Chapter 14 || This feeling

132 16 5
                                    

Sore itu Jungkook benar benar menemani Tania kerumah sakit setelah audisi selesai lebih awal.
Sebenarnya Jungkook belum tau pasti apa maksud Tania memintanya untuk menemani ke rumah sakit.
Ketika Jungkook bertanya, Tania hanya menjawab "lihat saja nanti".

Mereka memasuki satu ruangan yang sepertinya sangat tidak asing bagi Tania.
Ada seorang dokter disana.

"Tania.. kau sudah datang. Kenapa tidak langsung ke ruangan donor??"
Dokter wanita paruh baya itu menyapa Tania dengan ramah.

Hmmm donor???
Jungkook masih menelaah apa yang terjadi selanjutnya.

"Aku ingin menanyakan beberapa hal sebelum aku mendonorkan darahku.."
Tania dan Jungkook duduk di depan meja dokter itu.

"Apa adikku bisa sepenuhnya pulih seperti dulu? Karena selama enam bulan ini. Dia tidak mengalami gejala yang berarti seperti ruam parah ataupun kulit mengelupas. Bahkan sekarang dia sudah bisa mendekati cahaya lampu dengan baik.."
Tania tampak serius.

Jungkook akhirnya paham apa yang menjadi maksud Tania kesini. Ini demi kesehatan adiknya.

"Ya, akupun berpikir demikian. Setelah dua bulan belakangan ini kami meneliti dengan beberapa dokter lainnya. Kami pikir ada kemajuan pesat bagi Adikmu. Dan bahkan bisa saja dalam waktu dua atau tiga minggu dia bisa keluar rumah saat siang hari.
Dengan syarat, dia harus memakai sunscreen khusus yang kami formulakan. Dan itupun dia tidak bisa keluar dengan cuaca matahari yang sangat menyengat. Beruntung sebentar lagi musim dingin akan datang. Jadi akan sangat aman baginya untuk keluar rumah di siang hari..."
Dokter itu menjelaskan panjang lebar.

Tania memegang tangan dokter yang telah merawat adiknya selama beberapa tahun ini.
Tampaknya kebahagiaan dan haru terpancar dari wajah Tania.
Jungkook melihat sisi lain dari Tania.
Ia sangat menyayangi adiknya.

"Terimakasih... akhirnya adikku bisa merasakan hangatnya siang hari...
terimakasih atas kerjasama kalian. Eomma dan Appa titip salam. Mereka sedang berada di Amerika saat ini.."
Tania menahan rasa haru dengan menelan isakannya.

Dokter itu mengangguk dan memberikan senyum pada Tania.

~

Mereka berdua pergi ke ruangan donor.
Ruangan itu sudah menjadi tempat andalan Tania setiap bulannya.
Tak canggung lagi, ia duduk di tempat yang setengah tidur itu. Bahkan para petugas medis sudah mengenalnya.

"Waahhh sekarang kau di temani seseorang.
Biasanya datang sendiri. Tapi aku sepertinya tidak asing melihatnya.. anyeong..."
Sapa salah satu perawat yang melihat ke arah Jungkook yang duduk tepat di samping Tania.
Wanita manapun memang akan meliriknya.
Pria itu terlalu sempurna untuk di abaikan.

"Hmmmm.. dia mantan idol. Sudah menjadi mantan. Jadi jangan di bahas lagi atau dia tiba-tiba akan melakukan dance disini.. dan ralat! Dia teman kerjaku.. bukan seseorang  yang kalian maksud.."
Tania mengomel dan malah membuat para petugas medis terkekeh geli. Mereka begitu akrab.

Jungkook hanya tersenyum ke arah mereka.
Jungkook masih memikirkan betapa sayangnya Tania pada Milky. Sampai ia rela mendonorkan darahnya setiap bulan dan merawatnya dengan baik.

Perawat itu meninggalkan Tania mengalirkan darahnya ke tempat yang telah di sediakan.
Tania memejamkan matanya sesaat.
Jungkook hanya memandangnya dalam diam.

"Kadang aku terlalu takut, Jungkook-ssi..."
Suara lirih itu terdengar dari mulut Tania tiba tiba.

"Hm?? Takut apa?"
Jungkook mendekatkan kursinya lebih dekat lagi ke arah Tania.

"Aku takut adikku tidak akan merasa bahagia.
Aku takut dia tidak merasakan apa yang kurasakan.
Aku juga takut jika ia akan menderita selamanya.
Tapi, mendengar perkataan dokter tadi.
Aku benar-benar seperti hidup kembali.
Setidaknya harapan untuk adikku melihat matahari itu ada.."
Tania masih memejamkan matanya.
Jungkook melihat air mengalir dari sudut mata Tania.

Ia benar-benar tak menyangka di balik sifat Tania yang begitu ceria, terbuka, bahkan tak pernah ada kesedihan di wajahnya. Ia begitu banyak menyimpan ketakutan.

"Hey... kau sudah melakukan yang terbaik untuk adikmu.. dia pasti bahagia memilikimu.. aku yakin itu.."
Jungkook menepuk halus bahu Tania dan mata wanita blasteran itupun terbuka, terpampang nyata matanya memerah akibat menangis dalam pejamannya tadi.

"Jungkook... Terima kasih karena kau mau menjadi temanku. Dan terima kasih juga karena kau mau mengenal adikku..."
Tania memegang tangan Jungkook. Tapi lalu ia lepaskan karena khawatir Jungkook akan merasa tidak nyaman.

Jungkook tersenyum dan menatap Tania beberapa saat.
"Kau adalah wanita yang baik, Tania..."
Jungkook benar benar tulus mengatakan itu.

~~~

Malam itu Jungkook menghabiskan waktunya dengan memeriksa beberapa laporan dari kantornya.
Karena dia fokus dengan audisi, jadi banyak pekerjaan yang harus ia limpahkan pada bawahannya.

Dan kabar baiknya semua itu berjalan dengan lancar.
Hanya saja mata Jungkook menjadi hampir lepas karena melihat begitu banyak angka dan huruf di laptopnya.

Jungkook sebenarnya ingin sekali menghubungi Milky dan bertemu dengannya.
Tapi ia tau kini Milky sedang menjalani transfusi darah dirumahnya. Ya, petugas rumah sakit harus datang karena khawatir dengan keadaan Milky.

Jungkook berkali kali melirik ponselnya dan berniat menghubungi Milky.
Sampai akhirnya ia mengirim pesan pada wanita bermata indah itu.

Apakah transfusinya sudah selesai?
Aku diberitahu Tania tadi..
Bagaimana keadaanmu?

Jungkook mengirim pesan itu dan menaruh ponselnya di meja. Tak sampai lima menit. Ponselnya berbunyi.
Buru buru Jungkook meraihnya dan membuka pesan.

Sudah selesai satu jam yang lalu
Aku merasa lebih baik
Kau sedang apa sekarang?

Milky membalasnya. Membuat Jungkook sejenak menutup laptopnya, dan mengangkat kedua kakinya di sofa dan fokus pada ponselnya.

Aku sedang memikirkanmu
Sebenarnya aku ingin bertemu
Tapi kau pasti harus istirahat

Jungkook mengirimnya kembali, dan menunggu dengan menatap layar ponselnya terus menerus.
Lucu sekali..

Ting ting ting

Datanglah kemari..
Tania baru saja pergi untuk mengerjakan tugas dengan temannya.
Penjaga rumahku akan membukakan pintu untukmu...
Aku akan menunggumu..



~💜~
Bersambung

I'll give you the sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang