Chapter 4

182 20 4
                                    

"Maaf mengganggu, Tuan Josh menunggu di ruang meeting bersama yang lain."
Asisten Jungkook yang juga teman saat kuliah memanggil untuk menghadiri pertemuan pagi ini bersama para juri audisi yang sudah hadir.
"Ahh benarkah? Harusnya aku tak membuat mereka menunggu. Bisakah kau pindahkan video di laptop ke flashdisk ini? Jika memorinya penuh, hapus saja beberapa file yang ada di folder OLD."

"Maaf sudah menunggu, tadi aku sedang ada pekerjaan sedikit."
Jungkook masuk dan langsung duduk di ruang pertemuan.
Disana sudah hadir semua juri yang akan menilai audisi terbuka kurang lebih 1 minggu lagi.

Beberapa hari yang lalu Tuan Josh menghubungi Jungkook, dan memberitahu ia harus kembali ke Amerika karena urusan mendadak. Tapi kemarin ia sudah kembali dan akan menetap untuk beberapa bulan di Korea. Dan juga siang ini Tuan Josh akan mempertemukan Jungkook dengan kenalannya untuk menjadi calon juri.

"Baiklah, ini akan berjalan dengan santai, jadi jangan terlalu tegang karena kita sudah mengenal satu sama lain kan?"
Jungkook mencairkan suasana.
"Aku langsung saja pada intinya agar ini cepat selesai. Aku ingin audisi terbuka ini mempunyai tema sesuai dengan karakter agensi. Dalam arti, temanya adalah Freedom.
jadi siapapun, entah itu warga Korea atau bukan bisa mengikuti audisi ini.
Semua bakat akan kita ambil.
Mulai dari menyanyi, berakting, dance, bermain musik, apapun yang berhubungan dengan seni akan kita tarik.
Audisi akan kita adakan selama 1 minggu penuh.
Mulai dari siang hingga malam hari.
Di kampus yang berbeda tentunya, yang sudah memberikan izin pada kita untuk mengadakan audisi.
Jadi bisa di bilang ini adalah audisi terbuka untuk kelas mahasiswa. Bagaimana sejauh ini?"
Jungkook melempar pertanyaan pada 3 orang di ruangan itu.

"1 minggu aku pikir waktu yang cukup, dan kita semua memang harus bekerja maksimal. Lalu, bagaimana dengan hasil penilaian? Apakah itu langsung di umumkan? Atau menunggu?"
Penyanyi Senior Kim Seokjin mulai bertanya tentang audisi itu.

"Ah ya benar.. tentang penilaian akan di umumkan 2 minggu setelah seluruh audisi selesai.
Tapi, kita tetap harus punya keputusan di hari audisi di adakan. Hanya saja untuk pengumuman bagi mereka yang lolos ke tahap berikutnya akan kita umumkan 2 minggu kemudian.
Untuk memberikan jeda waktu bagi mereka untuk tetep mengikuti perkuliahan, dan juga memberikan kesan "ditunggu" oleh mereka yang antusias.
Selama 2 minggu itu, pihak agensi akan membuka layanan streaming video saat audisi.
Jadi bagi mereka yang ingin melihat siapa saja peserta yang ikut audisi bisa menonton dengan mengunduh aplikasi yang agensi sediakan.
Bahkan nanti kita akan memberikan voting khusus untuk penonton."
Jelas Jungkook panjang lebar.

"Wahh Jungkook-ssi.. kau memang luar biasa. Masih muda dan berbakat. Jujur aku tidak akan protes dengan apapun yang kau lakukan. Hahaha"
Sang aktris drama, Park bo young kagum dengan pekerjaan Jungkook.

"Jangan begitu noona.. kau selalu saja memujiku. Hahaha.. jadi apakah ada hal lain yang ingin di sampaikan?"
Jungkook bertanya lagi pada yang lain yang sepertinya sangat setuju dengan semua keputusan Jungkook.

"Baiklah jika tidak ada lagi.
Untuk angka yang kalian ajukan pada management keuangan, sudah aku terima dan akupun menyetujuinya. Itu akan di proses segera.
Aku akan menyampaikan hal yang lain di pertemuan kita selanjutnya sebelum audisi.
Aku berharap ini akan berjalan dengan baik.
Ku mohon kerjasama dari kalian semua.."
Jungkook berdiri dan membungkuk memberi hormat pada yang lain.

Membuat 3 orang di ruangan itu takjub dan kagum atas kerja dan etika seorang Jungkook yang selalu rendah hati meskipun dia adalah pemilik agensi. Walaupun belum sebesar agensi lain, tapi ini adalah pencapaian luar biasa.


~~~

"Tuan Josh, aku akan sampai 15 menit lagi. Aku akan membeli sesuatu."
Jungkook menghubungi Tuan Josh yang menunggu di tempat makan siang yang mereka janjikan.
Tentu saja Tuan Josh membawa serta calon juri yang di rekomendasikan olehnya.

Jungkook berhenti di sebuah toko kue yang menjual berbagi cake premium yang sangat terkenal di Korea. Selain harganya yang sangat mahal dan juga rasanya yang enak, toko itu kerap di datangi oleh selebriti korea. Tak heran jika Toko itu kadang di kelilingi oleh beberapa fans yang sekedar menunggu idolnya untuk membeli kue tersebut.

Jungkook turun dari mobil, dan ia segera mengenali mobil yang terparkir di depannya.
Itu adalah mobil mantan kekasihnya, Seohyun.
Seohyun memang menyukai kue yang ada di toko ini. Dulu Hampir setiap hari Jungkook memberikan kue kesukaan Seohyun.
Jungkook pun tak berpikir aneh-aneh dan langsung masuk ke dalam toko.

Ia berjalan lurus menuju etalase dimana letak kue itu di pajang, dan langsung meminta kue tersebut di bungkus. Dilihatnya Seohyun sedang di meja kasie untuk membayar.
Sigap Jungkook langsung menyodorkan kartunya untuk membayar kue Seohyun.
"Biar aku saja yang membayarnya.."
Jungkook bicara dengan nada dingin.
Seohyun menoleh kaget, di lihatnya Jungkook sudah berdiri di belakangnya dan tersenyum.

"Anyeong.. apa kabarmu?"
Jungkook membungkuk menyapa Seohyun dengan senyumannya.

"Ahh.. anyeong .. aku.. aku baik-baik saja. Kau tak perlu repot membayar pesananku."
Seohyun membalas sapaan Jungkook dengan menyelipkan rambut di telinganya ketika membungkuk.
Hal itu sangat Jungkook sukai.
Mereka sangat canggung karena lama tak bertemu.

"Tidak apa-apa. Kita baru saja bertemu lagi. Tak ada salahnya aku melakukan ini."
Jungkookpun membayar kue miliknya.
Seohyun yang terlihat canggung berdiri di sampingnya menunggu Jungkook selesai.

"Jadi, apa kabarmu ? Ku dengar kau akan mengadakan audisi terbuka. Aku turut senang. Itu salah satu impianmu kan?"
Seohyun dan Jungkook sama-sama berjalan ke pintu keluar dengan perlahan.

"Iya, kau benar. Rupanya berita itu sudah menyebar."
Jungkook menjawab seperlunya. Ia terlalu takut mengatakan hal yang salah.

"Aku akan pergi dulu, kau berhati-hatilah mengemudi, jangan sering menggunakan ponsel ketika di perjalanan."
Jungkook pamit dan tersenyum manis. Membuat Seohyun mengingat masa-masa mereka bersama.
Jungkook hapal benar apa yang menjadi kebiasaan Seohyun.

"Ah... iya... terimakasih. Kau juga berhati-hatilah.
Hmmm Jungkook, maukah kapan-kapan kita makan siang bersama? Anggap saja ini hanya ajakan seorang teman lama."
Seohyun tak ingin melewatkan kesempatan itu dan memberanikan diri mengajak Jungkook.

"Hmmmm baiklah.. aku akan pikirkan. Karena akhir-akhir ini aku sibuk dan mungkin akan sulit memilih waktunya. Aku akan menghubungimu, aku masih menyimpan nomermu jika kau tak menggantinya.."
Jungkook sedikit tertunduk dan bersiap membuka pintu keluar.

"Aku tak mengganti nomerku.. baiklah.. aku akan menunggu kau menghubungi. Aku pergi dulu.."
seohyun pun pergi setelah Jungkook membukakan pintu untuknya.

Setelah memastikan Seohyun masuk dalam mobil. Barulah Jungkook bergegas keluar dari toko dan masuk mobil. Jika mereka keluar bersama, pasti banyak yang akan melihatnya dan salah paham.
Mungkin saja sudah ada yang melihat mereka di dalam toko.

Di dalam mobil Jungkook terdiam beberapa saat.
Mengingat wajah Seohyun yang teduh. Tak pernah marah ketika mereka bersama, bahkan ketika Jungkook melakukan kesalahanpun, Seohyun tak pernah marah. Itu membuat Jungkook menjadi orang yang lebih sabar karena ia melihat sisi malaikat di diri Seohyun.
Dan rasa itu masih ada.
Samar, tapi terasa..

Seohyun..
caramu menyelipkan rambut di telinga tetap menjadi kesukaanku.
Bagaimana rasa ini tetap ada?
Bahkan kita tak pernah bertemu sekian lama.
Rasa ini ada..
Samar..
Tapi terasa..
Ku harap kau akan hidup bahagia..
Karena melihatmu tersenyum adalah kesenangan bagiku..
aku tak ingin terjun ke jurang yang sama denganmu. Karena kita akan terluka bersama.
Biarlah rasa ini tetap kita jaga dalam doa.
Doa masing-masing yang kita tujukan untuk kebahagiaan kita dengan cara yang lain.
Bagaimanapun.. kau tetap Seohyun'ku yang teduh..


~💜~
Bersambung

I'll give you the sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang