33• Sojung

1.2K 163 41
                                    

Malam itu, Sojung menulis buku dengan tangan yang ia pijakkan dalam kertas kosong. Tangisannya luruh terus menerus dengan ekspresi ketakutan. Kilatan matanya fokus pada dua pigura foto di atas meja belajarnya. Dia yang mencium lembut pipi sang Ibu dan kedua dia yang di peluk erat oleh sang Ayah.

Saat derit suara pintu utama terbuka, Sojung beberes cepat dan kembali ke tempat tidurnya. Dia harus cepat tidur, dia tak mau di tanyai ibunya yang macam-macam. Sojung sangat tahu bahwa ibunya tengah tertekan akhir-akhir ini.

Sojung masih dapat mendengar percakapan dua orang di sana. Itu adalah suara Jungkook, Ayahnya.

"Apa semuanya sudah selesai."

"Iya Jung, sudah."

"Kau tidak akan ke rumah sakit lagi, kan?"

Sojung tak mendengar suara apapun sampai suara pintu kembali tertutup. Dan sudah sepuluh menit berlalu Sojung tak bisa mendengar apapun lagi selain suara shower dari kamar Ibunya. Tumben sekali, biasanya sang Ibu akan pergi ke kamarnya dulu untuk mengucapkan selamat malam.

Sojung keluar kamar, pintu kamar ibunya masih terbuka. Ia mengendap masuk saat tahu bahwa Ibunya tengah duduk bersimpuh dengan suara tangis lirih di dalam sana.

Masih mengenakan pakaian lengkap. Sojung diam, suara disana begitu mengiris hatinya.

"Oemma-" Suara serak Sojung berusaha memanggil, tapi nihil. Sojung bahkan tak sanggup harus bertatap muka kalaupun Ibunya keluar dan bertanya ada apa.

Kepala Sojung seketika pusing, ia memukuli perlahan sembari menenangkan hatinya bahwa ia tidak apa-apa. Saat ia ingin berbalik pergi, Sojung menangkap suara getir yang begitu memilukan hati Sojung, "Maafkan aku Taehyung."

Air matanya menetes, ia berlari kilat untuk sampai di kamarnya lagi. Ia terduduk dengan takut, kepalanya kembali terasa seperti tertimpa beton. Sekali lagi, Sojung mengigiti lengannya, ia merasa sangat benci dengan keadaan. Ia pengecut dan tak bisa memberi solusi yang baik. Tapi di sisi lain juga dirinya tidak mau terus-terusan berusaha bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi.



**



Mata Taehyung melihat ke depan dalam diam bayangan So Eun saat tersenyum dan menolaknya secara lembut begitu menyakitkan. Taehyung tahu dia salah, dia berbohong banyak hal. Tapi ia memiliki alasan.

"Oppa-makan dulu!"

"Aku kan sudah memintamu untuk tidak kemari."

"Aku tidak bisa."

Taehyung menghela nafas, ia mengambil kotak kecil berwarna biru navy itu kepada Hyera. Meminta tolong pada Ibunya kemarin, untuk mengambil dari rumah dan ia bawa kemari. Taehyung sudah tidak mau melihat Hyera, terlebih karena gadis itu kesalah-pahaman menjadikannya sampai seperti ini.

"Apa ini?"

Taehyung diam, tak menghiraukan Hyera.

"Kau mela-" Sebelum Hyera salah paham Taehyung sudah membalas, "Itu milikmu, dari Ibumu. Aku sudah tidak ingin menyimpannya, terlebih aku juga tidak bisa menikah denganmu."

Hyera tampak terkejut, "Oppa!"

"Aku bersyukur, pasca kecelakaan yang menimpamu. Tuhan masih menyayangiku untuk membuka mata, dan-tidak lagi berkumpul dengan orang sepertimu."

Hyera mematung, seperti sebuah kaset, ia teringat saat jimin mengatakan, Taehyung sudah mengetahui segalanya. Pergilah Hyera! Keberadaanmu sudah tidak di harapkan. Aku bisa datang padaku, aku akan membuka tangan dengan lebar.

 𝐘𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐌𝐲 𝐏𝐚𝐬𝐭 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang