Chapter 15 || Next step

128 17 4
                                    

Jungkook masuk kedalam rumah Milky setelah penjaga rumahnya membuka pagar dan juga sang asisten yang membukakan pintu.
Jungkook menyapa membungkuk ahjumma yang sudah terlihat sudah mengantuk itu.

"Masuklah... Milky ada di dalam.."
Katanya pada Jungkook yang lalu berjalan pelan menuju ruang tamu yang besar dan berlangit langit tinggi.

Terlihat beberapa foto besar keluarga mereka.
Juga bingkai penghargaan yang terpampang di dinding itu.
Tak lupa hiasan guci antik dan juga koleksi lukisan yang begitu mendominasi disana.

Penerangan di rumah Milky bisa di bilang tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang. Ya mungkin karena keadaan Milky yang tidak terlalu bisa terkena hangatnya cahaya. Kasihan sekali...

"Aku disini.."
Suara Milky membuat Jungkook terkejut karena rumah itu sangat sepi. Hanya terdengar suara pendingin ruangan.

Jungkook menghampiri Milky yang sedang duduk dan melukis di ruangan yang terdapat berbagai perlengkapan mahal dan mewah. Seperti alat olahraga, televisi yang hampir sebesar dinding. Mungkin itu bukan televisi pada umumnya, komputer dengan layar besar.
Dan tentu saja perlengkapan melukis Milky.

"Hey... apa yang kau lukis?"
Jungkook menarik salah satu kursi di ruangan itu dan duduk tepat di sebelah Milky.
Aroma tubuh Milky begitu menyeruak dan menghanyutkan Indera penciuman Jungkook.
Aroma yang sangat ia sukai.

"Melukismu..."
Jawab Milky dengan tenang.
Tapi tidak dengan Jungkook. Ia membulatkan matanya dan menaruh indera penglihatannya pada kanvas itu.
Itu benar-benar dia.
Sedang duduk di balkon.
Melalui sudut pandang Milky tentunya.
Jujur saja Jungkook merasa senang karena Milky melukis dirinya.

"Hmm?? Kenapa melukisku?"
Jungkook memandang ke arah Milky yang sedari tadi fokus dengan lukisannya.
Rambut yang tergerai, hidung mungilnya begitu cantik terlihat dari sisi Jungkook.
Bahkan kedipan mata Milky benar-benar membuatnya kagum.

"Aku memang suka melukis siapa saja yang aku lihat.. lihatlah disana..."
Milky menunjuk ke sudut ruangan yang hampir penuh dengan lukisan terpampang.
Ada lukisan anak kecil yang tertidur digendong oleh ayahnya, juga lukisan seekor anjing lucu yang sedang tertidur di jalanan.
Yang jelas hampir semua lukisannya berlatar malam hari.

"Ohhh.. aku kira kau sengaja melukisku karena keinginanmu.."
Jungkook merasa malu sendiri karena terlalu cepat mengambil kesimpulan.

"Bagaimana keadaanmu setelah transfusi dan menerima suntikan steroid?? Apa itu terasa sakit?"
Jungkook bertanya dan masih fokus ke wajah Milky yang belum balas memandangnya sedari tadi.

Milky menaruh alat lukis di meja kecil sebelahnya.
ia sedikit kesusahan mengibaskan rambut dengan punggung tangannya, karena telapak tangannya penuh dengan warna warni yang belum ia cuci.

Jungkook lalu reflek membantu menyelipkan rambut itu ke telinga Milky.
Degupan Jantung mereka benar benar menjadi tidak normal. Milky membatu tak bergerak karena perlakuan Itu. Jungkook bahkan sedikit menyentuh kulit wajah Milky dengan punggung jarinya ketika menyelipkan rambut kecoklatan itu.

Entah sengaja atau tidak. Tapi Jungkook menikmati suasana itu.
"Kau benar benar cantik..."
Kata kata keluar begitu saja dari mulut pria berkaos hitam itu. Padahal Jungkook tidak berencana untuk mengatakan dan hanya ingin menyimpan di kepalanya.

"Hm??"
Milky menatap Mata Jungkook.
Ya, kali ini benar-benar menatap dalam ke mata pria yang sedang kagum dengan wanita di hadapannya.

"Kau sungguh cantik, Milky...."
Jungkook mengatakannya lagi dan berhasil membuat Milky tersenyum dengan manis.

I'll give you the sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang