Part 43

625 58 5
                                    

***
Aku membawa Rara ke klinik terdekat, ditemani Eyang dan Bi Tun. Jangan tanya bagaimana perasaanku, aku khawatir sekaligus takut.

"Dok, istri saya baik-baik saja 'kan, Dok? Kenapa istri saya tiba-tiba pingsan?" aku melontarkan pertanyaan beruntun pada Dokter yang menangani Rara. Rasa panik dan khawatir akan keadaan Rara membuatku kalut, aku takut terjadi apa-apa dengannya.

"Bapak tenang dulu, ya. merasa pusing saat hamil itu wajar. Namun, rasa khawatir pasti muncul jika rasa pusing tersebut membuat istri Bapak sampai kehilangan kesadaran atau pingsan."

"Saya tidak mengerti, Dok. Maksudnya bagaimana?"

"Perlu diketahui, memasuki masa kehamilan, Ibu Hamil memang akan mengalami banyak perubahan dalam tubuh. Salah satunya perubahan yang terjadi di sistem kardiovaskular atau jantung.

Tidak hanya itu, pembuluh darah pun semakin membesar, sehingga tekanan darah menurun secara bertahap untuk sementara. Hal itulah yang menyebabkan ibu hamil bisa tiba-tiba merasa pusing hingga akhirnya pingsan. Hal ini pun sebenarnya terbilang normal dan kerap terjadi selama kehamilan,"

"Ja-jadi, saat ini istri dan calon anak saya baik-baik saja, Dok?"

"Bisa dikatakan begitu. Istri Bapak hanya dehidrasi. Dalam kondisi dehidrasi berat, cairan pembuluh darah pun pada akhirnya akan berkurang dan tekanan darah menjadi rendah atau menurun. Kondisi inilah yang rentan menyebabkan Ibu hamil pingsan tiba-tiba."

"Jadi begitu, Dok? Syukurlah."

"Untuk Ibu hamil, dianjurkan minum air mineral secukupnya agar tubuh tidak dehidrasi. Bukan hanya itu, ada beberapa hal yang harus dihindari Ibu hamil. Yakni, tempat yang panas, tempat yang terlalu ramah, hingga pengap.

Ibu hamil diharuskan menkonsumsi makanan bernutrisi dan melakukan olahraga ringan yang teratur. Makan makanan yang kaya akan zat besi, itu juga penting. Hindari posisi tidur terlentang, terutama saat memasuki trimester kedua dan ketiga. Hindari juga mandi air hangat dalam waktu yang lama.

Sampai di sini Bapak paham, 'kan? Jika istri Bapak lupa, alangkah baiknya Bapak yang ingatkan. Dalam hal ini, peran suami sangat dibutuhkan."

"Terima kasih, Dok. Saya paham. Dok, apakah istri saya harus dirawat?"

"Untuk saat ini, saya rasa tidak perlu. Saya akan kasih vitamin dan Sufor untuk istri Bapak. Semoga Bapak selalu sabar, ya. Ngidamnya istri Bapak terbilang jahat, jadi harus ekstrak sabar. Lakukan berbagai cara agar ia mau makan dan minum sufor. Ini wajib ya, Pak,"

"Terima kasih, Dok."

***
Sepulang dari klinik, ku baringkan Rara di ranjang. Tidak lupa ku suguhkan segelas susu untuknya. sesuai anjuran Dokter.

"Sayang, kamu minum susunya dulu, ya? Biar kamu lebih bertenaga lagi, kasihan dedek bayinya kalau kamu gak mau makan apa-apa. Setidaknya, minum susu ini demi dedek bayi."

Rara melihatku sekilas, selanjutnya ia menganguk dan meraih susu yang tengah ku sodorkan.

Seteguk, dua teguk, ia meminumnya tanpa ada hambatan. Namun, pada tegukan ketiga Rara kembali memuntahkan susu tersebut di atas lantai.

"Pak, Rara gak bisa. Susunya gak enak, Uwweekk!!"

Bergegas ku ambil selimut yang tergeletak tidak jauh dari jangkauanku, lalu meletakkannya di depan Rara sebagai pengganti wadah.

"Kamu muntahnya di situ aja, ya."

Kasihan sekali Rara. Tengah mengandung anakku, ia mengalami banyak perubahan. Wajahnya yang cantik nan mulus itu kini pucat dan ditumbuhi jerawat. Tubuhnya lebih kurus, matanya cekung.

RARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang