***
Hari ini hari minggu, otomatis aku terbebas dari pelajaran sekolah yang membosankan. Ya, walau hanya sehari, tapi aku menikmatinya.Aku memilih bersantai ria didalam kamarku yang di dominasi gambar spongebob, menyetel musik, dan memodifikasi mading yang sengaja kubuat untuk mengabadikan curhatan hatiku yang kutuang dalam bentuk puisi.
Tidak lama kemudian aku terusik dengan teriakan ayah didepan pintu kamarku.
"Rara! Keluar kamu!" gertak ayah sembari menggedor pintu kamarku dengan keras.
Dengan malas aku beranjak menemui ayah, membuka pintu dan mendapati wajah galak ayah dengan kumis tipisnya yang khas.
"Ada apa, yah? Pagi-pagi udah marah-marah aja." tanyaku dengan santai. Jujur, aku adalah gadis yang selalu santai menyikapi masalah, entah itu dengan ayah, ibu, atau kak Rey.
"Ada apa, ada apa! Masalah apa lagi yang sudah kamu buat, hah?!" tanya ayah dengan wajah memerah. Hm, apa ayah marah?
Aku heran kenapa hari ini ayah marah-marah padaku, padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun.
"Masalah? Rara dari tadi didalam kamar, yah. belum kemana-mana."
"Ngelak terus! Diluar ada Mak Ria, dia ngamuk-ngamuk katanya kamu sudah gebukin Evan, benar begitu?!"
Ups, rupanya Mak Ria! Hm, dasar si Evan itu, pake ngadu segala lagi ke ibunya! Awas aja kalau ketemu di sekolah.
"Kenapa diam?! Kamu apain si Evan, hah?!" ayah menyentil kepalaku, membuatku tersadar dari lamunan.
"Evan yang duluan, yah. Jadi Rara tonjok hidungnya, terus berdarah, deh."
"Astaga, Rara! Kok bisa?! Akh!" ayah mengusap wajahnya dengan kasar, frustasi dengan ulahku.
"Salah dia, yah! Rara diledekin terus, masa Rara dikatain cewek? Rara gak suka, yah!" jawabku terus terang, tidak lebih tidak kurang.
"Astagfirullahal'adzim, Rara! Lah, emang kamu cewek, kan? ayah benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiranmu. Puyeng!"
"Pokoknya Rara gak suka dikatain cewek! Apalagi evan menyematkan kata manja, katanya Rara cewek manja. Rara gak suka, yah!"
Aku merengek, berharap ayah percaya dan membelaku didepan Mak Ria.
"Kamu itu emang cewek, Ra! Hah, terserah. Sekarang, kamu temui itu Mak Ria, selesaikan masalahmu sendiri. Ayah pusing!"
"Ayah mau kemana?"
"Mau ambil balsem buat diolesin ke mata supaya merem sekalian! Sakit kepala ayah gara-gara kamu. Cepat temui Mak Ria!"
Aku menghentakkan kakiku, pertanda aku tidak mau. Malas juga jika harus berdebat dengan Mak Ria yang cerewet itu.
"Kenapa belum pergi juga?! Buruan!"
"B..baik, yah."
Aku Rara, Rara Sebastian. Usiaku 16 Tahun. Anak bungsu dari pasanganan ter-ROMANTIS sejagat raya, Pak Ramdan dan Ibu Sarah. Ayahku berprofesi sebagai pengusaha Batu Bara, dan ibu seorang Dokter.
Aku punya seorang kakak nyebelin bin ngeselin, Reyhan Sebastian biasa disapa Rey. Umurku dan Kak Rey hanya terpaut satu tahun, untung saja kami tidak kembar.
Saat ini aku dan Kak Rey menempuh pendidikan di salah satu SMA Unggulan yang ada di Kota Jakarta, aku kelas XI dan Kak Rey Kelas XII.
Kalian pasti bertanya-tanya seperti apa sosok Kak Rey? Kak Rey itu selain tampan, dia juga jago main musik. Tapi satu kekurangannya, dia nyebelin, suka sekali bikin aku kesal bahkan sampai bikin aku menangis parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RARA
RomanceSINOPSIS: Sering menerima perlakuan tidak adil dari ibunya, membuat Rara tumbuh menjadi gadis tidak biasa. gadis cantik blasteran itu menjadi kebal rasa. Karena bandel, Rara sering mendapat teguran dari pihak sekolah perihal nilainya yang buruk dan...