29• T̶a̶e̶h̶y̶u̶n̶g̶ 𝙥𝙤𝙞𝙣𝙩 𝙤𝙛 𝙫𝙞𝙚𝙬

1.1K 133 23
                                    

Sekarang, setelah aku melihat bagaimana sosok seorang gadis yang memiliki perawakan yang sama persis dengan orang yang sudah meninggal, apa kalian tidak penasaran?

Apa kalian akan membiarkan saja dan berdiam diri, membiarkan semuanya terlewati begitu saja?

Aku akui, aku Hwang Taehyung adalah seorang pemuda yang jauh dari kata sempurna. Aku selalu ingin tahu dengan melakukan tindakan konyol yang akan menyakiti So Eun, kekasihku, nantinya. Ah tidak— dia adalah calon dari anak-anakku kelak.

Tidak akan pernah tergantikan, aku begitu mencintai gadis yang umurnya terpaut sedikit di atasku.

Jelas sekali aku melihat Hyera, gadis itu adalah masa laluku. Gadis yang pernah mengandung, seorang bayi berkelamin laki-laki. Dan itu bukanlah perbuatanku.

Aku sangat mencintai Hyera! Sangat-sangat mencintainya, tapi dulu. Sampai aku harus menutup mata saat melihat gadis itu tidur dengan Jimin. Dan sialnya pemuda itu sahabatku, dan Hyera adalah kekasihku.

Lantas apa yang harus aku lakukan?

Apa aku akan menikam kepala Jimin dan merudal mulutnya karena berani mencumbui kekasihku?

Atau akan membiarkan Hyera terlantung di saat kedua orang tuanya sangat menyukaiku, memintaku untuk terus menjangkau Hyera.

Apa kalian terkejut?

Apa kalian akan menyalahkanku sekarang?

Apa kalian akan tetap berusaha ingin memisahkan aku dengan So Eun? Meski aku begitu kalut, mengetahui bahwa dia adalah seorang gadis yang memiliki masa lalu dengan adik kesayanganku, Hwang Jungkook?

Harus berapa kali aku merasakan sakit akibat masa laluku? Hyera berselingkuh dan menanam benih yang seharusnya tidak pernah ku lakukan.

Bila kalian ingin tahu, aku memang pernah melakukan dengan Hyera, tapi hanya sekali. Saat itu aku mabuk berat, karena nengetahui rekaman sial yang sudah masuk ke dalam emailku.

Inilah alasan kenapa aku suka ingin tahu, dan suka sekali mencari tahu, karena aku pernah terbodohi. Aku kehilangan akal sehat, kalian akan merasakan bagaimana sakitnya melihat kedua orang yang begitu berarti untuk kalian. Ternyata menikammu?

Setelah kejadian itu, aku mendapat pengakuan hebat!

Bila kalian berfikir itu adalah pengakuan tentang perselingkuhan mereka, itu salah. Pengakuan yang lebih picik dari yang ku kira.

Hyera hamil dua minggu, dan sialnya aku melakukan dengan Hyera masih terhitung lima hari yang lalu.

Bagaimana mungkin Janin itu berkembang pesat? Apa spermaku sebagus itu? Atau ada yang tidak ku mengerti tentang dunia wanita?

Apa kalian akan bertanya kenapa aku tidak menyeka kerah Jimin dan memukulnya? Karena tidak akan ada Api kalau seseorang tidak berniat menyalakannya.

Lantas kenapa juga aku tidak marah pada Hyera? Karena dari awal aku masih sangat mencintai gadis itu, sampai aku mendengar kabar, bahwa dia meninggal dunia karena kecelakaan bertuntun waktu itu.

Aku akan mengatakan bahwa saat itu aku merasa buruk, aku sangat kehilangan dan depresi berat karena Hyera pergi. Padahal aku sudah beritikat baik untuk menikahinya, menelan semua rasa pahit seorang diri dan menganggap janin itu adalah darah dagingku.

Kalian akan tahu nanti, kenapa Ayah Hwang sangat marah besar pada Hyera. Beliau mendapati rekaman yang seharusnya sudah musnah. Aku tidak tahu pasti, tapi Ayah Hwang mengetahui dan memukuli rahangku dengan bertubi.

“Dasar bodoh! Apa yang kau lakukan? Mengapa kau diam saja saat mengetahui rekaman sial ini?”

“Aku mencintai Hyera.”

“Persetan dengan cinta! Dia menghianatimu Taehyung,”

“Lantas apa yang harusku lakukan?”

“Tinggalkan Hyera!”

“Aku tidak bisa, semua orang sudah mengetahui Hyera hamil dan itu karena aku. Apa kau ingin anakmu di cap sebagai lelaki pengecut yang tidak bertanggung jawab?”

“Dia bisa menyuruh Jimin teman sialmu itu. Kenapa harus kau yang bertanggung jawab atas ulahnya. Dasar tidak di untung!”

“Jimin akan menikah Ayah.”

Ayah terlihat sangat marah besar, bahkan ia menodongku dengan kata-kata paling menyakitkan. “Aku tidak sudi mengakui janin itu adalah cucuku. Camkan itu Taehyung!”

Sejak saat itu, aku sudah seperti orang bodoh yang membiarkan saja hidup sandiwara  sendirian. Aku sangat sakit setiap hari, dan merasa sangat berdosa.

Aku hanya ingin tahu, alasan seperti apa yang akan mereka berdua katakan setelah pertanyaan itu keluar dari mulutku?

Apakah mereka akan tetap diam? Menutupi sampai mati, atau mereka akan bersujud dan meminta maaf?

Ini juga salah satu alasan, kenapa lebih memilih Jimin sebagai pengintai Hyera. Mencari tahu apakah benar gadis yang sudah terkubur bisa bangkit kembali.

Sejujurnya terdengar Menggelikan, saat dia mengatakan, “Taehyung, apa yang kau lakukan jika itu memang Hyera? Atau—apa yang kau lakukan jika Hyera ternyata, tidak pernah meninggal?”

Bibirku mengulu senyum, bukan karena senang. Tapi karena—bagaimana kalau dia yang lebih bahagia atas kehadiran Hyera? Bukankah dia menginginkan kekasihku sejak dulu? Bukankah apa yang aku punya selalu dia intai tanpa aku tahu?

“Aku akan bertanya mengapa dia melakukan itu.”

Taehyung! Masalah dulu—aku tidak bermaksud melakukannya. Aku dan Hyera—tidak memiliki hubungan apapun.”

Taehyung menghelas nafas, mengetuk meja di depannya dengan pikiran kalut. Jimin masih ingat bagaimana marahnya Taehyung saat pemuda itu menjawab pertanyaan Taehyung. Bagaimana Jimin bersujud sampai bersumpah mengatas namakan pernikahan bila Jimin tidak menyukai Hyera. Nyatanya, sumpah apa yang Jimin utarakan menjadi nyata. Pemuda itu batal menikah, tepat tujuh hari peringatan meninggalnya Hyera.

“Jimin-a, aku tidak keberatan bila akhirnya kau bisa bersamanya. Aku hanya penasaran, apa yang sedang dia lakukan? Sampai seperti ini? Dan rencana kotor apa lagi yang dia berikan setelah mengatakan jika benih yang kau tanam adalah anakku!”

TAEHYUNG!”

“Tenang saja Jim. Aku tidak akan menyakitinya, sungguh! Aku hanya ingin tahu, setelah itu, aku bersumpah akan mengantarkan dia padamu.”

Hyera mencintaimu sialan!”

“Bila ‘benar, tidak akan mungkin dia bersedia di cumbui sahabatku.”

Dia kesepian, kau terlalu sibuk bekerja. Apalagi, kau akan membuka cabang perusahaan di Sydney.”

“Dan kau mengambil kesempatan itu Jim? Itu hebat!”

Tae—”

Panggilan terputus, Taehyung melempar ponselnya dengan kasar. Dia memijit pelipisnya dan bergumam sinis, “Sialan.”

Ponsel Taehyung hanya retak, suara panggilan dari So Eun bukan sengaja di abaikan. Tapi dia tidak tahu.





 𝐘𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐌𝐲 𝐏𝐚𝐬𝐭 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang