau mau apa apain Nina tenang aja, ga bakal ada yang denger" Goda Wulan pada Rama.
Wulan adalah anak tertua, dan Rama adalah anak paling bontot maka keluarga nya manggil Rama dengan sebutan Dek. Bahkan Mami dan Papinya pun manggil dirinya "Dek Ram".
Rama memandangi kakaknya malas "Ck, udah sana cepetan keluar ! siapa juga yang mau apa apain Nina" usir Rama sambil mendorong tubuh kakaknya keluar.
Wulan berdecak kesal lalu memukul adiknya kesal "Ck, iya ini Mbak keluar. Kamu ini gak sabar banget sih dek" omel Wulan sambil berjalan keluar karena tubuhnya didorong oleh Rama.
Sebelum keluar, Wulan sempat berteriak pada Nina " Nin ! inget pesen Mbak ya " wulan megedipkan sebelah matanya lalu terkekeh sambil menghilang dibalik pintu kamar Nina dan Rama.
Mendengar teriakan Wulan, membuat Nina tersenyum malu malu. Namun mengingat Rama tidak berniat meng apa apa kan dirinya, Nina langsung cemberut.
Rama langsung menyentil dahi Nina saat melihat gadis itu cemberut sambil memandanginya "Ngapain manyun ? sana mandi. Aku mau ngerokok bentar dibalkon"
Nina mencebik kesal sambil mengelus elus jidat mulus miliknya yang baru saja disentil Rama. "Iya iyaa, ini Nina Mandi. Udah gasabar banget emangnya ?" canda Nina.
Malas mendengarnya, Rama memilih tidak menjawab dan langsung ngeloyor menuju Balkon.
Nina berjalan mondar mandir didalam kamar mandi, jantungnya berdegup kencang. Nina bimbang apakah dia akan keluar kamar mandi dengan pakaian seperti ini atau tidak ?
"duuuh gusti, ntar kalau Mas Rama gak suka gimana ?"
Nina komat kamit sambil meremas jari jarinya untuk menghilangkan gugup. Ini adalah malam pertama pernikahan Nina dan Rama. Sudah pasti dong, malam ini mereka bakalan, ehm ! Nina menggelengkan kepalanya gugup.
"Ninaaa ! kamu kok lama banget sih di dalem ? tidur ?" Teriakan Rama dari luar membuat Nina kaget.
Nina menarik napasnya dalam dalam, lalu mengeluarkannya lagi. "tenang Nina, tenang. Mas Rama pasti suka" sugest Nina pada dirinya sendiri.
Nina memberanikan diri membuka pintu kamar mandi, lalu tersenyum lebar kearah Rama yang sedang duduk dipinggiran tempat tidur menunggu giliran kamar mandi.
"astaghfirullah Ninaa ! kamu ngapain sih pakai baju begituan ?" Rama kaget setengah mati melihat Nina memakai baju tidur tipis bertali satu, bahkan panjangnya tidak sampai setengah paha Nina, bahkan pakaiannya berwarna hitam pula !
Nina nyengir lebar kearah Rama lalu mengusap tengkuknya,malu. "Kok kenapa sih Mas ? kan Nina mau nyenengin suami Nina" Protesnya manja.
Rama bangkit dari duduknya, lalu mengalungkan handuknya "Nina, kamu jangan lupa loh sama kata kata kamu sendiri" peringat Rama.
Nina berdecak sebal, kenapa sih Rama mesti ingat omongan Nina kemarin ?
Nina mengerucutkan bibirnya "kali aja Mas Rama khilaf kan ?" Nina kembali memasang cengirannya pada Rama yang hanya dibalas decakan malas dari Rama.
"Kalau kamu masih pakai baju ini, aku gamau tidur disini loh" ancam Rama sambil menggeser tubuh Nina yang sedari tadi bersandar pada pintu kamar mandi.
Nina mencebikkan bibirnya kesal "Iya Iya Nina ganti ! heran, dikasih enak kok gak mau" gerutu Nina.
"Nina !" peringat Rama, ternyata dia bisa mendengar gerutuan Nina dari dalam kamar mandi.
Nina, anak gadis berusia dua puluh satu tahun itu akhirnya bisa menikah dengan cowok ganteng berusia dua puluh Sembilan tahun itu yang merupakan pujaan hati Nina sejak dahulu kala.
Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada itu dalam hidup Nina, menunggu Rama membuka hatinya untuk Nina bukanlah hal yang tak mungkin lagi, menurut Nina.
.....................................................................................................................................
Hai,
ini cerita baru dari aku.
Jadi, RamaNina ini bukan cerita berat ya. Cuma cerita ringan yang kofliknya juga hampir dibilang nggak ada.
Kalau kalian cari cerita berat dengan konflik yang bikin kepala mumet, mending baca yang lain aja.
Sekiranya ada yang kepalang mampir kesini, boleh dong kasih pendapatnya. Cerita ini dilanjutin atau enggak ?
KAMU SEDANG MEMBACA
RamaNina (End)
Romanceini kisah Rama dan Nina. Kisah Nina yang selalu mengejar Rama, kisah Rama yang tidak pernah mengakui perasannya. Walaupun diacuhkan berkali kali, Nina tetap kembali pada Rama. Tidak ada rotan akar pun jadi, mati satu tumbuh seribu. Berbagai macam pe...