130. Puasa Ramadhan

4.4K 169 22
                                    

🎶Revublik - Hanya Ingin kau Tau

Happy reading guyss😁

Gak terasa aja ya udah part 130 nih cerita khayalan, nih author udah pake sistem kebut 1 hari nyelesain 2 sampai 3 part biar auto kelar nih cerita JAN. Sengaja dikasih part puasa ramadhan biar mas Agri bisa nahan nafsunya terhadap bunda Gio Kia haha.

Dunia perkulihan juga udah dimulai guyss, jadi maaf kalau agak ngaret dan selo kali upnya oke? Berarti sampai part 150 dong thor? Iya Inshaa Allah ya bismillah. Kuylah lanjutin part 130 ini.

****

Puasa, puasa. Kini sudah memasuki bulan suci ramadhan diminggu kedua, dan usia Gio dan Kia sudah memasuki 2 tahun sekarang bahkan aku sudah menyapih mereka. Akhirnya bunda bisa puasa tahun ini sayang, soal nambah momongan ayahnya malah terlihat santai ketika Gio dan Kia menginjak usia 2 tahun pada 1 bulan yang lalu.

Btw ulang tahun dua bocil ini diadakan dirumah grandma, tante sama omnya yang ngerencanain semuanya. Oh iya, adikku dan Agha sekarang mulai melangkah kedepan mereka sudah pengajuan dan nikahnya nanti ketika adikku ulang tahun katanya.

Dan tak terasa 16 hari lagi lebaran idul fitri untungnya rumah mertua dan orangtua dekat jadi gak pala pulang kampung ngelewati pulau atau kota haha cuma ngelewati kecamatan doang haha.

"Undaa mam tiyoll dadal don" ucap Kia ketika ia ikut sahur denganku dan mas agri

"Aban pun ndaa" timpa Gio disebelah Kia, mereka tak puasa disebabkan masih terlalu kecil

"Siap dua bocil bunda" jawabku sambil beranjak bangkit dari tempat tidur mereka

"Abang, Cia bangunin ayah sayang" kataku, masku itu baru pulang jam 12 malam tadi karena jaga malam dengan rekannya yang lain.

"Yah anun cahul ayok" aku mengitip keduanya dari luar membangunkan ayahnya, mereka naik ketubuh ayahnya dan berbagi tugas. Kia memainkan bibir seksi dan hidung ayahnya sementara Gio menggelitiki tengkuk ayahnya.

"Undaa dah macak inak yahh" sahut Gio tak menyerah membangunkan ayahnya

Aku pun segera bangkit sambil menggelengkan kepala melihat ayahnya yang sulit dibangunkan itu, dan memanaskan sayur sama mendadar telur untuk Gio dan Kia. Akhirnya ayahnya bangun juga sambil mencengkeweng dua bocil yang mengusik tidurnya.

"Ampun ayah hahahaha" tawa Gio pecah ketika ayahnya membalikan dirinya dengan posisi kepala dibawah kaki diatas.

"Mass.. masih pagi ini loh" tegurku agar ia memberhentikan aktivitasnya itu.

"Iya hunn. Pasti kamu yang suruh dua bocil ini bangunin" katanya sambil mencubit gemas pipi gembuls mereka satu persatu.

"Kalo gak gitu gak bangun kamu mas" jawabku sambil meletakkan dua piring berisikan telur dadar plus nasinya didepan pemiliknya masing-masing.

"Akhirnya jari adek ayah gigitkan. Sakit nggak sayang?" Tanya ayahnya memperhatikan jemari mungil Kia

"Ndak tok yah" jawabnya sambil melahap tiyol dadalnya dengan lahap

Kami berempat pun sahur bersama sampai selesai, lalu mengutip piring sambil mencuci hingga bersih kembali. Gio dan Kia aku ajari untuk menyikat gigi mereka sendiri mulai 3 bulan lalu dan alhamdulillah sekarang mereka mulai terbiasa selesai sahur menggosok gigi.

Jodohku Abdi Negara (SELESAI - PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang