Pertemuan kami dimulai sejak aku mengajar les privat di Kodam 1/ Bukit Barisan, Brigif 7/RR, tempat dimana aku membagikan ilmuku kepada anak-anak kolong dan secara tidak sengaja pula Allah mempersatukan kami juga ditempat yang sama.
Penasaran gimana...
Seiring berjalannya waktu, tak terasa baby Ira sudah menginjak usia 3 bulan. Pipi chubby dan mata bulatnya serupa dengan Kia ketika kecil yang membedakan hanya rambut mereka saja, Kia berambut lurus sedangkan Ira berambut ikal mewarisi rambut bundanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kita liat foto kecil Kia yuk yang buat gemay itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gimana? Udah gemay belum?
"Bundaa kak Cia ikut bunda ya?" Tanya Kia, ikut sibuk karena bundanya mau mengikuti rapat persit di aula kesatuan.
"Iya kak Cia" sahut bunda Cia sambil membedaki wajah Ira yang imut mungil itu.
"Ta tata" oceh baby Ira ketika bundanya menyisiri rambutnya.
"Iya sayangnya bunda" jawab bunda Dewi
"Halo, putri kecil ayah" ucap Agri baru pulang apel pagi
"Mau kemana udah cantik gini adek? Kak Cia ikut bunda rapat nak?" Tanya Agri kepada Kia yang masih dikuncir cepol oleh bundanya
"Iya yah, bang Io mana yah?" Tuh liat Kia nyariin Gio, giliran jauh aja nyariin abangnya kalo dekat berantem.
"Main bola dilapangan kak" sambung Agri mengambil alih Ira yang kena anggurin bunda dan kakaknya.
"Adek Ira sama ayah aja ya bun?" Tawar Agri sambil menciumi pipi timbul Ira.
"Gak usah cari kerjaan deh mas, nanti kalo Ira nangis bukannya ditenangin malah ditinggal ngegame kaya kemarin itu" judes Dewi, pasalnya kemarin Dewi titipkan dengan Agri, Ira malah nangis kejer-kejer bersama Kia juga. Waktu itu Dewi tinggal beli sayur dirumah bu Fian.
