25• Hancur

1.4K 150 31
                                    

Malam ini cukup jadi pengingat paling bersejarah, di sertai guyuran hujan yang begitu deras. So Eun jatuh bersimpuh tanpa mau di beri payung untuk menahan agar hujan tak membasahi tubuhnya. Nyatanya Sso semakin menampis dengan guncangan perlahan dari iris paling menyedihkan yang Sehun lihat.

"Ayo kita pulang!"

Gadis itu hanya bisa menangis tanpa sanggup menjawab. Sehun berjongkok, melihati So Eun dengan sedih lalu mengusap pipi gadis itu dengan sangat lembut. "Hei ayo pulang! Ibumu mungkin sedang menunggumu disana,"

Seperti di tusuk, perkataan Sehun kembali membuat dadanya terguncang. Bagaimana kalau itu benar adanya? Dan bagaimana kalau kehadiran So Eun hanya akan sebagai salam perpisahan. Memikirkan itu membuat So Eun menangis kencang, ia tidak perduli sedang dimana ia sekarang.

Sehun merangkul erat badan mungil So Eun yang basah, wajahnya begitu lelah. "Aku ada disini, aku di sampingmu. Aku tidak akan meninggalkanmu."

So Eun diam, ia tidak bisa menjawab apapun selain mengatur nafasnya yang memburu. Bila saat ini yang bicara seperti itu adalah Taehyung, mungkin dia akan sangat senang, kembali merangkul Taehyung dan mengatakan banyak terimakasih karena tidak pernah berfikir akan meninggalkannya.

Tapi—kini semuanya berbeda. Sekalipun Taehyung yang akan datang dan mengatakan seperti Sehun, hati So Eun sudah terlalu sakit seperti bagaimana ia menyaksikan sebuah sceme drama yang begitu memuakkan.

Dan sialnya bila posisi So Eun sebagai pemeran pembantu yang melihat pemeran utama kembali bersatu dengan bahagia. Lebih dari rasa sesak, So Eun kembali mengambil pasokan oksigen sebanyak mungkin.

Sehun membantu So Eun untuk berdiri dengan kedua tangan di pundak gadis itu, dari belakang suara nyaring Taehyung memanggil nama mantan kekasihnya dengan pedih. Bahkan ia tengah mengatur nafas setelah berlari dari dalam gedung. "Sso, dengarkan aku! Ibumu di rumah sakit, kita harus kesana."

Tanpa menoleh gadis itu menjawab dengan sangat tenang, "Tidak usah khawatir Hwang Taehyung. Kehadiranmu bukan jadi yang paling diinginkan, Toh—kita juga sudah berakhir."

Seperti di hujami pisau, hati Taehyung sangat sakit. Bahkan ia juga ikut menangis di tengah guyuran hujan di tubuhnya. Taehyung tidak tahu bahwa apa yang ia lakukan selama ini akan menjadi sebuah bomerang untuk dirinya sendiri, untuk kisah cintanya terutama. "Aku tidak mengatakan 'Iya dalam semua kalimatmu Sso!"

"Aku juga tidak menanyakan sebuah persetujuan. Kau bisa melakukan semaumu, aku juga bisa melakukan semauku Hwang Taeyung! Apa kau lupa? Aku akan meninggalkan apa yang membuatku sakit, meski itu hanrus berperang dengan diriku sendiri." Itu kalimat terkahir So Eun sebelum ia pergi.

Taehyung menggelengkan kepala, peluhnya berjatuhan, bahkan ia berteriak dengan pilu. "KIM SO EUN."

Di belakang sana sosok Hyera melihati dengan sendu, ia ikut menangis dengan jari yang ia gigiti secara bergantian. Dulu sekali, Hyera yang berada di posisi itu. Dimana ia begitu di cintai dan di inginkan. Kenyataan posisinya sudah tergantikan, Hyera tersenyum getir, sebelum ia mendekat dan menuntun Taehyung untuk kembali. "Ayo, jangan buat badanmu basah. Kau bisa sakit,"

"Lepaskan aku!"

"Oppa!"

"Hyera, aku mohon."

"Aku tidak akan membiarkanmu sendiri."

"Semua sudah jelas seperti katamu bukan, sekarang kau bisa pergi."

"Oppa aku mengenalmu, jangan buat keputusan di saat kau sedang kalut."

"Aku akan pulang ke Seoul."

 𝐘𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐌𝐲 𝐏𝐚𝐬𝐭 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang