"Cukhae Jeon Aeri.. kau sangat cantik..
jika kau besar nanti, uncle akan belikan kau banyak boneka ya.."
Jungkook sangat menyukai anak kecil. Di tambah lagi keponakan cantiknya itu selalu tersenyum ketika melihat Jungkook.Kakak perempuan Jungkook, Jeon Areum, adalah seorang perawat yang menikah dengan lelaki idamannya dan berprofesi sebagai perawat juga. Mereka sangat bahagia di karuniai Jeon Aeri..
"Kau ini selalu saja datang terlambat jika ada acara keluarga. Ibu sudah menunggumu dari tadi.."
sang kaka mengomeli Jungkook yang sibuk memakan kue beras dan bercanda dengan Aeri."Aku tadi sudah memeluk ibu selama 5 menit, jadi dia tak akan marah padaku. Bisakah aku membawa Aeri jalan-jalan? Agar wanita bisa lebih tertarik padaku? Hahahaha.."
jungkook menggendong Aeri yang tertawa mendengar unclenya tertawa juga."Dasar bodoh, itu artinya sekarang ini banyak wanita yang menyukai pria beristri !!"
Areum memukul kepala Jungkook.
Ibu dan dan kakak ipar Jungkook hanya tersenyum melihat keduanya."Seandainya saja Ayah kalian masih ada, pasti dia yang sibuk melerai kalian berkelahi. Ah, tak terasa sudah 3 tahun dia meninggalkan kita. Dia pasti bahagia di surga sana. Ibu iri.."
ibu menghampiri Aeri yang sedang bermain dengan Jungkook, dan ibu pun menggendongnya."Ibu jangan sedih, ayah pergi, dan Aeri datang.. hidup akan selalu berputar .. kita harus bahagia agar ayah bahagia pula melihat kita dari surga."
Areum memeluk ibu.
Tak lama kemudian orang tua dari suami Areum pun datang dengan wajah sumringah menemui cucu pertama kesayangan mereka.Mereka berkumpul, makan bersama, dan saling bercerita satu sama lain.
"Kookie, apakah kau akan terus melajang hingga akhir usiamu? Jangan berpikir untuk menikah ketika kau tua. Lebih baik menikah muda agar kau dan anakmu bisa menikmati hidup lebih lama."
Sang kakak selalu saja menyuruh Jungkook untuk menikah lebih cepat."Aaaahhh noona, berhentilah memanggilku Kookie, aku sudah dewasa !! Lagipula aku belum menemukan wanita yang pas untukku. Jadi jangan kau tanyakan lagi. Aku bosan!!"
Jungkook menjawab seperti anak kecil sambil memakan sup tofu."Jika kau sudah dewasa, makanmu tidak belepotan seperti itu !! Dasar bodoh..."
Areum menghapus noda makanan di pipi Jungkook.
Mertua Areum dan sang suami tertawa melihat kejadian itu."Kalian ini selalu saja berkelahi... Jungkook, bagi kakakmu, kau tetap menjadi anak kecil. Jadi nikmatilah masa ini sebelum kau memiliki istri nanti.." tambah sang ibu.
"Hahaha... kalian ada-ada saja..
Jungkook.. untuk urusan jodoh memang tidak bisa di paksa. Kau hanya harus mempercayai takdir melalui kebetulan-kebetulan yang kau alami.
Contoh saja anakku dan kakakmu ini.
Mereka sesama perawat, dan berbeda rumah sakit.
Tapi mereka di satukan oleh takdir melalui kebetulan-kebetulan yang mereka alami."
Sang ayah dari suami Areum menjelaskan tentang pertemuan kebetulan."Hmmmm benar juga. Sayangnya aku belum berpikir kesana. Aku masih ingin membesarkan agensiku. Hmm tapi aku tidak akan menolak jika takdir mengatakan aku harus menikah. Manatau aku kebetulan bertemu dengan jodohku hari ini.."
Jungkook sengaja menjawab itu agar mereka tak menyinggung tentang pernikahan lagi.~~
"Jungkook, kau tak usah mengantar ibu. Ibu akan menginap disini menemani Kakakmu selama 3 hari. Karena iparmu akan keluar kota."
Sang ibu memang lebih sering menginap dirumah sang kakak daripada dirumah Jungkook."Bu, kenapa ibu tidak tinggal denganku saja? Ibu malah memilih tinggal sendirian disana.. membuatku selalu khawatir..."
Jungkook tak menyerah menawarkan ibu tinggal dengannya."Kau ini.. sudah ibu bilang berkali-kali. Rumahmu terlalu besar. Ibu sudah tua, akan cepat merasa lelah untuk sekedar berjalan dari kamar ke dapurmu yang luas itu.
Lagipula ibu nyaman berada dirumah ibu sendiri.. merasakan keberadaan ayahmu seperti masih ada dan selalu hangat dirumah itu."
Ibu memang memilih tinggal sendiri dirumah lama. Tetapi Jungkook sering menyuruh salah satu asisten rumah tangganya untuk membantu ibu dirumah."Hmmm baiklah bu.. tapi ibu harus berjanji ketika aku menikah ibu akan tinggal denganku.."
Goda Jungkook sambil memeluk ibu."Jangan macam-macam kau yaa.. kau saja tadi berkata akan fokus pada kariermu!! Jangan memberi ibu harapan palsu !! Ingatlah tentang takdir kebetulan yang mertuaku bilang padamu.. hahahahha.."
Sang kakak puas meledek Jungkook.~~~
Di perjalanan pulang Jungkook kembali sibuk menelpon sana sini untuk urusan pekerjaan.
Kadang dia merasa lelah. Tapi dia lebih sering menikmatinya karena itu adalah hal yang ia sukai."Besok pagi kita akan mempersiapkan audisi itu. Aku sekarang menuju pulang. Malam nanti aku ada janji bertemu dengan Tuan Josh, dia datang dari salah satu kampus musik di Amerika, dan akan bekerjasama denganku. Tolong persiapkan segala sesuatunya.. terimakasih"
Jungkook menghubungi salah satu pegawai kantornya.Selama perjalanan diliriknya lukisan yg ada di jok belakang.
Dan seketika ia ingat dengan toko yang ia kunjungi tadi pagi. Termasuk wanita yang membantu membukakan pintu untuknya."Dia memang cantik, tampaknya dia seorang turis.
Mungkin saja takdir kebetulanku itu adalah dia.. hahahaha.. bodoh sekali jika memang yang bertemu denganku hari ini adalah yang di sebut takdir dari kebetulan.. kadang hidup bisa sesederhana itu.."Jungkook berhenti di lampu merah yang mendekati rumahnya. Jalanan sangat sepi. Kawasan perumahan Jungkook bisa di bilang daerah sepi yang tidak banyak rumah disana.
Jungkook membeli rumah itu karena ia ingin ketenangan ketika selesai bekerja dan beristirahat dirumah.
Iapun baru tinggal selama 1 tahun di rumah itu.Sedang asik menunggu lampu hijau tiba, Jungkook memicingkan matanya melihat wanita yang sedang menyetir tepat di sebelah mobilnya.
Ya, wanita itu adalah wanita turis yang ada di toko tadi. Jungkook mengatakan bahwa wanita itu adalah turis karena berwajah blasteran.
Wajahnya sangat terlihat karena kaca mobil wanita itu tidak terlalu gelap. Dan Jungkook masih hapal dengan warna baju yang di pakainya.Apakah dia menginap di daerah sini?
Eohh? Apakah dia tinggal disini????Jungkook sengaja membiarkan mobil wanita itu jalan terlebih dahulu setelah lampu hijau menyala.
Diapun tepat berada di belakang mobil hitam wanita tersebut.
Ternyata mereka sama-sama memasuki kawasan perumahan.Apa benar dia tinggal di daerah sini?
Jika iya, jujur aku mulai merinding dengan yang namanya takdir secara kebetulan...Mobil wanita itu ternyata tepat parkir di sebelah rumah Jungkook.
Rumah itu memang lebih besar dari rumah Jungkook. Berpagar tinggi, dan memiliki pos keamanan, dan juga terdapat teras kecil diatap rumahnya. Sangat terlihat jika hanya memandangnya dari luar saja.Ah yang benar saja wanita itu tinggal di sebelah rumahku. Ini semua menjadi aneh.. aku malah menjadi takut.. selama 1 tahun aku tidak pernah tau ada wanita blasteran tinggal disitu. Aku hanya sering melihat ahjumma yang berlari di pagi dan sore hari.
Jungkook mulai bingung sendiri..Jungkook memakirkan mobil di depan rumahnya yang tak berpagar.
Ketika ia keluar dari mobil dan mengeluarkan lukisan itu, ternyata wanita itu pun baru saja keluar dari mobil yang terparkir di halaman depan rumahnya dan mengeluarkan beberapa barang besar. Spontan mereka saling melihat satu sama lain..
Tapi yang lebih terkejut adalah wanita itu, bukan Jungkook.Tak di duga wanita itu membungkuk menyapa Jungkook terlebih dulu, Jungkookpun langsung membalas sapaannya.
Keduanya sempat beberapa detik saling menatap dan merasa bingung dan kaget dengan masing-masing membawa barang di tangan mereka.Yang benar saja pria yang aku temui tadi ternyata bersebelahan denganku. Apakah dia mengikutiku ??
Sang wanita bertanya-tanya sendiri dalam hati.Ini benar-benar aneh jika sampai kami nanti saling bertegur sapa, karena feelingku mengatakan seperti itu..
Jungkookpun tak kalah bingung dengan pikirannya sendiri.~💜~
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll give you the sun
Romance"Jika aku ingin maka aku akan berusaha untuk mendapatkannya, bahkan jika aku tak ingin tapi itu perlu untuk hidupku, aku tetap harus mendapatkannya. Begitupun dengan kebahagiaan..." Jungkook harus menerima kenyataan pahit tentang tujuan hidupnya y...