Pagi itu Jungkook bangun di kejutkan dering ponselnya yang lupa ia matikan semalam.
Padahal hari ini ia berencana bangun lebih siang.
Karena bagi Jungkook waktu tidur itu berharga, selain dia tidak punya hari libur karena mengurus agensi dan juga yang lainnya, ia juga bisa bekerja pada malam hari."Yaaa buu.. aku sudah bangun. Hampir saja aku lupa perayaan itu.
1 jam lagi aku akan sampai disana. Aku tidak perlu mandi kan?
Anakmu ini akan selalu tampan walaupun tidak mandi seperti yang ibu selalu bilang padaku.."
Sepagi itu Jungkook meracau.Rupanya sang ibu menghubunginya untuk segera berkunjung ke tempat berkumpul keluarga.
Karena pagi ini adalah perayaan hari ke 100 keponakan Jungkook.
Dan ada untungnya Jungkook tidak mematikan ponsel.
Ia bergegas mandi, tidak mungkin seorang Jungkook tidak mandi sebelum keluar rumah.
Karena ia memang pencinta kebersihan.
Tidak addict, tapi cukup bersih dan rapi untuk ukuran pria seusia dia.
Jungkook pun meluncur ke tempat tujuan setelah mandi dan bersiap.~~
Di perjalanan Jungkook sibuk menelpon sana sini mengenai pekerjaan. Karena beberapa hari lagi ia akan membuka audisi terbuka di beberapa kampus.
Itu membuatnya sangat sibuk akhir-akhir ini.
Belum lagi dia harus selalu mengecek perkembangan para trainee'nya.Memikirkan itu membuat dia lupa untuk membawa bingkisan untuk keponakannya.
Jadi sambil menyetir ia menengok kiri dan kanan mencari toko souvenir atau perlengkapan bayi.
Beruntung ia melihat toko kecil di sebuah komplek pertokoan yang menuliskan bahwa toko itu menyediakan souvenir tradisional untuk semua usia."Selamat pagi, apakah disini menjual perlengkapan untuk bayi 100 hari?"
Jungkook membungkuk bertanya pada ahjumma penjaga toko.Toko itu terlihat sangat tradisional sekali.
Banyak pernak pernik bayi hingga dewasa yang berbau tradisional, dan banyak pula dari barang-barang itu adalah hasil tangan orang yang pernah datang ke toko itu. Seperti kaos yang di lukis oleh kuas kaligrafi, kerajinan bunga kering mugunghwa untuk jepit rambut, sampai dengan tulisan tangan atau lukisan yang di buat dengan tinta asli dan kuas kaligrafi berusia puluhan bahkan ratusan tahun."Waahh aku baru sekali melihat tempat ini. Dari luar tampak biasa saja dengan tanda menjual baju dan perlengkapan lain. Ternyata aku kurang lengkap membacanya." Jungkook bermonolog sendiri.
Ahjumma tadipun memberikan beberapa perlengkapan hanbok kecil untuk bayi berusia 100hari. Dan juga sepatu-sepatu kerajinan yang di hias oleh tangan anak-anak disabilitas.
"Ini adalah barang-barang keberuntungan. Jika kau memberikan untuk anak berusia 100 hari, maka ia akan selalu beruntung.."
Ahjumma itu tersenyum ramah."Benarkah? Dan akupun beruntung menemukan tempat ini.. tapi maaf mengapa disini sepi sekali? Tapi kulihat barang disini terlihat begitu beragam dan banyak hasil karya orang lain?"
Jungkook memang selalu penasaran akan hal apapun. Tak heran ia selalu pandai dan cepat menguasai sesuatu, karena ia tak pernah puas dengan ilmu dan kemampuan yang ia punya."Tempat ini memang tidak selalu ramai pengunjung. Tapi selalu ada orang beruntung yang datang kemari untuk memberi keberuntungan pada orang lain yang akan datang. Aku anggap siapapun yang keluar dan masuk ke tempat ini membawa keberuntungan. Dan bisa saja karena tempat ini orang tersebut akan menemukan keberuntungan lain."
Ahjumma itu berbicara panjang lebar, tapi Jungkook malah menyukai hal itu. Ia mendapat pelajaran baru tentang arti memberi kebahagiaan pada orang lain.Jungkook pun akhirnya memilih sepatu istimewa itu, dan beberapa hiasan keberuntungan untuk di gantung.
Ketika sedang membayar, Jungkook tertarik pada satu lukisan yang berada di atas meja kasir itu. Memang ada beberapa lukisan disana. Tapi ia tertarik dengan lukisan matahari dan bulan yang menjadi satu.
"Maaf, apakah lukisan-lukisan diatas itu juga hasil karya seseorang dan dijual?"
Keingintahuan Jungkook datang kembali."Iya, itu semua dijual, dan jika ada yang membeli salah satu lukisan itu. Uangnya akan di sumbangkan untuk anak-anak yang membutuhkan di yayasan yang aku kelola." Jawab ahjumma itu sambil membungkus barang yang di beli Jungkook.
Ohh rupanya ahjumma ini pemiliknya.
Tempat dan pemiliknya benar-benar mengagumkan.."Aku ingin membeli lukisan bulan dan matahari itu. Berapa harganya?"
Jungkook tak ragu dengan pilihannya.
Ia memang seyakin itu terhadap apa yang dilihatnya. Dengan keyakinan dan kepercayaan dirinya akan sesuatu, membuat pilihannya memang selalu terlihat bagus dan di akui oleh orang lain.Ahjumma menurunkan lukisan berukuran sedang itu menggunakan kursi tuanya.
Dan memperlihatkan pada Jungkook tentang keaslian lukisannya.
"Ini berharga 50.000 won. Dan kau bisa merasakan tintanya masih sangat terasa di kanvas ini jika kau sentuh."Jungkook kaget dengan harga yang ia pikir akan lebih mahal untuk lukisan itu dan juga ia berpikir hasil penjualan itu untuk di sumbangkan. Tapi kenapa terbilang murah?
"Pasti kau akan mengira ini jutaan won kan?
Hahahaha.. aku tidak akan memanfaatkan lukisan indah ini untuk kepentinganku sendiri.
Ini murni untuk anak-anak yayasanku.
Dan juga sang pelukis berpesan untuk tidak memberatkan siapapun tentang pembelian lukisan ini. Sang pembeli membayar dengan ikhlas, anak-anak yayasan bahagia. Akupun bahagia. Semua bahagia kan?" Ahjumma itu kembali membungkus lukisan itu dengan kertas coklat berukuran besar. Seyakin itu sang ahjumma pikir Jungkook pasti membelinya.Waahh ahjumma ini sepertinya seorang malaikat. Apakah aku sedang dalam acara televisi? Tapi kenapa tidak ada kamera?
Ah aku bodoh sekali.. memang masih ada orang yang seperti ini!!!
Jungkook mengumpati dirinya dalam hati.Setelah semua telah selesai, Jungkook pun berpamitan pada sang pemilik.
"Semoga keberuntunganmu segera tiba.."
ahjumma itu kembali memberikan senyum terbaiknya.
Jungkookpun membungkuk hormat dan pergi keluar.Ketika akan membuka pintu keluar, ia sedikit kesulitan karena membawa beberapa barang. Ya, sang ahjumma memang tidak memberikan kantong belanjaan. Hanya di bungkus dengan kertas coklat tradisional.
Saat Jungkook sibuk merapikan barang di kedua tangannya sambil berusaha meraih gagang pintu tua itu, datanglah seorang wanita berpakaian modis membuka pintu.Mereka berpapasan dan saling tatap karena memang keduanya berada di pintu.
Sang wanita pun melebarkan pintu agar jungkook bisa keluar dengan semua bawaannya.
Tak lupa Jungkook mengucapkan terimakasih dan tersenyum. Begitupun dengan si wanita, ia membalas dengan senyuman.
Mereka berdua berlalu begitu saja.Sepertinya pria itu tidak asing..
Ah.. aku selalu saja begitu ketika melihat pria tampan.. dasar bodoh..
Wanita itu menepuk-nepuk kepalanya sendiri.Dari kejauhan di balik meja kasir, sang ahjumma memperhatikan moment itu dan tersenyum.
Keberuntungan ternyata bisa datang secepat itu..
Ahjumma berkata dalam hati...~💜~
BersambungSmd, 25april2020
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll give you the sun
Romance"Jika aku ingin maka aku akan berusaha untuk mendapatkannya, bahkan jika aku tak ingin tapi itu perlu untuk hidupku, aku tetap harus mendapatkannya. Begitupun dengan kebahagiaan..." Jungkook harus menerima kenyataan pahit tentang tujuan hidupnya y...